"LARIII," teriak seorang wanita paruh baya kepada gadis yang diam diam berjalan seraya mengatur napas.
Gadis itu terlonjak kaget langsung berlari tanpa menengok kearah sang guru. Seakan ada anjing yang mengejarnya gadis itu berlari dengan cepat.
"Satu putaran lagi," gumam gadis itu pada dirinya sendiri.
Gadis itu memberikan batu itu kepada wanita paruh baya tadi. Bu Suwiti guru olahraga super killer yang hobinya nyuruh seluruh murid lari tiap hari sabtu. Bu Suwiti mengitung batu dengan teliti takut gadis itu berbuat curang. Guna dari batu itu sebagai penghitung putaran.
"Pas." Aira bernapas lega.
Aira Putri Elena gadis kelas 12 SMA dengan rambut hitam legam yang selalu dikuncir kuda. Mata sipit yang dihiasi dengan kacamata berwarna putih tulang mempermanis wajahnya. Dahi yang tertutup oleh poni ala koreanya membuatnya terlihat sangat menggemaskan.
"Ai, gimana capek ?" Ledek Nasla temen sebangkunya.
"Gila, gara - gara kemaren doang gue absen disuruh lari 10 puteran. Pagi pagi udah lepek gue," grutu Aira. Nasla terkekeh renyah.
"Sabar dikit lagi lulus," ucap Nasla.
"AAAA KAPAANN LULUSSS." Teriakan Aira mengundang perhatian orang - orang. Aira menatap sekeliling kemudian menunduk malu setelah mendapatkan tatapan aneh.
"Malu maluin lo." Nasla berjalan terlebih dahulu ke kelas.
Setibanya di kelas Aira menghampiri dibangku kosong bagian tengah lalu berdiri diatasnya, mengarahkan tubuh mungilnya tepat didepan kipas angin. "ANJIS, bau lo kemana mana," ucap seorang laki laki bertubuh jangkung. Elvan, cowok yang mempunyai mulut cablak dan suka memplesetkan kata kata kasar menjadi halus didengar.
Aira hanya terkekeh, tak peduli yang penting ia bisa merasakan sejuknya kipas angin. Kedamaian Aira hilang bangku yang ia naiki ditarik oleh seseorang yang membuatnya terjatuh. "Kambing lo," umpat Aira.
Laki laki itu duduk tanpa merasa bersalah. Menoleh saja tidak apalagi meminta maaf. Semua orang di sekolah ini sudah memaklumi sifatnya yang seperti itu, berlaku seenaknya dan tak merasa bersalah. "Lo punya masalah idup apa si ?" Aira menyulutkan emosinya.
Laki laki itu hanya melirik kearah Aira "siapa ya ? Kenal ?" Kata andalannya ketika merasa terganggu oleh orang lain. Jelas saja, mereka saling mengenal selama 2 tahun berturut – turut sekelas. Tetapi lagi lagi kata itu terlontar dari bibir ranumnya, tak punya kalimat lain kah orang ini. gumam Aira dalam hati.
"Argh." Aira menghentakan kakinya lalu berjalan ke tempat duduknya.
Laki – laki yang mengganggu Aira bernama Sea Anggara yang sering disapa Sea. Entah kenapa namanya Sea mungkin mamanya ngidam laut, pengen bikin laut di rumah gak terwujud. Mereka berdua musuh bebuyutan, sejak Aira pindah rumah ke Depok. Orang yang paling ramah saking ramahnya tetangga baru malah sengaja dibikin nyasar. Untungnya, Aira kembali dengan kondisi kaki patah karena terserempet. Lebih herannya lagi mamanya sendiri lebih senang dengan Sea, laki – laki itu hebat sekali dalam pencitraan sampai mamanya selalu memuji dirinya. Huh.
Dewi Fortuna sedang berpihak kepada murid 12 IPS 1, pelajaran pak Suwanto free class. Guru yang terkenal dengan tugasnya. Pasalnya guru itu selalu memberikan tugas didetik – detik pergantian pelajaran dan parahnya dikumpulkan hari itu juga.
IPS selalu terkenal dengan kenakalan serta kejahilannya, mentang – mentang guru tidak masuk semua murid bebas melakukan apapun. Aira menoleh kanan kiri teman – temannya sudah berkumpul disudut – sudut kelas. Adila, Erina dan Nimra bergibah menceritakan brand skincare terbaru, sedangkan geng sompret– Izzan, Mirza dan Ulwan menggoda Alisha.
Aira berjalan keluar kelas duduk dipelataran kelas bergabung bersama Misha, Dino dan Zigo. Sekolah ini sangat asri banyak pepohonan yang tumbuh subur. "gue gabut deh," ucap Aira kepada teman – temannya.
Kelas Aira tepat didepan taman sekolah, dipinggir taman terdapat batu krikil yang sengaja diletakkan disana. Tangan Dino jahil ia melemparkan batu krikil itu kearah Zigo "heh! Hewan purba, sakit kaki gue," teriak Zigo seraya membalas melempar batu.
Aksi kejar mengejar seraya melempar batu terjadi. Mereka lari ke dalam kelas tanpa disadari batu yang mereka lempar tercecer di pelataran. Bu Suwiti mendengar kegaduhan langsung menium pluit andalannya. Semua murid berlari ke kelasnya masing – masing, duduk manis serta membuka buku.
Bu Suwiti datang dengan aura negatifnya, wajah datar serta tatapan membunuh membuat murid termasuk Aira bergeming. Pandangannya menyapu seisi kelas "siapa yang lempar – lempar batu ?" tanyanya dengan lantang. 36 orang tidak ada yang berani menjawab semua menunduk.
"kalian kenapa lari ? memangnya saya hantu ?" lebih seram dari hantu, bu ucap Aira dalam hati.
"pelajaran siapa kalian ?" tanya Bu Suwiti.
"Pak Suwito, Bu," jawab mereka serempak.
"Kalian itu sekolah buat belajar, kalo gak ada gurunya bukunya dibaca. Jangan Cuma minjem diperpus aja tapi gak dibaca. Bukunya dibaca, na dibaca." Mereka langsung mengeluarkan buku apapun itu.
"gak usah sok buka buku kalian. Keluar cepet pungutin batunya." Ultimatum dari Bu Suwiti menggerakkan tubuh mereka untuk memunguti batu. Masalah baru dikelas 12 segera dimulai.
Aira, Dino, Misha dan Alisha berjongkok tepat didepan para batu krikil berkumpul. Tangan mereka menyomoti satu persatu batu yang berserakan, mereka ingin kabur ke kantin. Namun, Bu Suwiti mengawasi terus. "biar gak capek, gini aja." Zigo menaruh secara acak batu yang sudah dikembalikan agar mereka tidak disuruh seperti yang lainnya.
"gila, ide lo cemerlang juga," gumam Aira.
Tidak ada pergerakan dari mereka, hanya jongkok dengan tangan yang mencomot batu ditaro ditempatnya lalu diberantakin lagi. Disatu sisi dibilang smart karena mengurangi energi tapi dilain sisi mereka seperti orang kurang kerjaan. Apa boleh buat daripada dimarahi lebih baik seperti ini.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
*hargailah karya seseorang dengan tidak menjiplak ceritanya serta jangan lupa tinggalkan jejak kalian. terimakasih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sekolah Militer
Dla nastolatkówSekolah dengan peraturan super ketat, guru super killer dan olahraga yang tak ada hentinya. selain itu, murid disana harus kuat fisik maupun mental. sekolah itu terlihat biasa saja. Namun, begitu mencengkeram jika terjadi sebuah kesalahan. peraturan...