thirtyseven

281 44 4
                                    

Jihoon berdo'a sepanjang perjalanannya, berharap pada semuanya, pada waktu, pada suasananya. Ia berharap alin baik-baik saja, ia juga berharap tidak bertemu guanlin atau lelaki itu. Bagaimanapun, jihoon telah jatuh sangat dalam pada lelaki yang sudah menjadi suaminya hampir setengah tahun itu

Jisung menggenggam tangan sang kakak, memberikan kenyamanan padanya

"Semoga kita tidak bertemu lagi, agar aku bisa segera memulihkan keadaanku dan kamu tidak ikut memporak-porandakan hatiku"

Mereka sampai, lalu keluar dari taksi setelah mereka membayarnya. Jihoon berdiri di depan rumah sakit, menyiapkan segala keyakinan dan keberaniannya untuk menghadapi apapun yang terjadi di dalam sana

Jisung setia menggenggam tangan sang kakak, lalu berjalan masuk menuju rumah sakit. Jihoon tak pernah menyangka bahwa ada yang paling mendebarkan selain berjalan di altar

Mereka memasuki lift dengan hati yanh gugup, bahkan tidak sempat memasakkan makanan kesukaan alin bahkan membeli susu atau buah saja mereka tidak kepikiran

Mereka sampai di lantai dimana alin dirawat, berjalan di koridor penuh dengan wangi antiseptik. Lalu berhenti tepat di depan ruangan tersebut, lalu membuka pintu bersamaan dengan seseorang yang tidak terduga

Itu guanlin. Ia lai guanlin-- suami ah mantan suaminya. Mereka saling bertatapan sebentar, lalu jihoon segera memindahkan tangannya. Tangan guanlin masih hangat, walaupun kelakuan dan kepribadiannya dingin, ia adalah seseorang yang hangat entah genggaman tangan atau pelukannya

.
..
...
..
.

"Guan, kamu dimana? Mama ga berharap banyak sama kamu tapi keadaan alin genting sekarang. Kamu bisa ke rumah sakit?" Nyonya lai terdengar sangat khawatir di seberang sana

Guanlin tak berpikir lama, ia meninggalkan seonho yang tengah bersiap-siap melepas bajunya untuk kegiatan panas mereka. Membuat seonho tak sempat mencegatnya. Guanlin boleh saja marah dan kecewa pada orang tuanya, namun anaknya tetap nomor satu

Sepanjang perjalanan ia terus berdo'a agar anak semata wayangnya baik-baik saja dan entah mengapa jihoon sempat terlintas dipikirannya. Tentang apa saja yang sudah ia lewati berdama wanita itu, namun guanlin segera sadar dan kembali fokus pada jalanan

Ia sampai, segera memarkirkan mobilnya di tempat parkir dan berjalan sambil sedikit berlari menuju area gedung rumah sakit. Ia sampai di depan lift namun entah kenapa lift sangat penuh dan ia tak bisa menunggu lebih lama, ia akhirnya berlari menuju tangga darurat sambil terus berdo'a pada Tuhan apapun itu, biarkan alin tetap sehat. Ini semua salahnya, biarkan dia yang menanggungnya jangan alin atau siapapun itu

Ia akhirnya sampai di lantai tersebut, lalu berlari dan sampai di depan kamar tersebut dan segera membuka pintu. Namun, ada tangan lain yang mencoba membuka pintu tersebut-- itu adalah jihoon

Tbc...



Vomment here
👇

GS | Being Perfect Wife ( Panwink )Where stories live. Discover now