55 || No Problem

121K 8.5K 805
                                    

-----

Selama perjalanan pulang, Vanya hanya diam memandangi gedung-gedung yang mereka lewati hingga sampai di apartemen.

"Nih." Vanya Refleks menangkap benda yang di lemparkan Ryan padanya, rupanya sebuah gantungan kunci berbentuk bola, tak hanya satu, namun ada lima bola dengan corak hitam putih yang memiliki ukuran dan bentuk yang sama.

Vanya tersenyum memandangi gantungan kunci itu, aneh sekali Ryan memberikannya barang seperti ini.

"Dasar aneh." Gumam Vanya berjalan masuk kedalam kamar.

Vanya merebahkan dirinya sejenak. Kembali teringat percakapannya bersama Rayya saat di Cafe tadi. Iya, Vanya sempat berbicara dengan Rayya saat Ryan pergi ke toilet.

"Gue ke belakang dulu." Izin Ryan dengan isyarat tangan menunjuk kearah toilet.

Vanya mengangguk, mengedarkan pandangannya hingga tak sengaja kembali melihat kehadiran Rayya.

"Kak Rayya." Panggil Vanya antusias.

Rayya mengernyit bingung, tampak tidak asing dengan seseorang yang sudah memanggilnya, hingga saat dia mendekat barulah Rayya mengenalinya.

"Vanya?" Tebak Rayya dengan senyumannya.

Vanya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, kemudian mempersilahkan Rayya untuk duduk di tempat yang sebelumnya di tinggalkan Ryan. Ah Vanya hampir lupa, sebentar lagi pasti Ryan datang.

"Lo kesini sama siapa?" Tanya Rayya membuka pembicaraan diantara mereka.

"Aku... Aku datang sendiri." Jawab Vanya ragu.

"Nggak perlu bohong lagi, gue udah tahu kok soal Lo dan Ryan." Ujar Rayya santai.

"Ryan ya?" Tebak Vanya tepat sasaran.

Rayya sudah mengetahui perihal Vanya sejak kemah waktu itu, dimana Rayya mendengar dengan jelas perkataan mama kandung Vanya.

"Gue duluan ya, senang ketemu Lo disini." Ucap Rayya beranjak pergi, tak lupa melambaikan pelan tangannya pada Vanya.

Drrttt

Drrtt

Suara getaran Hp nya membuat Vanya tersadar dari lamunannya. Mengecek notifikasi yang masuk. Rupanya, Dara mengirimkannya pesan.

Dara.a
Vanya..
Gue boleh nggak belajar bareng lo?, bareng Kinan juga..!

Vanya mengetukan hp nya pelan pada dagunya, berpikir untuk menjawab permintaan Dara. Apa ini salah satu cara Dara buat Vanya bantuin dia dekat sama Ryan?. Batin Vanya.

Boleh , nanti sore ya, belajar dimana?
Send

Setelah pesannya terkirim, Vanya jadi bingung dengan dirinya sendiri, seperti akan ada sesuatu yang membuatnya ...ah sudahlah lupakan.

Drrtt
Yeay, gimana kalau di rumah Lo aja?

Dirumah?, Vanya diam, kembali memikirkan jawaban yang pas, tidak mungkin Vanya mengajak mereka berdua kerumah Leya, tidak. Rumah Ryan? Tapi kan nggak enak sama kedua orang tua Ryan.

Setelah beberapa saat kemudian,

Drrttt
Oke, dirumah Lo, sore nanti gue kesana bareng Kinan ;).

Vanya membaca pesan Dara berulang kali, padahal Vanya sama sekali belum menyetujuinya, tapi yasudahlah. Vanya mengetik alamat apartement Ryan, itu lebih baik. Setelah memastikan pesannya telah terkirim, Vanya bangkit dari posisinya dan mengemasi beberapa barang-barangnya yang cukup berhamburan.

My Wife's Secret (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang