10. Rusuk Siapa?

4K 357 57
                                    

Aku tak tahu siapa jodohku kelak. Tapi, apa boleh jika aku meminta dia yang menjadi pemilik rusuk ini?

• Syabilla Humairah Rabbani •



🌹 Happy Reading 🌹




Sejak kejadian malam itu, Syabil menjadi lebih diam. Alisha saja sampai bingung harus berbuat apa, dia tidak tega melihat kakanya yang tengah merasakan patah hati.

Alisha menghela napas karena sudah hampir satu jam dia melihat Syabil yang melamun di depan jendela.


"Kak Syabil gak pegel apa berdiri mulu? Gue aja yang duduk pegel liatinnya," gerutunya seorang diri.


"Emang dasar ya tu si Alien! Awas aja, gue bakal bales perbuatan dia yang udah nyakitin hati kakak gue." ulangnya lagi.

Meski terkadang Alisha kesal dengan Syabil karena kerap kali dibanding-bandingkan. Tapi dia tetap sayang pada kakaknya itu.


Alisha membulatkan tekad. "Buat lo Alien! Lihat aja nanti, gue bakal balas rasa sakit yang kakak gue rasain."

"Ka? Lo gak pegel?" tanya Alisha dan membuat Syabil menoleh ke arahnya.

"Enggak," balas Syabil seadanya.

Alisha menghela napas. "Lo lemes amat sih, Kak. Kayak banci habis di kejar Satpol PP.."

Syabil tak menyauti, Alisha, kan, jadi makin kesal dengan Ali.

"Udah Kak, lupain Alien. Lo tuh perempuan baik pasti bakal dapet jodoh yang lebih baik dari si Alien itu."

Syabil tersenyum tipis, ucapan Alisha memang ada benarnya, namun melupakan tidaklah segampang itu.


"Kakak gak pernah jatuh cinta Sha. Sekali kakak bisa merasakan hal itu, kakak malah mendapat pahitnya sakit hati atas penolakan halus," ucap Syabil.

Alisha beranjak dari duduk dan menghampiri Syabil, dia mengusap lengan kakaknya. 

"Sabar Kak, Allah pasti punya rencana lain." Dilihatnya mata Syabil yang berkaca-kaca. "Kalau lo mau nangis, nangis aja ka. Gue udah sering denger lo nangis akhir-akhir ini. Dan asal lo tahu Kak, kalau lo nahan buat nangis, dada lo bakal sesek. Rasanya lebih sakit, lebih kerasa di teken."

Tanpa disadari, Syabil akhirnya menangis dihadapan Alisha.


"Semoga, jodoh lo, laki-laki ya ka," kata Alisha.

"Ya iya lah, Sha. Hih! Kamu ganggu suasana," Syabil nangis tapi ujungnya ketawa. Dasar Alisha.



🍃🍃🍃

Sore ini Alisha pergi bersama Jojo dan Akbar, ke Warteg baru model zaman now yang tidak jauh dari komplek rumah mereka.

Alisha mempersiapkan dirinya sesempurna mungkin buat ketemu Jojo.  "Gue udah wangi plus cantik plus imut dan siap buat ketemu mantan terindah, kek lagunya kembaran gue, mbakRaisa," ucapnya seorang diri di depan cermin

Alisha turun ke lantai bawah dan pamit pada Bunda sebelum pergi.

Gadis itu berjalan sambil bersenandung riang sampai akhirnya sebuah mobil berwarna putih yang terparkir di depan rumah Ali, mencuri perhatiannya.

"Lagi ada tamu keknya," ucapnya seorang diri.

"Alisha?"

Alisha menghentikan langkah saat ada yang memanggilnya dari arah Rumah Ali.

Lantas gadis itu tersenyum melihat siapa yang memanggilnya tadi.

"Bang Rafi?"

"Mau ke mana?" tanyanya Rafi ramah.

"Mau ke rumah temen, abang kok di sini. Terus itu anaknya Alien nurut banget lo gendong."

Rafi mengerutkan dahi saat mendengar pertanyaan Alisha.

"Anaknya bang Ali?" tanyanya.

"Iya. Itu yang lo gendong. Bolak sama Balik," lanjut Alisha yang membuat Rafi tertawa.

"Kok lo ketawa bang?"

"Mereka anak saya." balas Rafi.

Alisha terkejut dengan pengakuan Rafi.

"Tapi kemarin dia manggil Alien pake sebutan Papa."

"Iya, kebisaan mereka begitu karena mereka dekat sama Bang Ali dari lahir," jawab Rafi menjelaskan.

"Dan satu lagi." jeda sekian detik. "Namanya, Qilla dan Qailla, bukan bolak-balik."

Alisha nyengir, antara nahan malu. "Sorry bang. Habisnya kemarin anak lo nangis pas gue deketin."

"Gak apa-apa."

"Ya udah bang, gue pamit ya."

"Iya, hati-hati."


***

Alisha, Jojo, dan Akbar, akhirnya sampai di Warteg Zaman now, yang baru resmi dibuka beberapa waktu lalu.

Mereka memesan makanan sesuai selera dan menikmatinya sambil sesekali melempar obrolan.

"Ka Syabil gimana? Udah sehat?" tanya Jojo.

"Alhamdulillah sehat, tapi masih agak pendiam gitu," jawab Alisha jujur.

"Kasian Kak Syabil, apa gue nikahin aja ya Sha?" usul Akbar yang membuat Alisha melotot.

Akbar menatap Alisha. "Gak usah melotot gitu matanya, gue janji bakal jadi suami yang baik buat Kak Syabil dan jadi Kakak Ipar yang jahat buat lo."

"Gue gunting juga tuh mulut!" balas Alsiha yang membuat Jojo tertawa.

"Pulangnya gue jenguk deh, takut sakitnya karena kangen sama gue."

"Budu amat!!!!!" jawab Alihsa galak.

Setelah selesai makan, mereka bertiga memutuskan untuk pulang. Mereka pulang menggunakan mobil Akbar.

"Bar, lain kali jangan pake mobil napa," usul Alisha.

"Kenapa?"

"Motor aja, bonceng tiga kita."

"Cabe-cabean dong kita," balas Akbar dengan tawa.

"Anjir, iya juga." timpal Alisha.

"Bar stop!" Akbar menginjak pedal rem, menghentikan mobilnya di depan rumah tetangga sebelah. Lalu  menoleh ke arah Alisha yang duduk di belakang.

"Sampe sini aja Bar, makasih ya."

"Eh bentar lagi sampe di depan rumah lo, markonah! Ngapain turun depan rumah orang?!"

"Iya Sha, kan itu rumah kamu udah kelihatan," imbuh Jojo.

"Udah gak apa-apa. Gue turun, makasih." Alisha langsung buka pintu mobil itu dan keluar.

Alasan Alisha turun di depan rumah orang, karena tepat di depan rumahnya, ada Ali dan Syabil yang tampak tengah bertengkar.

"Kamu Jahat Mas! Kamu emang laki-laki dingin!"

Tak sengaja Alisha mendengar ucapan terakhir Syabil sebelum kakanya masuk ke dalam rumah.

Alisha berlari ke arah Ali yang masih terdiam di depan rumahnya.

Plakk!

Satu tamparan keras mendarat di pipi kanan Ali.






























-
-
-
-
-
-

Dear Jodoh Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang