Double Date

6.1K 582 36
                                    

"Sas!"

Sasuke yang baru saja keluar dari kelasnya itu menegokkan kepalanya ke Sumber suara.

"Haruto, ada apa? Kelasmu sudah selesai juga rupanya, cepatlah kembali dan beristirahatlah"

Haruto yang mendapat ocehan yang selalu sama itu mengerucutkan bibirnya.

"Aku bahkan sangat menghafal kalimatmu yang selalu sama beberapa minggu belakangan ini"

Gerutuan dari Haruto hanya di balas Sasuke dengan mengedikkan bahunya santai.

"Aku ingin membeli beberapa barang dan mencari beberapa buku referensi untuk ujian nanti, kau ada waktu? Akhir-akhir ini kau membosankan dan selalu menyibukan dirimu sendiri"

Sasuke dengan cepat menggeleng pelan, dari arah belakang Haruto terlihat Gaara berjalan mendekat.

"Aku, hari ini sepertinya tidak bisa. Bagaimana kalau lain kali saja?"

"Kenapa?"

Terlihat jelas raut wajah kecewa yang coba di sembunyikan dari pemuda cantik tersebut bersamaan dengan pertanyaannya, Naruto yang berpenampilan berantakan seperti biasa keluar dari kelasnya.

"Aku sudah terlalu membuat rencana dengan Naruto"

Mengabaikan Haruto yang tersentak mendengar jawabannya, Sasuke menahan lengan Naruto untuk tidak berlalu lebih dulu.

"Yah, hari ini aku ada rencana mengajarkan Naruto beberapa mata pelajaran yang tertinggal"

"WHAT??"

Bukan suara Haru, melainkan suara dari sang adik yang terkejut dengan kalimat mendadak Sasuke yang menahannya.

"Berhati-hatilah dan jangan lupa beristirahat jika kau kecapekan, aku akan mengantarkan Naruto kembali nanti. Cepatlah pergi ke gerbang, supirmu mungkin sudah menunggu"

"Oh.. O-oke" Haruto menanggapi seadanya dengan mata yang sempat melirik genggaman Sasuke pada adiknya "kalian pergilah lebih dulu"

Tak memedulikan kakaknya, Naruto dengan cepat beranjak dari sana membiarkan saja tangannya yang di genggam Sasuke.

"Apapun itu walau banyak manusia hina yang menghalangi, yang sudah seharusnya pasti akan kembali pada tempatnya"

Kedua tanganya mengepal erat di masing-masing sisi tubuhnya mendengar sahutan santai dari suara mengerikan yang selalu menghantui Haruto di setiap kesempatan.

"Heii.."

dan dengan segala sikap ramahnya yang terlihat alami itu, Gaara menempatkan tangannya di bahu Haruto, merangkul murid kesayangan semua guru itu.

"..menjadi sangat serakah itu tidak baik, sangaaat sangaaat hina"

Tubuhnya tak bergerak sedikitpun, walau hatinya terasa sakit mendapati ucapan ramah namun menusuk dari si surai merah.

"Jadilah anak baik, cukup menjadi anak baik saja jangan menjadi anak baik yang hina"

.
.
.

Sasuke sukses di abaikan bersama sang kakak sepupu Uchiha Itachi yang hanya bisa memandang bosan pada dua orang berbeda umur sedang asik bernostalgia di hadapan mereka.

"Woah.. Jadi Dei-nii akan segera menikah bersama Itachi-nii?"

Di karpet berbulu sambil memangku toples keripik, Naruto bertanya takjub pada senior favoritnya di sydney dulu.

"Iyups! Doakan saja yah semoga semuanya berjalan lancar"

"Ya! Ya! Dei-nii tenang saja, aku pastikan semuanya akan lancar! Jangan lupa untuk mengundang ku"

Just,Stop!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang