Langit
Pagiiiii. I nya sejutaaaa :'v heheheBibir tipisnya ia gigit dengan rasa gemas. Matanya menatap layar ponsel yang memperlihatkan satu chat masuk pagi ini. Perutnya terasa digelitik saat membaca chat itu. Entah apa yang terjadi dengan dirinya saat ini. Padahal itu hanya sekadar chat biasa. Tapi bisa membuatnya berbunga-bunga seperti sekarang ini. Kupu-kupu berterbangan di dadanya. Rasa senang dan hangat menjalar di sana. Bahkan ia tidak sadar kalau masih berada di anak tangga. Berdiri di sana dengan pakaian sudah rapih untuk pergi ke sekolah.
Belum sempat ia membalasnya, satu chat masuk kembali dari orang yang sama.
Mau dijemput atau sama Papa aja?
Menyelipkan rambutnya ke belakang telinga. Lalu mengetikkan balasan untuk sosok yang tadi malam sudah menjelma menjadi pacarnya.
Ya, siapa lagi kalau bukan Langit.
Sama Papa
Oke, beb🖒
Bintang tersenyum, lalu berjalan menuruni anak tangga kembali. Menuju meja makan. Sudah pasti di sana ada Mamanya yang sibuk menyiapkan sarapan, Papanya yang menyeruput kopi, dan Cyra yang bercerita akan ada kegiatan apa saja hari ini.
"Pagi, Ma, Pa, Cyra," sapa Bintang. Duduk di samping Cyra.
"Eh-Pagi, Kak Bin!" balas gadis itu dengan semangat.
"Kok mukanya seneng banget sih?" tanya Tiwi. Melihat air muka Bintang yang berbeda dari biasanya, ia jadi bingung.
"Kayaknya semalem kita ngelewatin sesuatu deh, Ma. Ya nggak, Bin?" tanya Papanya. Menggoda. Membuat Bintang menggeleng pelan. "Nggak ada apa-apa kok, Pa."
Bintang memakan sarapannya. Mengabaikan tatapan bingung Mamanya dan juga Papanya yang akan menggodanya lagi.
"Tapi, tadi malem papa nemuin lilin di depan pagar rumah. Nggak tahu siapa pelaku yang nyalain lilin di depan rumah. Aneh."
Dan Bintang langsung tersedak.
Langit!
•••
"OEMJI GAIS, MASA KELAS OLAHRAGA KITA DIGABUNG SAMA KELAS LAIN. SEBEL GUE AMPUN DAH. UDAH GITU CEWEK-CEWEK KELAS ITU NYEBELIN WOE ELAH!"
"BERISIK, CA!"
"TOA BANGET, ANJIR!"
"HERU, URUS NOH PACAR LO KOAR-KOAR MULU!"
Caca langsung mencebikan bibirnya. Lalu berjalan ke tempat duduknya. Di sana ada Fatin yang duduk menghadap ke belakang, ke arah Bintang dan Alani.
Tadi, Caca baru saja dari toilet, saat di perjalanan menuju kelas, ia bertemu dengan guru olahraganya. Gurunya bilang, olahraga minggu ini digabung dengan kelas yang lain. Itu artinya, dua kelas yang berbeda menjadi satu.
"Kata siapa mapel olga hari ini digabung sama kelas lain, Ca?" tanya Fatin.
Caca masih merasa kesal karena pelajaran olahraga akan digabung dengan kelas lain. "Tuh, Pak Wowo! Tadi kan gue ketemu dia di jalan abis ke toilet, eh dia bilang gini "Caca, kasih tau temen-temen yang lain kalo pelajaran olahraga nanti digabung sama kelas yang lain. Sepuluh menit dari sekarang kalian kumpul di lapangan. Paham?" begitu! Kesel banget deh gue, ih!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Bi(n)lang (SELESAI)
Teen FictionSaat latar belakang kehidupan yang sebenarnya baru ia tahu, dirinya jatuh. Memeluk lara. Mendekap kecewa yang menumpuk dalam dadanya. Menahan sesak yang menghimpit. Kian semakin sesak ... Dan dirinya, tidak bisa berdiri lagi. Jatuh ... Dalam lubang...