His Grandma

7.2K 741 35
                                    

Gaara masih saja asik dengan dunianya sendiri memainkan jari-jemari Naruto yang tengah tidur lelap akibat pengaruh obat yang di berikan perawat padanya tadi, menghiraukan atmosfer tidak mengenakan di antara para orang dewasa yang juga berada di sana.

“kalian lalai!” mrs.Uzumaki menatap geram anak dan menantunya “jangan pernah lupa perjanjian kita sebelumnya  khususnya kau Kushina, aku membiarkan kalian membawa Naruto kembali ke negara ini semata-mata untuk penyembuhannya dan penebusan atas kesalahan kalian padanya. Bukan untuk mendengar Naruto terluka seperti ini”

Dengan berurai airmata yang sedari tadi tak berhenti Kushina mengangguk, tak mampu walau hanya berkata sepatah patah pun mendapat kemarahan yang jarang di tunjukan ibunya.

“maafkan aku bu, ini semua terjadi atas kesalahan ku. Aku yang belum bisa menjadi orangtua yang baik untuk anak-anak ku” Minato membungkuk di hadapan mertuanya “ku mohon berikan kami kesempatan sekali lagi bu, jangan membawa Naruto pergi. Aku masih belum bisa menebus kesalahan-kesalahan ku dan belum bisa menjadi ayah yang bisa di banggakannya, bu ku mohon”

wanita paruh baya yang sering di sapa mrs.Uzumaki itu berkata tegas “berdiri!” meminta menantunya bangkit dari acara berlututnya “baiklah, kali ini kalian ku maafkan. Dan ingat ini kali terakhir aku mendengar cucuku terluka seperti ini sampai psikisnya harus kembali terguncang, ingat janji kalian! Aku akan membawa Naruto bersama ku dan tidak akan memberikan kalian kesempatan bahkan  sekalipun untuk melihatnya”

“cklekkk”

Ketiga pasang mata di sana serentak melemparkan pandangan ke arah pintu yang terbuka dan menampilkan sosok saudara Naruto.

“Grandma..”

Haruto yang melihat kehadiran sang nenek yang jarang di temuinya itu dengan terburu menghampiri perempuan paruh baya itu dan memeluknya erat.

“aku merindukan Grandma, kapan sampai?”

“ohh Honey Grandma juga merindukan mu, bagaimana dengan pemeriksaannya?”

Haruto mengangat kantong plastic berisi obat-obatan yang menjadi alat penunjang kesehatannya menunjukan pada mrs.Uzumaki.

“seperti biasa, aku masih harus mengonsumsi obat-obat menyebalkan ini”

Mrs.Uzumaki tersenyum maklum menghadapi si sulung “dan kau harus mengonsumsi obat menyebalkan itu jika ingin tetap sehat” ucapan sang nenek mendapat anggukan lemah Haruto.

“dan ada dengan mata mu?” Mrs.Uzumaki membawa tangannya mengelus permukaan bawa mata sang cucu yang terlihat sembab “kau menangis?” Tanya nya dengan mata memincing curiga.

Tak bisa mengelak karna mata sembabnya yang terlihat jelas Haruto mengangguk lemah.

“kenapa menangis?”

“a-aku.. Naruto.. dia seperti itu karna aku. Karna ku dia harus mendapatkan luka di kepalanya”

Tubuh Haruto di Tarik sang nenek ke dalam pelukan “jangan menyalahkan dirimu honey, itu bukan kesalahanmu. Naruto hanya ingin melindungi saudaranya, dan itu bukan salahmu” Mrs.Uzumaki mengelus pelan punggung cucu sulungnya sambil menatap si bungsu yang masih memejamkan mata.

“ekhemm”

Mrs.Uzumaki melepaskan pelukannya pada Haruto dan berpaling pada pemuda bersuarai merah yang menunjukan wajah ramah.

“Gaara..”

Yang di sebut namanya menyunggingkan senyum simpul setelah sebelumnya melirik Haruto yang sudah berpindah tempat ke sebelah ranjang Naruto dan menggenggam tangan si pirang bersama Kushina yang masih sedikit terisak sambil di peluk sang suami menanti Naruto sadar.

“aku ingin keluar sebentar untuk membelikan makanan, Grandma ingin menitip sesuatu?”

Sahut Gaara yang sudah begitu dekat dengan nenek dari kedua saudara yang berbeda kepribadian itu semejak mengenal Naruto di Sydney dulu.

“ah” Mrs.Uzumaki berseru ketika melirik jam yang melingkari pergelangan tangannya “sepertinya tidak perlu, bagaimana jika Grandma ikut bersama mu saja? Kita makan di kantin bawah saja, terlalu jauh jika pergi ke tempat lain”

“baiklah”

sebelum sepenuh nya berbalik Gaara melirik lagi ke  arah Naruto dan mendengar Mrs.Uzumaki mengatakan sesuatu pada pasangan Namikaze di sana.

Gaara yang lebih dulu keluar dari sana melirik seseorang yang duduk sambil memandang lurus ke depannya dengan raut wajah yang senantiasa terlihat datar.

“pecundang”

Sarkas Gaara  dengan suara yang jelas terdengar keras membuat yang di maksud membawa lirikan mata padanya lalu melengos tak peduli.

“oh siapa ini?” Mrs.Uzumaki yang baru saja menyusul Gaara itu berseru saat sepenuhnya melihat pemuda yang duduk kaku menunggui kursi di depan ruangan cucunya “Sasuke? Kau Sasuke?”

“ah, ya” mendapati nenek dari teman masa kecilnya itu Sasuke dengan terburu bangkit dan membungkuk hormat pada Mrs.Uzumaki “selamat malam”

“Gaara, kau pergilah lebih dulu. Grandma akan menyusulmu secepatnya”

Tak ingin berlama-lama di sana dan berada di tempat yang sama dengan pemuda yang merupakan orang yang berada di masa lalu Naruto, Gaara mengangguk tanpa mengelurkan suara dan pergi.

“jadi apa yang kau lakukan di sini?” Tanya Mrs.Uzumaki secara langsung dan mendapati dirinya sendiri terkejut mendapati pemuda Uciha itu berlutut di hadapnnya.

“maafkan aku”

“maaf? untuk apa?”

wajah yang masih terlihat cerah itu mengerut bingung.

“aku membuat kesalahan padanya, pada Naruto. Aku yang menyebabkan Naruto menjadi seperti ini. Maaf, aku minta maaf. Sungguh aku sangat menyesal”

Mrs.Uzumaki tersenyum melihat pemuda gigih yang berlutut dengan  kepala yang di tundukan di hadapannya itu “jangan meminta maaf  denganku” nenek dari Naruto itu membawa tubuh Sasuke bangkit.

“jika kau sungguh-sungguh  merasa bersalah ingin meminta maaf dan menyesal, datanglah padanya. Akui kesalahanmu dan tunjukan padanya jika kau betul-betul ingin mendapatkan maaf darinya” Selesai memberikan nasehat pada Sasuke, Mrs.Uzumaki menepuk bahu sang ketua osis itu pelan.

Sasuke yang merasa sedikit lebih baik dari sebelumnya itu menegakkan kepalanya yang sedari tadi tertunduk.

“terima kasih”

“tidak perlu berterima kasih, sudah dulu yah” Sasuke yang sudah akan membungkuk hormat itu terhenti ketika Mrs.Uzumaki kembali berbalik.

“tolong ingat ini dengan baik, aku tidak akan memaafkan siapapun yang akan menyakiti cucu ku dengan sengaja apapun dan bagaimanapun alasannya”

Just,Stop!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang