Hanya perlu sebuah kepercayaan diri untuk berani melangkah maju
Tidak ada yang spesial, maaf jika mengecewakan----
Tahun ajaran baru telah di mulai. Vanya menghela nafas pelan sebelum akhirnya memasuki gerbang sekolahnya yang sudah terbuka sejak sejam yang lalu.
"Eh neng Vanya?" Suara pak Dadang membuat beberapa siswa-siswi yang baru saja datang menoleh pada Vanya.
Dengan kikuk Vanya menjawab, "pagi pak Dadang."
Beberapa siswa-siswi masih memperhatikannya. Bahkan mereka saling berbisik satu sama lain.
"Beneran Vanya?"
"Persis ya kayak di foto waktu itu."
"Vanya aslinya cantik ya."
Ucapan-ucapan itu terdengar di telinga Vanya sepanjang dirinya berjalan di koridor.
XI IPA 4
Kelas baru Vanya. Tahun ini Vanya tidak berada di kelas yang sama dengan teman-teman sekelasnya saat kelas X, beberapa dari mereka memilih masuk IPS. Vanya bersyukur karena bisa sekelas dengan Rena, iya Renata Putri.
"Nanti pulangnya tungguin aku ya, sebentar masih ada jam pelajaran tambahan untuk anak kelas XII."
Ah Vanya hampir saja melupakan keberadaan Ryan yang berjalan tepat disampingnya. "Iya, aku masuk kelas dulu ya." ucap Vanya melambaikan tangannya pada Ryan. Rahasia pernikahan mereka masih aman. Sejauh ini belum ada yang menyebarkannya.
Setelah Vanya memasuki kelasnya, Ryan pun kembali melanjutkan langkahnya menuju kelas XII. Sekolah terasa ramai dengan kedatangan siswa baru di SMA Harapan.
"Pagi kak."
"Pagi kak Ryan."
Ryan hanya mengangguk, membalas sapaan yang ditujukan untuknya. Status Ryan sebagai ketua OSIS SMA Harapan, sudah selesai sebelum libur. Dan sekarang SMA Harapan sudah punya ketua OSIS yang baru.
-----
"Gue nggak percaya lo beneran udah sembuh." Rena terus saja menatap Vanya yang duduk tepat disampingnya. Masih tidak menyangka kalau Vanya sudah tidak mengenakan maskernya lagi.
"Udah deh Ren." tegur Vanya agar tidak membahas hal itu terus menerus.
"Btw keadaan Leya gimana?" tanya Rena teringat Leya yang waktu itu sempat di ceritakan Vanya padanya saat pulang dari berlibur.
"Leya baik-baik aja, hanya saja dia belum mau maafin aku." jawab Vanya.
"Tenang aja Van, suatu saat nanti pasti Leya mau maafin lo." ujar Rena menenangkan.
"Gue nggak nyangka akhirnya kita sekelas juga." lanjut Rena lagi.
Vanya tersenyum, berpikir hal yang sama dengan yang di katakan Rena.
"Kita lihat siswa baru MOS yuk!" aja Rena yang langsung menarik lengan Vanya agar ikut dengannya.
Dari balkon lantai dua, Vanya, Rena dan beberapa murid lain tampak antusias memperhatikan bagaimana siswa baru SMA Harapan menjalani MOS, tahun lalu mereka yang ada di posisi itu.
Dan begitulah Vanya melewati hari-harinya disekolah hingga lulus.
^^^^^^^
*Beberapa tahun kemudian*
Hari ini adalah hari dimana Vanya dan Ryan pindah tempat tinggal. Rencananya mereka akan kembali ke rumah orangtua Ryan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Wife's Secret (COMPLETED)
أدب المراهقين[PART MASIH LENGKAP] "Buka masker lo!" "Nggak" "Yaudah, lo tinggal diluar aja" "Nggak akan" Vanya veranya, seorang cewek yang di juluki gadis misterius disekolahnya karena Selalu mengenakan masker serta jaket bahkan ketika jam pelajaran. Ryan Keanno...