Prolog

34.9K 1.3K 77
                                    

Aku terpaku pada satu nama...

Terpaku pada satu kaum hawa...

Memilikinya, adalah impian terbesar dalam hidup ini...

Memintanya untuk menjadi pelengkap rusuknya, adalah doa yang selalu aku panjatkan pada sang Illahi.

Namun semua sudah menjadi harapan pahit yang tak akan pernah menjadi manis.

Dia bukan hawa yang tercipta untukku.

Aku sadar, rasa itu masih terus tumbuh tanpa pernah mati, namun hatiku tersiksa jika terus menerus ada pada rasa ini.

Belajar melupakannya adalah jalan yang aku pilih, namun.

Semakin jauh aku berjalan untuk melupakan rasa yang mengakar dalam hati, maka semakin sulit untuk melupakan.

Hingga akhirnya, rasa ini menghancurkan hati orang lain.

Egoku mengalahkan fitrah yang dirasakan oleh sosok kaum hawa yang tidak pernah aku anggap.

Egoku melukai hati dan fisiknya.

Egoku merusak masa depan indah yang telah dia susun.

Dan semuanya, karena rasa yang tak kunjung hilang.

***

Mobil BMW seri 3 itu, melesat membelah jalan raya dengan kecepatan di atas rata-rata.

Seorang gadis dengan balutan gaun pengantin islami itu, menumpahkan segala emosinya saat ini.

Amarahnya memuncak. Rasa kecewa, marah, sedih. Bercampur menjadi satu, harusnya hari ini menjadi hari bahagianya, meski bukan dengan laki-laki pilihannya.

Namun tiba-tiba...

Brakk!!!! 

Prak!!!! 

Mobil yang dia kendarai baru saja menabrak pembatas jalan akibat menghindari pejalan kaki yang hendak menyebrang.

Gadis itu terpelanting keluar dari kaca depan yang remuk tak berbentuk.

Tubuhnya jatuh dan menghantam badan jalan dengan hebat.

Aktivitas semua orang terhenti dan tertuju pada kecelakaan yang ada di depan mata.

Darah segar keluar begitu saja dari kepala sang gadis.

Secarik kertas yang dia pegang, telah terkena cipratan darah segar mililnya sendiri.

Angin memaksa kertas itu untuk terlepas dari genggaman tangan yang telah rapuh dan memaksa menampakan coretan tinta di dalamnya.

Dear Jodoh...

Aku sempurnakan kamu
Kamu sempurnakan aku, kita sempurnakan agama kita.

Tapi sebelum itu, belajarlah untuk melupakan masa lalumu. Karena di sini, aku yang akan menjadi masa depanmu.

Muliakan aku seperti kamu memuliakan ibumu, cintai aku seperti kamu mencintai ibumu, meski aku tak sesempurna ibumu, tapi aku akan berusaha untuk menjadi rumah ternyaman untukmu pulang.















📝Tegal, 10 Desember 2019

Nadia Pratama.

-
-
-
-
-
-
-
-

Holla, Assalamualaikum guys 👋.

Alhamdulillah, bisa balik lagi dengan karya baru, semoga karyaku yang ke-4 ini, bisa di terima di hati dan readiang list kalian 😂.

So, gimana prolognya? Aku ambil dari dua sisi tokoh.

Hmm, Dear Jodoh ini adalah Spoin-Off dari cerita Kau Tempatku Pulang.

Jadi buat kalain yang baru pertama kali baca karya aku, kalian bisa loh berselancar di akun wattpad aku dan baca juga cerita Kau Tempatku Pulang, hehe. Aku gak maksa sih 😂.

Doain juga, supaya Dear Jodoh, bisa update setiap hari .

Makasih untuk kalian yang sudah mengikuti perjalananku dari cerita pertama hingga cerita ke empat.

Happy reading, untuk hari ini dan hari-hari yang akan datang.

Love you guys! ❤️





Dear Jodoh Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang