He

18.3K 920 36
                                    

Baru saja kembali menginjakan kaki di negara kelahirannya, pemuda berparas manis dengan surai pirang tersebut meratap .

"Aku merindukan Sydney"

Menghela nafas, ia menatap sekitar bandara dengan raut nelangsa.

"Namikaze Naruto?"

seseorang dengan tergesa-gesa menghampirinya, mentap dengan raut sedikit ragu.

"Siapa yang kau panggil Namikaze?" Tanyanya dengan tatapan mata mendelik tajam "Naruto, Naruto Uzumaki itu namaku. Memangnya sejak kapan keluarga Namikaze mempunyai anak lagi?" sarkasnya.

pria berumur di hadapannya berakhir salah tingkah dibuatnya.

"Eum baiklah, Naruto. Saya diperintahkan tuan Namikaze untuk menjemputmu dan kembali ke rumah, berhubung tuan dan nyonya sedang ada keperluan jadi keduanya tidak sempat untuk menjemput dan menyambut kepulanganmu langsung" jelasnya yang mendapat respon berupa rotasi mata dari si pirang yang beranjak pergi sambil mendorong pelan koper miliknya.

"Kopernya.. Biar ku bawakan saja?"

Tak memberhentikan langkahnya Naruto menyahut acuh "Tak usah, aku bukan anak manja yang semuanya harus dilayani. Aku bisa sendiri"

"B-baiklah"

Memasuki mobil yang terparkir rapi, Naruto melirik sang sopir dari tempat duduknya "Mereka.. ah sudah lupakan!"

"Mereka, maksud anda tuan dan nyonya?"

"Begitulah"

"Ah, tuan dan nyonya kembali ke rumah sakit saat keadaan saudara anda yang sore tadi kembali kritis. Dan sepertinya keduanya akan kembali tengah malam nanti jika memungkinkan"

Kendaraan beroda empat tersebut mendadak berhenti di hadapkan trafick light berwarna merah, Naruto membawa pandangannya ke arah jalanan "Mereka bahkan tak mengharapkan kedatanganku, kenapa repot-repot memohon pada grandma mengusirku ke sini" gumamnya pada diri sendiri.

Sesampainya di sebuah rumah yang berdiri dengan megah, Naruto beranjak keluar dari mobil yang menjadi tumpangannya tadi.

"Bisa tunjukan kamarku dimana?"

"Baiklah, ikutlah denganku"

Naruto membiarkan lelaki paruh baya itu menuntun langkahnya hingga tiba di sebuah ruangan luas dengan pintu berwarna kecoklatan "Ini kamar anda, sudah disesuaikan dan persis seperti kamar anda sebelumnya saat berada di Sydney"

"Kau pergilah, aku ingin beristirahat"

Tanpa menunggu tanggapan dari yang lebih tua, Naruto menutup pintu kamarnya rapat dan menguncinya.

-

"Bagaimana keadaanmu? Maafkan aku baru menjengukmu sekarang" sahut pemuda raven tersebut sambil mendudukan dirinya pada kursi sebelah ranjang pasien.

"Hehe aku baik-baik saja kok, tidak perlu meminta maaf Sas, aku mengerti kesibukan seorang ketua osis sepertimu. Lagipula sebentar lagi aku bisa kembali bersekolah"

"Hn, senang mendengarnya"

"Oh! Hampir lupa" pemuda bertubuh mungil melonjak bersemangat "Saudaraku, Naruto dia sudah kembali dan bersekolah di sekolah yang sama bersama kita"

Masih dengan tampang datarnya si raven mendengar dengan seksama sedikit terkejut oleh gerakan si mungil yang menarik dan menggenggam tangannya secara tiba-tiba.

"Sas.."

"Ada apa? Bicaralah"

"Aku harap kau bisa menjaganya, dia saudara ku. Ku harap kau bisa menjaganya selama di sekolah saat aku tidak ada. Dia.."

"Baiklah, aku akan menjaganya" matanya memandang lembut pemuda yang di baluti pakaian rumah sakit tersebut.

"Berjanjilah"

"Yya, aku berjanji"

Si mungil tersenyum indah memandang wajah tampan pemuda di hadapannya "Naru.. adikku itu telah berubah sedikit berbeda dari yang dulu, aku mengerti akan perubahan itu memakluminya karna sadar itu semua beralasan. Aku ingin mengembalikan semuanya seperti dulu lagi Sas, apa aku bisa?" tatapannya berubah sendu.

"Kau pasti bisa, tenang saja aku akan membantumu. Sekarang beristirahatlah, sudah waktunya"

"Baiklah, selamat malam Sasuke"

Beranjak dari duduknya Sasuke berdiri dan memakaikan selimut pada si mungil sebatas dada dan mencium keningnya lama.

"Selamat malam Haru, cepatlah sembuh"

Just,Stop!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang