09 || Peduli

208K 12.8K 797
                                    


Vote dulu yah sebelum baca :)
-----

Acara resepsi pernikahan berlangsung hingga larut malam, sedari tadi Vanya mencoba menahan kantuknya karena masih beberapa menit lagi acara berakhir.

"Masih lama ya?" tanya Vanya pada Ryan disampingnya.

"Gue juga nggak tahu." jawab Ryan sembari melihat jam di pergelangan tangannya.

Hening

Vanya menatap orang-orang yang kini bersiap untuk pulang, akhirnya selesai juga. Batinnya senang.

Vanya memandang ke segala arah untuk mencari keberadaan ayahnya. Sejak dia memasuki gedung ini dia tidak pernah melihat ayahnya.

"Lo lagi nyari orang ya?" tanya Ryan ketika melihat Vanya.

"Iya, kamu lihat ayahku nggak?" tanya Vanya pada Ryan, mungkin saja Ryan tahu dimana Ayahnya.

"Tadi siang sih lihat, tapi nggak tahu kalau sekarang." jawab Ryan.

"Yaah"

"Lo ada perlu apa nyari ayah lo?" tanya Ryan penasaran.

"Anu--itu aku--"

"Vanya, acaranya udah selesai sayang, yuk kita pulang, ajak Ryan juga." kata Tya yang entah datang dari mana.

"Oh iya mah, hmm Ryan, kamu ikut kan?" tanya Vanya kikuk.

"Gue mau tanya Bunda dulu." kata Ryan dan ingin beranjak pergi namun langkahnya terhenti ketika mendengar sesuatu yang dilempar secara kasar.

"Ini barang-barang kamu!!" kata Fero, ayah Vanya yang langsung melempar barang-barang Vanya tepat disampingnya.

"Sebaiknya kamu jangan datang kerumah saya lagi!! , Tinggal saja kamu bersama suamimu!!!" kata Ayahnya lagi yang kemudian berlalu pergi.

Vanya menatap kepergian ayahnya dengan sedih. Setidak penting itukah dirinya bagi ayahnya?

"Vanya, kamu yang sabar yah sayang." kata Tya yang langsung mendekap Vanya.

Ryan yang masih belum beranjak dari tempatnya itu menjadi tidak enak Setelah mendengar semua yang dikatakan ayah Vanya.

"Ryan, kamu tolong jaga Vanya baik-baik ya." kata Tya pada Ryan yang dijawab anggukan singkat olehnya.

"Akan saya usahakan mah." tambah Ryan.

Vanya mengambil kopernya beserta tas sekolahnya yang berada di lantai. Dengan langkah pelan Vanya berjalan keluar dari gedung.

"Lo mau kemana?" tanya Ryan ketika berhasil menyusul Vanya setelah sebelumnya berpamitan pada Tya, mama Vanya.

"Aku mau kerumah teman." jawab Vanya dengan tetap melanjutkan langkahnya.

Mendengar hal itu, sontak saja Ryan langsung mencekal lengan Vanya agar berhenti berjalan.

"Lo lupa kalau kita udah nikah?!" tanya Ryan dengan sabar.

"Aku nggak mau ngerepotin kamu dan keluarga kamu." kata Vanya.

"Lo ngomong apaan sih!, lo itu udah jadi tanggungjawab gue sekarang!" kata Ryan yang tengah menahan amarah.

Vanya diam, tak ingin membuat Ryan lebih marah lagi.

"Sebaiknya lo ikut gue sekarang." kata Ryan sembari menarik Vanya dan membantu Vanya membawa barang-barangnya.

"Kemana?" tanya Vanya bingung.

"Hongkong." jawab Ryan acuh.

"Nggak, aku nggak mau ikut ke Hongkong." kata Vanya berusaha melepaskan genggaman tangannya.

My Wife's Secret (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang