60 || End

219K 10K 1.8K
                                    


"Akan ada waktu untuk memulai semuanya dengan baik"

-

----

Sudah tiga hari ujian berlangsung, dan hari ini adalah hari terakhir di laksanakan nya ujian, dan pelajaran yang akan di ujiankan terakhir adalah seni budaya dan Pendidikan jasmani. Dua mata pelajaran yang tidak terlalu Vanya sukai.

Beberapa hari lalu, saat menceritakan semuanya pada Kinan, Vanya lupa jika ada satu orang lagi yang tahu rahasianya, tentu saja, siapa lagi kalau bukan Rena. Biarlah, lagipula Kinan juga tidak ingin tahu perihal mereka.

"Besok udah mulai libur ya?" tanya Kinan dengan raut sedih, sepertinya Kinan sangat suka bersekolah. Pikir Vanya.

"Belum tahu, tunggu info dari guru dulu." jawab Vanya sembari membaca kembali materi seni budaya yang sempat terlupa olehnya.

"Banyak yang bilang sih kalau besok itu udah libur, kalau libur nanti gue bakal sering main ke apartemen lo ya." pinta Kinan memelas.

Vanya menggeleng, dia merasa belum sedekat itu dengan Kinan hingga Kinan harus selalu mengunjunginya, Vanya masih belum terbiasa dengan itu.

"Pok--"

Belum sempat Kinan melanjutkan ucapannya, ternyata pak Bejo sudah masuk kedalam kelas mereka, seperti sebelumnya, ujian berlangsung selama dua jam.

-----

Tidak ada yang spesial yang dilakukan Vanya di hari libur. Ujian telah selesai, dan beberapa minggu kedepan, Vanya akan memulai tahun ajaran baru, kini Vanya sudah resmi menjadi murid kelas XI, sedangkan Ryan sudah naik kelas XII, dan jangan lupakan nilai Ryan yang menjadi juara umum tahun ini di SMA Harapan. Ngomong-ngomong soal Ryan, Vanya belum melihatnya sejak pagi tadi, sekarang sudah hampir pukul 11 siang.

Merasakan lapar, Vanya beranjak dari duduknya dan berjalan menuju dapur, sepertinya dia akan memasak lagi hari ini. Berhubung bahan-bahan makanan yang tersedia masih banyak.

Tak perlu waktu lama untuk Vanya selesai memasak semua masakannya, hanya masakan sederhana yang biasa dibuatnya. Tanpa menunda lagi, Vanya segera menikmati makanannya.

"Bagi dong!" Vanya menoleh, rupanya Ryan baru saja datang.

"Kamu dari mana saja?" selidik Vanya memperhatikan penampilan Ryan yang tampak berbeda. Lebih rapi dari biasanya.

"Dari rumah Deril." jawab Ryan namun tangannya kini mulai menggapai sendok makan Vanya.

Vanya mengernyit bingung, masih belum menyadari apa yang dilakukan Ryan, pikirannya masih tertuju pada Ryan yang berkunjung kerumah Deril pagi-pagi, padahal biasanya sore hari.

"Tumben" ucap Vanya berniat melanjutkan memakan makanannya. Namun menyadari sendok ditangannya telah hilang, Vanya langsung menatap pada Ryan yang rupanya tengah asyik menghabiskan makanan Vanya. Bagus sekali

"Rencananya kita semua akan pergi liburan." ucap Ryan disela-sela makannya.

"Kita?" tanya Vanya tidak paham, kita siapa yang di maksud Ryan?

"Iya, aku, kamu, dan keluarga kita." jawab Ryan santai.

Keluarga?

"Tapi kan--"

Belum sempat Vanya melanjutkan ucapannya, Ryan lebih dulu menyela. "Ah maksud aku, mama, papa, sama kak Reno." ulang Ryan seolah mengerti apa yang akan diucapkan Vanya tadi.

"Kak Reno ikut juga?, liburan kemana?" tanya Vanya mulai antusias. Bukan maksud Vanya tidak suka jika keluarganya ikut, hanya saja Vanya tidak ingin lagi ikut campur dengan hal-hal yang melibatkan keluarga Leya, walaupun kedua orangtua Leya merupakan kedua orangtuanya juga.
Vanya sadar akan posisinya.

My Wife's Secret (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang