Someone who is always there

7.4K 793 105
                                    

"kau sudah sadar?"

Shikamaru yang sedari tadi setia mengenggam tangan Naruto itu tersenyum lega melihat mata biru pemuda bersurai pirang itu terbuka setelah selama lima jam lamanya tidak sadarkan diri.

"pergi"

Suaranya terdengar kecil dan serak namun meninggalkan kesan dingin bersamaan dengan mata birunya yang terlihat kosong.

"umh.. kau tidak sadarkan diri beberapa jam, tenggorokan mu pasti sangat kering. mau minum dulu?" tawar Shikamaru salah tingkah menghadapi Naruto.

"pergi, tinggalkan aku sendiri"

Merasa tak punya pilihan lain Shikamaru memperbaiki selimut Naruto sebentar lalu keluar dari ruangan si pirang.

"hei bagaimana? Apa dia sudah sadar?"

Kiba yang tiba dengan paper bag besar di tangan nya itu menghampiri Shikamaru yang terduduk lesu.

Mengangguk Shikamaru membenarkan "dia tiba-tiba saja berubah, bersikap dingin padaku setelah sadar" ujarnya tidak bersemangat "bahkan saat dokter memeriksa keadaannya tadi, Naruto sama sekali tidak mengindahkan"

"berikan Naruto waktu, psikisnya kembali terguncang karna kejadian siang tadi di sekolah. Ku harap kalian bisa mengerti"

Kiba dan Shikamaru serentak mengalihkan pandangan ke arah sumber suara mendapati Gaara berjalan ke arah mereka dengan tampilan berantakan tidak berbeda jauh dengan mereka berdua.

"ini sudah terjadi beberapa kali sebelumnya, bisa di katakan sering. Naruto akan bersikap dingin seperti yang kau katakan tadi saat ia dalam keadaan terguncang, dia hanya tidak ingin terlihat lemah dan di kasihani" bersama dengan ungkapan Gaara kedua teman berandal Naruto selama di sekolah itu menatap nanar pintu bercat putih itu.

"aku sudah menyelesaikan administrasi, terima kasih telah membantuku dan Naruto. Kalian pulanglah, biar aku yang menemani Naruto"

Shikamaru yang ingin membantah segera di hentikan oleh Kiba "baiklah, aku dan Shikamaru pergi dulu kalau begitu. Ini.. aku membelinya sebelum ke sini, makanlah" ujar Kiba sambil menyodorkan paper bag di tangan kirinya sedang tangan kanannya masih setia berada di bahu Shikamaru "aku dan Shikamaru pulang dulu, sebentar malam kami akan ke sini lagi"

"ahh tidak.."

"jangan membantah, biar bagaimana pun kami berdua juga teman Naruto jangan melarang kami"

Menghela nafas pasrah Gaara mengangguk.

Shikamaru yang masih bertahan dengan wajah khawatirnya beralih pada Gaara sebelum benar-benar melangkah pergi bersama Kiba "apa kau sudah memberitahukan kedua orangtua Naruto?"

Sambil memasang wajah bingung Gaara balik menatap pemuda dengan rambut yang di ikat itu "apa itu perlu?"

Shikamaru menepuk jidatnya sebentar "walau hubungan Naruto dan kedua orangtua bahkan saudaranya memang tidak baik tapi mereka juga perlu tau keadaan Naruto yang kini berada di rumah sakit"

Mengerti maksud baik dari perkataan teman Naruto itu Gaara kembali mengangguk paham "aku mengerti" setelahnya seringaian terlihat jelas "ku rasa tidak ada gunanya aku memberitahukan pada mereka, tidak akan ada yang berubah. Lagi pula pemuda lemah itu mungkin sudah tau, melihat tadi siang dia menyaksikan sendiri ambulance yang ku panggil membawa Naruto"

Kiba berdecak begitu keras mengingat kembali kejadian siang tadi terlebih saat di mana ia di beritahukan fakta tentang Naruto yang terkadang suka melukai dirinya sendiri, tidak heran mengapa selama ini si manik biru selalu menggunakan seragam dengan lengan yang panjang dan jaket setia di bawanya untuk menutupi bekas luka ataupun sayatan-sayatan pengalih rasa sakit di dadanya.

Just,Stop!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang