Langit cerah serta sejuk angin semilir menyambutnya ketika Narutto menginjakan kedua kakinya di atap bangunan yang tak berpenghuni itu. Sedikit lengkungan di masing-masing ujung bibirnya terbit, ia tersenyum tipis.
“Sejuk”
Kakinya melangkah semakin ke tepi dan berhenti tepat pada palang pembatas yang memagari tepi atap tersebut.
“bagaimana kalau melompat?” Naruto terkekeh di akhir gumaman“tidak ada yang pedulikan, bahkan kenapa aku hidup pun aku, tidak tau”
Dia tenggelam, tapi yang paling menyakitkan adalah di saat tidak ada yang melihat perjuangannya.
Perjuangannya untuk hidup.
Bahkan Naruto sendiri pun, tak tau tujuan sebenarnya untuk hidup.
Putus asa kembali menghampiri.
Naruto bersiap dengan menaikan sebelah kakinya ke atas pembatas, tak butuh waktu lama ia sudah berdiri tegak dia atas palang. Angin bertiup lebih kencang dari biasanya di atas sana, menutup rapat kedua matanya Naruto tersenyum.
“Ahh.. aku sudah sangat lelah”
Bayangan akan keluarganya yang hidup sebagaimana biasanya ada tau tanpa dirinya, bayangan Sasuke yang sudah mendapatkan kebahagiaan sendiri, kembali menghantui. Orang-orang yang seenak hatinya datang dan pergi mempermainkan luka yang di rasakan Naruto selama ini.
Ia sudah bersiap tuk melayang merasakan sensasi terbang dari ketinggian.
“aku hanya ingin bahagia” kembali senyum terpatri di bibir Naruto begitu tipis “Tapi ada sesuatu di dalam sana menjerit, aku.. tidak pantas bahagia” setitik air mata tersapu lambaian angin dari kedua maniknya yang tertutup rapat.
Kadang ia berpikir untuk menghilang, tapi tanpa di sadari yang sebenarnya di inginkannya ialah bisa di temukan.
Kaki kiri Naruto telah bersiap terangkat ingin segera melayang.
Namun-
“Kesenangan dan rasa sakit adalah dua aspek kehidupan-“ terkejut Naruto melebarkan kedua kelopak matanya, terbuka. “-keduanya tidak bisa di pisahkan. Jika kau mengalami sisi menyakitkan sekarang, kau pasti akan mengalami sisi yang menyenangkan di masa depan” pelan seorang yang berbicara menghentikan aksinya tadi ikut menaikan dirinya ke atas pembatas, bersebelahan dengan Naruto yang masih diam dan terkejut.
“Fakta bahwa kau hidup dan memiliki jantung yang berdebar adalah alasan yang cukup untuk tetap hidup” orang tadi masih saja betah berbicara padanya, kali ini dengan melirik ke arah Naruto “kau tidak memerlukan tujuan atau alasan untuk hidup, kalau masih hidup, kau memiliki kesempatan untuk melakukan apapun yang kau inginkan di dunia ini”
Ia masih di sana.
Naruto masih di sana dan tetap hidup.
Masih dengan sikap diamnya sedari tadi yang mencerna kalimat-kalimat orang yang kini sudah lebih dulu kembali turun dari atas pembatas.
Masih dengan sikap diamnya yang tak tau apakah harus menerima uluran tangan pria itu untuk turun dan ikut bersamanya, atau tetap berada di atas sana dengan angin yang semakin berhembus kencang.
“Terkadang kau hanya memerlukan seseorang untuk memberitahu, bahwa kau tidak seburuk yang kau duga” Naruto menunduk menatap pria yang masih Setia mengulurkan tangannya pada ia yang kini kehilangan arah “Sekalipun sendiri, kau harus sadar di ujung sana. Ada seseorang yang akan mengulurkan tangannya buatmu”
Happ..
Tapp..
Tangan keduanya bergenggaman.
Pria itu berhasil menarik diri Naruto dari asanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just,Stop!
FanfictionNamikaze Haruto & Naruto Uzumaki. Adalah dua bersaudara dengan penggunaan marga yang berbeda, sikap dan sifat yang berbeda pula. Dua bersaudara dengan masing-masing rasa iri yang terpendam. Bersama Haruto sang murid favorit, hadir pula idaman pa...