fourtytwo

286 41 10
                                    

"Abis ini langsung balik bun? Gamau makan dulu gitu?" Alin membuka pintu klinik tempat ia, bunda dan om jisung memeriksa kandungan bunda

"Ya--"

"Lin!" Seseorang memotong ucapan jihoon lalu berlari kecil menuju ke tempat mereka berdiri, wajah mereka bertiga terkejut

"Mau apa lagi si dad?" Ia. Itu daddy yang entah dari mana datangnya, tiba-tiba saja sudah menunggu mereka di perkiran depan klinik

"Bisa ikut daddy sebentar? Daddy mau ngomong sama alin ya?" Wajah guanlin seperti terlihat canggung entah karena apa, lelaki itu terlihat seperti orang kurang waras dengan pipi sangat tirus dan pakaian yang tidak seperti biasa ia kenakan. Ia tampak seperti preman yang biasa ada di pasar

"Apalagi sih dad? Alin udah bahagia disini, udah kita jalanin hidup masing-masing aja ya?" Wajah guanlin seakan memohon meminta waktu barang semenit saja kepada sang anak, namun alin sudah terlanjur sakit ia sudah tak mau terlibat lagi urusan apapun itu dengan daddy atau mommy

"Udah lin, ikut aja dulu siapa tau penting. Kasian daddy kamu udah jauh-jauh kesini" jihoon membuka suara, membuat alin sedikit tercengang

"Tapi bun--" jihoon tersenyum kepada sang anak lalu memegang pundaknya sambil mengangguk

"Ikut dulu, udah sana"

"Alin mau pergi kalo bunda sama om juga ikut!"

.
..
...
..
.

"Daddy benar-benar minta maaf lin, daddy menyesal sekali. Maukan alin pulang dan tinggal lagi sama daddy?" Alin tersenyum miris, pantas saja sang daddy yang biasanya terlihat sangat modis dan wangi sekarang bahkan tidak peduli pada penampilannya

"Kenapa? Daddy udah ditinggal sama laki-laki itu? Sekarang daddy baru nyeselnya?"

"Alin!" Jihoon sedikit membentak alin, membuat anak itu kaget "kamu ga boleh ngomong gitu sayang" jihoon menggenggam tangan alin

"Tapi bunda liat sendiri kan? Lelaki ini dengan tidak tau malunya datang memohon seakan yang dia lakukan itu hal sepele" alin sudah menangis sekarang. Terserah orang yang ada di kafe memperhatikan dirinya, ia terlalu sakit. Guanlin sama menyesalnya, ia menangis sejadi mungkin. Andai waktu bisa ia putar kembali

"Lin, kamu tinggal sama daddy ya? Balik ke rumah kita" alin sudah muak, ia bangun dari sana dan menarik pelan sang bunda. Lebih baik ia pergi daripada harus mengeluarkan kata-kata kasar yang nanti akan ia sesali

Ia berhenti saat guanlin ikut berdiri "dan satu lagi dad, berhenti kirim uang tiap bulan ke alin. Alin ga butuh uang dari daddy, alin udah punya pekerjaan sendiri kalau daddy udah ngerti kita pamit dulu dan tolong bilang ke mommy hal yang sama yang aku bilang ke daddy. Permisi Taun Lai Guanlin!" Lalu ketiganya pergi dari sana, meninggalkan guanlin yang hanya bisa berdiri dengan penuh penyesalan dalam benaknya. Namun ia tersenyum seketika seperti orang gila

"Liat dan tunggu saja jihoon, kamu mungkin masih bisa tersenyum sekarang karna alin di pihak kamu. Aku akan dapatin alin balik!"

Tbc...

Watsappppppppp
Cek tetangga sebelahhh

https://my.w.tt/iUQKdmnFj4

Vomment juseyoooooo

GS | Being Perfect Wife ( Panwink )Where stories live. Discover now