Together With Him

6.6K 641 59
                                    

Bunyi benda hancur terdengar dari kamar si bungsu saat jam weker yang berbunyi nyaring di atas nakasnya di lemparkan dengan kekuatan penuh oleh si pemilik yang masih menutup matanya rapat.

“apa kau ada rencana di akhir minggu, Nar?”

“yup, aku sibuk!’

“apa?”

suara Sasuke di telinganya terdengar meragu, merasa tidak biasa dengan jawaban yang di dapatkan.

“aku sibuk, supeeer sibuk!” sahut Naruto yang kembali menyelimuti dirinya “akhir minggu ku yang sangat sibuk, karna harus berbaring sepanjang hari” suara seraknya terdengar dari balik selimut saat ingatan di penghujung hari kemarin kembali di kepalanya.

Ini weekend dan jauh hari sebelumnya Naruto sudah merencanakan apa-apa saja kegiatan yang harus di lakukannya di akhir minggu, dan berbaring sepanjang hari memanjakan tubuhnya adalah pilihan terbaik pikir Naruto. Tepat saat dimana Sasuke menanyakan hal tersebut Naruto memilih untuk menjawab dengan kata sibuk, karna yah.

Naruto sangat sibuk. Sibuk berbaring sepanjang hari.

Yang tidak di ketahui Naruto adalah bahwa tepat di bawah sana, di lantai pertama rumahnya pemuda raven itu sudah duduk dengan tenang bersama sang ibu.

“rasanya sudah lama bibi tidak melihatmu berkunjung jika  akhir minggu seperti ini”

Kushina, seperti biasa selalu terlihat ramah terlebih pada anak  teman baiknya yang sedang berkunjung.

“ah, ya bibi. Akhir-akhir ini sekolah sedang banyak kegiatan, jadi aku  tidak sempat lagi mengunjungi bibi dan paman, maafkan aku”

“tidak apa Sas, lagipula Haru juga sama dengan mu” Kushina tersenyum maklum “oh! Astaga bibi lupa Sas, Haru. Anak itu sekarang pergi  berziarah ke makam orangtua ayahnya, apa dia tidak memberitahumu lebih dulu?”

“umh, aku tau. Sebenarnya.. tujuanku kesini selain mengunjungi bibi, aku ingin mengajak Naruto pergi. Apa Naru ada?”

Raut terkejut terlihat jelas di wajah wanita dewasa di hadapan Sasuke itu sejak si raven menyebutkan nama anak bungsunya yang lebih suka mengurung diri daripada berinteraksi pada orang-orang di rumahnya.

“Na-naru? Apa kau mengenal Naruto?”

“iya, aku mengenalnya dan kami ada dalam kelas yang sama”

“sungguh?” Kushina berseru “jadi, jadi.. bagaimana dengan Naruto jika di sekolah Sas? Apa dia bisa menerima pelajarannya dengan baik, katakan pada bibi apa-apa saja yang di lakukan Naru ku? Apa dia mempunyai teman yang baik?”

Tersenyum, Sasuke menghela sebentar melihat raut berharap dari Kushina. Walau tidak setiap hari bisa berkunjung Sasuke sudah sangat jelas mengetahui keadaan di antara ibu dan anak itu. Kushina yang sudah pasrah akan sikap Naruto karna penyesalan yang dalam terhadap anaknya itu, hanya bisa berharap suatu waktu anaknya bisa membuka diri kembali.

“Naruto dia sama seperti ku, seperti murid lainnya bibi” jawab Sasuke seadanya, pikirnya wanita dewasa di depannya pasti sudah mendapatkan laporan-laporan bahkan panggilan dari pihak sekolah karna ulah berandalan Naruto “soal teman, Naruto mempunyai teman yang lumayan dekat. Bibi tidak perlu khawatir”  

“ah, bibi senang mendengarnya. Astaga maafkan bibi sampai lupa, ingin segera pergi?”

Kushina menepukan kedua tanganya mengingat kembali maksud kedatangan pemuda Uchiha itu.

“sepertinya, lebih cepat lebih baik”

“Naruto sepertinya masih tidur, anak itu sepertinya akan menghabiskan waktunya berkurung di kamarnya jika tidak di paksa, kau bangunkan saja dia”

Just,Stop!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang