"m-maaf.. maafk-an a-a-ku, aku tidak bermaksud mencelakai N-Naruto uhuuukkkg. H-haruto.."
Gaara memojokan pemuda dengan wajah yang sudah di penuhi lebam dan darah yang mengering, mencengkeram kerah seragamnya dengan kuat.
"kau ingin mencelakai si penyakitan itu atau bahkan membunuhnya sekalipun aku tak peduli. Asal jangan pernah menyentuh Naruto seujung kuku pun!"
Gaara dengan wajah tanpa ekspresi menyeret paksa tubuh yang sudah tak berdaya itu keluar dari kelas yang sudah di tinggalkan semua murid sejak satu jam yang lalu, di ujung tangga Gaara menghentikan langkahnya.
"aku tidak menerima maaf saat ada yang mencoba mengores sedikit saja tubuh Naruto, dan sekarang saat kau dengan beraninya menjatuhkan benda terkutuk itu melukai Naruto dengan berani meminta pengampunan??
Dengan suara yang di usahakannya terdengar karna cekikan yang tak melonggar sedikitpun pemuda yang menjadi sasaran kemarahan Gaara itu memohon akan ampunan serta ucapan maaf yang tak henti-hentinya di ucapkan sedari tadi.
"BRUKKK ARHGHHH"
"hidup Naruto bahkan lebih berharga dari nyawa mu, pecundang"
Matanya memandang dingin tubuh yang di jatuhkan dengan sengaja pada tangga yang kini sudah tak lagi bergerak, Gaara tersenyum menyeramkan.
Berbalik Gaara menyorot dingin pemuda yang berusaha membekap mulutnya sendiri di ujung tembok beberapa meter di depannya "berlaku juga untukmu" lalu tak ingin memusingkan Haruto dengan tubuh tremor yang jatuh terduduk karna terkejut sekaligus ketakutan itu, Gaara melengos pergi dengan santai seakan tak terjadi apapun sambil bersenandung kecil.
"d-dia monster"
Sebelum memasuki ruang rawat Naruto, Gaara melirik sebentar seorang yang beberapa hari senantiasa menunggui si pirang di sana.
"hey, sudah meminum obatmu?"
Pertanyaan dengan suara yang terdengar ramah seperti biasanya itu membuat Naruto yang tengah asik dengan novel tebal itu mendongak, memperlihatkan manik birunya di bingkai kacamata bulat yang membuatnya terlihat manis.
"kau datang? Uhg, aku ingin segera keluar dari sini"
Gaara mencium kening si pemilik mata biru laut itu menghiraukan gerutuan yang selalu sama di dengarnya setelah Naruto sadar.
"sabarlah, sebentar lagi dokter akan menginjikan mu pulang jika susdah sepenuhnya pulih, ingin buah?"
sambil membongkar bawaannya Gaara merapikan isi kulkas kecil yang ada di ruangan tersebut dengan pandangan Naruto yang mengikuti segala geraknya.
"aku ingin jeruk, cepat. Cepat! Aku ingin segera haha"
Mendengus adalah apa yang di lakukan si surai merah mendengar perintah dari yang lebih mungil, perasaan lega menghampirinya mendengar keceriaan Naruto yang sudah kembali.
"masih bersikeras tidak ingin mendengarkan penjelasan darinya?"
Dengan raut wajah binggung Naruto melarikan lirikan matanya yang tadinya berada tepat pada kaca pintu ruang rawatnya berpindah ke arah di mana Gaara yang sudah duduk di sebelahnya sambil mengupasinya jeruk.
"apa maksudmu?"
"berhenti untuk terus mengelak Naru, jangan terus-terusan mencoba melukai dirimu sendiri"
Sahutan dengan nada yang masih saja terdengar sama santainya itu membuat Naruto mencapai titik kekesalannnya.
"lantas aku harus bagaimana? Bukankah sudah jelas, apa lagi? Memaafkannya begitu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Just,Stop!
FanfictionNamikaze Haruto & Naruto Uzumaki. Adalah dua bersaudara dengan penggunaan marga yang berbeda, sikap dan sifat yang berbeda pula. Dua bersaudara dengan masing-masing rasa iri yang terpendam. Bersama Haruto sang murid favorit, hadir pula idaman pa...