_Bukankah itu hal yang pasti terjadi?_
_vanya-vr_-----
"Kamu lapar juga?" tanya Vanya yang kini sedang menahan tawa melihat Ryan dengan mata sayu yang pasti terlihat ingin tidur.
"Hm" jawab Ryan yang kemudian menempelkan kepalanya di meja makan.
"Yaudah, kamu jangan sampai ketiduran sebelum mie-nya masak ya." kata Vanya yang kemudian menyalakan kompor.
"Hm"
Beberapa saat kemudian, Vanya meletakkan dua mangkuk mie di atas meja, dan benar dugaan Vanya kalau Ryan pasti sudah tertidur lagi. Tapi kasihan dia kalau tidak di bangunkan untuk makan, bisa-bisa dia tertidur sampai pagi dengan perut kosong.
"Ryan bangun!" kata Vanya yang mengambil tempat duduk tepat di kursi yang berada di samping Ryan.
Vanya menepuk bahu Ryan perlahan, berharap Ryan segera bangun.
"Bangun, makan dulu." kata Vanya lagi.
'Dia emang susah di bangunin ya?' batin Vanya ketika melihat Ryan belum ada tanda-tanda akan bangun dari tidurnya.
Dengan perlahan Vanya menarik mangkuk mie nya yang berada di hadapan Ryan.
"Aku makan duluan ya." kata Vanya yang kemudian menikmati mie nya hingga tandas dan selama itu juga Ryan masih belum bangun dan tidak terusik sedikitpun.
Melihat mangkuk yang satu lagi masih penuh, Vanya kemudian mengambil salah satu piring kecil kemudian menutup mie milik Ryan agar aman.
Udara dingin tampak terasa di kulit Vanya ketika dirinya melangkahkan kaki menuju balkon.
Suasana kota yang sangat indah pada malam hari seperti ini membuat Vanya betah berlama-lama memandanginya, apalagi dari jarak lantai 7 saat ini.
Tak tahan dengan suhu dingin, Vanya mengambil salah satu selimut yang masih berada di sofa, kemudian kembali menuju balkon untuk menikmati pemandangan kota yang tidak pernah bosan di lihatnya.
"Lo bisa sakit kalau di sini terus." kata Ryan tiba-tiba yang kembali membuat Vanya tersentak kaget.
"Kamu suka banget ya muncul tiba-tiba kayak gitu." jelas Vanya yang masih dalam mode terkejutnya.
"Lo nya aja yang terlalu serius." kata Ryan santai.
"Kamu udah habisin mie-nya kan?" tanya Vanya memastikan.
"Udah, baru aja."
-----
Pagi ini Vanya hampir saja bangun kesiangan jika saja dirinya tidak terganggu oleh kegaduhan yang di buat Ryan di pagi hari ini.
Untung saja Ryan masih menunggunya berangkat ke sekolah padahal bel masuk tinggal beberapa menit lagi.
Baru saja 2 detik Vanya mendudukan dirinya di bangkunya, bel masuk berbunyi dan bertepatan dengan itu Bu Jela memasuki kelasnya.
"Selamat pagi anak-anak." sapa Bu Jela dengan dengan suara khasnya yang lembut, namun ketika memberi tugas dan pekerjaan rumah tidak pernah tangggung-tanggung banyaknya.
"Buka buku halaman 45!" kata Bu Jela sembari mencatat beberapa poin penting di papan tulis.
Vanya membuka tasnya dan mencari buku paket fisikanya, semua buku sudah di keluarkannya namun sepertinya dia lupa membawa buku paket fisikanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Wife's Secret (COMPLETED)
Ficção Adolescente[PART MASIH LENGKAP] "Buka masker lo!" "Nggak" "Yaudah, lo tinggal diluar aja" "Nggak akan" Vanya veranya, seorang cewek yang di juluki gadis misterius disekolahnya karena Selalu mengenakan masker serta jaket bahkan ketika jam pelajaran. Ryan Keanno...