°°°°°
Mereka semua akhirnya berpisah dan pergi mencari panitia untuk dimintai tanda tangan.
"Gimana kalau kakak yang disana aja?" tanya Refan pada Vanya.
"Hmm." jawab Vanya sambil menganggukan kepalanya.
Vanya berjalan mengikuti langkah Refan menuju kakak panitia yang berada di dekat ruang osis.
"Permisi kak, kami mau minta tanda tangan boleh?" kata Vanya pelan.
"Udah dapat berapa?" tanya kakak itu.
"Belum ada kak." jawab Refan
"Anggota kelompok yang lain kemana?" tanya Kakak itu lagi.
"Kami mencar kak, biar cepet dapat tanda tangannya." jawab Refan lagi.
"Oh yaudah, siniin bukunya."
Setelah kakak senior yang baru diketahui bernama Rara itu menandatangani bukunya, Vanya dan Refan kembali mencari tanda tangan lagi, tinggal cari satu tanda tangan lagi dan mereka akan kembali berkumpul di bawah pohon sesuai arahan Putri.
"Van, lo minta tanda tangannya sendiri aja ya, gue ke toilet dulu." kata Refan yang langsung berlalu pergi tanpa mendengar jawaban Vanya.
Vanya memandangi sekitarnya, ramai sekali disini, beberapa senior juga tengah di kerumuni untuk dimintai tanda tangan.
'Apa kesana aja yah?' Batin Vanya ketika melihat salah seorang senior yang sedang membereskan perlengkapan Kebersihan.
"M-mm misi kak." kata Vanya pelan.
"Eh ada apa ya?" tanyanya Bingung.
"Itu-aku, boleh tidak minta tangan tangannya?" tanya Vanya akhirnya.
"Oh boleh kok, tapi ada syaratnya!" kata senior cewek yang bernama Sindi.
"Syarat apa kak?"
"Mudah aja kok, lo hanya perlu kasih ini sama Ketua OSIS." kata Sindi sambil memberikan sebuah kotak yang entah apa isinya pada Vanya.
"Dan kalau udah, lo kembali kesini terus gue tanda tangan buku lo." lanjut Sindi.
"Oke kak"
°°°°°
Vanya menghela nafas pelan ketika melihat banyak sekali siswa baru yang mengantri untuk diberi tanda tangan oleh Ketua OSIS.
Beberapa menit menunggu akhirnya Vanya memberanikan diri untuk langsung memberikan kotaknya, dan setelah itu dia bisa langsung berkumpul bersama anggota kelompoknya.
Disisi lain, Ryan tengah di pusingkan dengan kehadiran siswi baru yang berkerumun meminta tanda tangannya. Entah bagaimana nasibnya kali ini.
"Kak Ryan!"
Ryan menoleh ketika mendengar seseorang menyerukan namanya.
"Ini kak, aku disuruh kasih ini sama kakak." kata Vanya yang langsung berlalu pergi ketika Ryan sudah memegang kotaknya.
Ryan memandangi kotak ditangannya dengan pandangan bingung, dan memilih menyimpannya di sakunya.
Vanya tersenyum senang dibalik maskernya ketika dia sudah selesai menjalankan tugasnya, dan sekarang hanya perlu minta tanda tangan saja.
"Ini kak." kata Vanya sambil menyodorkan bukunya pada sindi.
°°°°°
"Akhirnya lo balik juga Van, jadi sekarang udah terkumpul semua kan tanda tangannya?" kata Putri.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Wife's Secret (COMPLETED)
Teen Fiction[PART MASIH LENGKAP] "Buka masker lo!" "Nggak" "Yaudah, lo tinggal diluar aja" "Nggak akan" Vanya veranya, seorang cewek yang di juluki gadis misterius disekolahnya karena Selalu mengenakan masker serta jaket bahkan ketika jam pelajaran. Ryan Keanno...