eight

284 43 0
                                    

Guanlin kembali ke ruangannya, berharap sang istri masih berada disana. Bukan karena ia merasa kasian, tapi karena ia takut wanita tidak tahu diri itu akan melapor pada orang tuanya dan berakhirlah guanlin yang ketahuan sekarang seorang gay. Bagaimana jika anak kesayangannya itu tahu?

Guanlin berjalan dengan cepat, membuka pintu tak ada siapa-siapa disana. Hanya ada sesuatu yang terbungkus diatas meja, makanan yang jihoon bawa. Guanlin merasa bodoh sekali sekarang, ia benar-benar tak habis pikir dengan dirinya sendiri

"Loh, jihoon mana?" Suara berat tuan lai membuyarkan lamunan guanlin

Untung saja papanya itu tadi ada pertemuan dengan client kalau tidak ia bisa kepergok sang ayah sedang bercinta dengan asisten pribadinya dihadapan sang istri

"A-anu pa katanya ga enak badan jadi pulang"

"Kok kamu ga nganterin istri kamu?"

"Guan sudah mau nganter tadi tapi katanya takut ngerepotin, lagian ini guanlin mau ada rapat bentar baru balik ke rumah"

"Yaudah, ayo makan dulu ini mama sama jihoon sudah masakin buat kita"

Lalu keduanya makan dalam diam di dalam ruangan itu, dengan guanlin yang gelisah setengah mati

Setelah acara makan siang tadi, tuan lai kembali ke ruangannya, menyisakan guanlin yang sedari tadi sibuk menelpon jihoon yang bahkan perempuan itu tak pedulikan. Maksudnya dia tak mengangkat telpon guanlin, biasanya jika guanlin mengirim pesan 0, sepersekian detik akan langsung dibalas olehnya walau pesan yang guanlin kirim berisi cemoohan dan caci maki

Guanlin mengambil kunci mobilnya, bergegas pulang ke rumah walau rapat akan segera berlangsung

"Gantikan saya untuk rapat, ada urusan mendadak"

"Ketauan istri pak bos?" Lelaki itu menaik turunkan alisnya

"Diam kamu"

"Haruskah saya ke rumah bos dan bilang kalau saya selingkuhan bos?"

"Seonho kamu diam, atau saya pecat?" Lalu selanjutnya guanlin pergi begitu saja dari sana

Sepanjang perjalanan ia terus menelpon jihoon, entah apa yang perempuan itu lakukan hingga tak mengangkat telpon darinya. Berani sekali dia

Pukul 15.56 guanlin tiba di kediaman besarnya, ia lalu masuk ke mansion besar itu dan bergegas mencari jihoon

"Loh, jihoon mana sayang?" Adalah pertanyaan sang mama ketika pertama kali melihat guanlin. Mampus saja apa yang harus guanlin katakan sekarang

Berpikir sebentar guanlin mendapatkan ide, "a anu ma, jihoon lagi ketemu sama temannya di kafe tadi aku yang nganter kok. Ini aku mau mandi baru balik ke sana" ucapnya

Nyonya lai sedikit kebingungan, tapi langsung mengangguk dan melanjutkan acara masaknya

Guanlin naik ke atas kamar, kemana wanita tidak tau diri itu pergi. Berani sekali dia membuat masalah dan merepotkan guanlin seperti ini

"Dad, bunda mana?" Alin keluar dari kamarnya sambil mengucek matanya. Anak ganteng ini baru bangun tidur

"Bunda lagi keluar, kenapa hm?" Guanlin menghampiri anak remaja kesayangannya itu

"Ga, aku laper pengen makan nasi goreng bunda"

"Kamu makan nasi goreng terus ga sehat loh, nanti sakit"

"Ihhh aku mau telpon bunda dulu suruh pulang mau makan nasi goreng bunda titik" lalu anak remaja manja itu membanting pintu kamarnya membuat guanlin semakin gelisah saja

"Kemana kamu ji? Merepotkan saja"


Tbc...

GS | Being Perfect Wife ( Panwink )Where stories live. Discover now