"Kau yakin akan kembali ke sekolah besok? Beristirahatlah lagi, sampai lusa mungkin"Haruto memberenggut dengan bibir di poutkan.
"Sas, aku sudah terlalu lama tidak mengikuti pelajaran. Lagipula selama di rumah sakit aku sudah terlalu sering beristirahat. Jika kau mengkhawatirkan ku, aku baik-baik saja sekarang"
Sasuke memutuskan kembali mengalah pada keinginan Haruto.
"Baiklah, aku kalah. Besok aku akan menjemputmu, kita berangkat bersama dan jangan membantah"
Haruto bangkit duduk bersilah dan berseru senang
"Oke kapten" Sasuke di buat tersenyum melihat tingkahnya.
"aku pulang dulu"
"aku akan mengantarmu sampai di bawah"
Beranjak dari duduknya Sasuke menahan kedua bahu Haruto yang juga ikut beranjak dari tempat tidurnya "Tidak perlu, kau tidurlah jangan sampai aku berubah pikiran untuk besok"
"Oke, oke. Aku tidur, hati-hati di jalan Sas. Selamat malam"
Keluar dari kamar Haruto, Sasuke tak lupa mematikan lampu ruangan yang didominasi warna biru putih itu.
"Selamat malam, bermimpilah yang indah" ujar Sasuke dengan pandangan lurus ke arah pintu ruangan di depannya.
-
Di sudut tergelap kamarnya, Naru kecil memeluk tubuhnya sendiri. Tubuhnya tremor, matanya yang sayu bergetar menatap ke arah dimana pintu berada.
"Jangan tinggalkan aku"
Di antara gemuruh di langit yang tengah menitih banyaknya tetesan air, suaranya terdengar begitu lirih memohon.
"ku mohon, jangan tinggalkan aku. Aku tidak akan nakal hiks.." satu isakan kecil lolos dari bibir kecilnya.
Sunyi menemani tubuh kecilnya "A-aku akan menurut dan belajar agar pintar" tak ada yang mengindahkan nya.
"Please, please don't leave me alone"
Namun, seberapa kuatnya dirinya memohon pintu itu tak kunjung terbuka menandakan kedatangan orang yang di harapkannya. Sememelas apapun dirinya meminta, ia tetaplah seorang diri tanpa ada yang memedulikan.
.
.
.
."selamat pagi Haru"
Sambil tersenyum Haru membalas sapaan-sapaan yang di dapatinya.
"oh, Haru selamat pagi"
Berbagai sapaan ramah dan sambutan lainnya mengiring setiap langkah Haru berjalan menuju ke arah kelasnya.
Dengan sikapnya yang ramah, pintar dan wajahnya yang rupawan bersama fakta di mana ia adalah anak dari salah pengusaha terkaya membuat eksistensi Haruto begitu dikenal baik diantara semua murid setiap angkatan maupun guru yang mengajar di sana.
"Masuklah, istirahat nanti aku akan menjemputmu kita ke kantin bersama"
Mengangguk mengerti Haruto kembali menarik ujung seragam Sasuke yang sudah akan pergi.
"ada apa?"
"N-naru, dia sekelas denganmu?" Tanya Haru dengan ragu tanpa menghiraukan teman sekelasnya yang mulai bergosip karna mendengar nama si murid pembuat onar yang baru saja disebutnya.
"Ya, dia ada di sana"
"Imh, bagaimana? Apakah dia bisa memahami pelajarannya dengan baik?"
Mendengarnya Sasuke mendengus pelan.
"Bahkan setelah berbagai nasihat dan hukuman yang di berikan padanya, mengikuti pelajaran adalah apa yang jarang dilakukannya sekalipun memasuki kelas hanya tertidur hingga waktu berakhir"
"Sas, ku mohon-"
"Ya, ya. Aku mengerti jangan terus-terusan memohon seperti itu, aku akan berusaha menghentikan sikap buruknya"
Senyum lembutnya kembali terpatri memandang wajah tampan di depannya bersama mata yang ikut tersenyum.
Cantik adalah apa yang melambangkan seorang Haruto.
"Terima kasih Sasuke-kun, kau memang ketua osis terbaik!"
Terkekeh pelan Sasuke mengusap surai hitam Haruto dan mendorong pelan bahunya memasuki kelas dan beranjak dari sana.
-
"bagaimana kabarmu selama ini?"
Naruto mengutuk seorang guru kesiswaan dalam hati, yang kembali menghukumnya dan membuat ia harus terjebak bersama orang yang tak diinginkannya dalam satu ruangan seperti ini.
"Jangan bersikap seolah kau mengenalku"
"Jangan seperti ini-"
memasukan tangnnya ke dalam saku celananya, Sasuke membawa dirinya selangkah lebih dekat dengan pemuda trouble maker itu "-Kau bisa mendapatkan banyak masalah dan membuat banyak siswa tidak menyukai mu jika terus-terusan bertingkah semena-mena"
"Bukan urusanmu jika aku terlibat masalah ataupun mendapat banyak kebencian"
Sahutan ketus Naruto membuat Sasuke satu langkah mendekatinya.
"Itu urusanku"
Kesal Naruto berdiri dengan wajah yang sudah terlihat kesal
"Jangan ikut campur, jelek!"
"Selamat, kau berada dalam pengawasanku. Dengan begitu selama aku yang menjadi dewan siswa di sekolah sini, saat kau masih saja suka berulah aku akan selalu ikut campur"
Matanya melotot, Naruto berada di ambang batas kemarahanya akibat sikap yang diambil pemuda itu
"Kau pikir kau siapa seenaknya seperti itu hahh?" tangannya mengepal kuat.
"Jika kau saja bisa bersikap semena-mena, kenapa aku tidak?" memandang remeh si pirang adalah apa yang di lakukan Sasuke "Jangan berpura-pura, aku tau kau mengetahui seperti apa aku yang sebenarnya"
Selangkah, dan Sasuke telah berdiri tepat dihadapan Naruto begitu dekat
"Selesai jam pelajaran, bersihkan lapangan basket indoor nanti. Itu hukumanmu hari ini"
Menepuk bahu manik sebiru laut itu, Sasuke keluar dari ruangan osis meninggalkan Naruto yang masih berdiri mematung di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just,Stop!
FanfictionNamikaze Haruto & Naruto Uzumaki. Adalah dua bersaudara dengan penggunaan marga yang berbeda, sikap dan sifat yang berbeda pula. Dua bersaudara dengan masing-masing rasa iri yang terpendam. Bersama Haruto sang murid favorit, hadir pula idaman pa...