Mistake

7.1K 711 89
                                    

Sehebat apapun dirinya untuk terlihat baik-baik saja, tetap saja Haru tidak bisa membohongi hatinya bahwa ia merasa sangat tersakiti. Ia mengenal Sasuke bertahun-tahun lamanya, menyimpan rasa terhadap pemuda yang selalu mencurahkan perhatian padanya itu berharap rasanya bersambut.

Namun apa yang di harapkan tidaklah seindah anganya, satu fakta yang baru saja terungkap menamparnya begitu keras.

"apa yang kau lakukan di kamarku"

Bingkai foto di tangannya terjatuh, Haruto mendapati Naruto di belakangnya menangkap basah dia yang menerobos masuk ke kamar adiknya.

"N-naru kau dan Sasuke foto kedua anak kecil itu, apa itu kalian?"

Naruto berdecak, sedari awal dia tidak bermaksud menyembunyikan fakta tersebut dari saudaranya lagipula pikirnya tidak ada yang salah dari itu.

"oh, kau baru tau?"

suara itu terdengar sangat meremehkan di telinga Haruto "Jadi teman masa kecilmu di Sydney dulu adalah Sasuke?" ia kesal kenapa tidak ada dari mereka yang memberitahukan hal itu padanya "kenapa tidak memberitahukan ku?"

"Sasuke tidak memberitahukanmu?"

Haruto tercekat, di kepalanya berputar satu pertanyaan yang sama apakah sedari awal Sasuke sudah tau bahawa Naruto adalah adik yang selama ini selalu di bicarakannya?

"kenapa kalian menyembunyikan nya dariku?"

"menyembunyikan?" Naruto menaikan alisnya "memangnya sepenting apa dirimu?" Haruto menatapnya tak percaya.

"tau ataupun tidak, tidak ada yang berbeda. Baik aku dan Sasuke saling mengenal di masa lalu itu bukan urusan mu, menyembunyikan dari mu? Pikirmu kau siapa harus mengetahui semuanya?"

Harusnya dia sudah terbiasa, Harusnya Haruto tidak perlu merasakan sesak di dadanya mendapati sikap kasar adiknya. Tapi tetap saja, sesak yang di rasakannya kali ini tidak seperti yang sudah-sudah.

"ah, tidak seperti itu. Kakak hanya tidak menyangka saja"

"tidak menyangka?" Naruto berucap dengan nada yang di buat-buat "keluar! Jangan seenaknya memasuki kamar ku"

Sebelum melangkah keluar dari sana dan melewati tubuh Naruto, Haruto melarikan sebentar pandangannya pada bingkai foto yang menampilkan kedua bocah saling bergandengan dengan senyum cerah di wajah masing-masing.

-

"Haruto?"

Wanita dengan pakaian rumahan yang terlihat anggun itu menghampiri Haruto yang berada di ruang tengah.

"ah, bibi apakabar? Maafkan aku, jarang mengunjungi bibi"

Menyambut wanita tadi dengan ceria, Haruto memeluknya sebentar "bibi baik sayang, sering-seringlah berkunjung bibi merindukanmu"

Masih memeluk pinggangnya Haruto kembali duduk.

"aku juga merindukan bibi, Sasuke terlihat selalu sibuk akhir-akhir ini makanya aku jarang berkunjung bersamanya. Apalagi aku harus melakukan chek up rutin ku setiap minggunya"

"ah ya Sasuke, anak itu entah apa yang di lakukannya di kamar. Mau bibi panggilkan atau ingin sendiri?"

Mikoto, nyonya keluarga Uchiha menawarinya yang di balas gelengan pelan dari Haruto.

"tidak usah bi, aku hanya ingin berkunjung sebentar menemui bibi. Aku harus segera pergi, hari ini jadwal ku untuk chek up seperti biasa"

Melepaskan pelukan tangannya pada ibu Sasuke, Haruto membuat sedikit jarang di antara kedua tubuh mereka "kau sendirian sayang?"

Just,Stop!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang