03. Getting Better

3.6K 331 25
                                    

"sayang, mau tambah nasinya?"

pertanyaan yang hanya di balas oleh anggukan pelan itu nyatanya bisa menerbitkan satu senyum bahagia di wajah sang ibu

"baiklah, ini.. makanlah yang banyak"

Walau masih saja ada sedikit kecanggungan, nyatanya aura bahagia dan haru masih begitu mendominasi. Dan Haruto begitu bersyukur bisa merasakan kebahagiaan sederhana dengan berkumpul selengkap sekarang, setelah hal itu hilang selama bertahun-tahun.

"hey, you alright? Masih merasa jatlagh hm?"

Pria tegap di sebrangnya bertanya dengan nada lembutnya walau masih terkesan tegas, membuat beberapa pasang mata di sana ikut menatapnya.

"ah! Umh, y-ya sedikit, lebih baik dari sebelumnya"

calon dari sang adik hanya mengangguk mengerti dengan senyum simpul, sedangkan kedua orangtuanya hanya menatapnya maklum.

"oh, sweetheart. Selesaikan makanmu, lalu cepatlah beristirahat setelahnya. Okay" wanita yang lebih tua di sana mengelus sebelah tanganya "selesaikan makan kalian, aku akan pergi dulu. ada yang harus aku lakukan"

Tsunade beranjak dari sana, meninggalkan keluarga kecil tersebut kembali berkumpul lagi dan menikmati waktu mereka. terhitung tiga hari sejak pertemuan mengharukan mereka, di mana fakta akan keberadaan Naruto di ungkap dan hadirnya sang anak yang telah lama menghilang itu membuat tangis penyesalan, haru juga bahagia pecah.

"jadi bagaimana dengan urusan pernikahannya? Apa ada kendala?"

Minato membuka suara menatap tepat ke arah dua orang di depannya.

"sejauh ini lancar, undangan juga sebagian telah di sebar"

Dalam diamnya, Naruto masih terbayang akan pertemuan pertama mereka setalah tujuh tahun terpisah. Bersama-sama dengan Kakashi membuat Naruto belajar banyak hal, termasuk bagaimana menghadapi rasa sakit serta menghilangkan dendamnya.

"baguslah kalau begitu" sahut Minato dan tersenyum menenangkan ke arah sang istri "padahal ayah dan ibu juga ingin terlibat dan ikut andil dalam pernikahan kalian"

Mendengar ungkapan calon mertuanya itu Kakashi dengan cepat menggeleng "ah, bukan begitu maksudku. Aku, kami.. sudah di bantu banyak oleh Grandma dan yang lainnya" Kakashi yang sudah mendapatkan restu dan di mintai Kushina untuk memanggil mereka ayah dan ibu, merasa bersalah.

"kami hanya tidak ingin kalian kelelahan sesampainya di sini"

"aku mengerti, Kakashi. Tidak usah sepanik itu"

Selesai dengan ucapan Minato, Kakashi mendapati suara tawa yang terdengar hangat dari meja makan malam itu.

"ibu.." panggil Naruto setelah redanya tawa di antara mereka "ibu bisa ikut membantu aku fitting baju nanti-"

Dan senyum bahagia kembali terpantri di wajah Kushina melihat sang anak mulai membuka diri padanya.

"baiklah sayang, ibu akan"

"-Haru juga"

Dan dia yang sedari tadi menatap dengan hangat keluarganya yang mulai membaik itu, terkejut. mendapati namanya di sebutkan sang adik dengan hangat beserta tatapan tulus dari mata biru indahnya.

"pasti!"

Sepenuhnya Naruto telah memaafkan semua yang telah terjadi di masa lalu, dan ingin memperbaiki keluarganya yang sempat hancur itu. Melihat bagaimana penyesalan mereka terhadapnya, Naruto sadar bukan hanya dirinya yang menghadapi kesulitan.

.

.

.

Sebelum benar-benar menginjakan kaki di mansion megah tersebut, Kiba sudah di beritahu lebih dulu bagaimana keluarga temannya itu telah kembali harmonis dan memilih mengubur masa kelam yang lalu.

Just,Stop!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang