17. Melepas untuk Bebas

4.1K 393 46
                                        

Sulit memang ketika hati terpatok pada satu sosok. Ingin pergi, takut dia jodoh, ingin bertahan, takut jika ternyata dia jodoh orang. Maka jalan satu-satunya adalah melepas untuk bebas.

• Naufalyn Alisha Rabbani•

....

Happy Reading
...









Satu minggu menjelang Ujian Nasional, Alisha dan seluruh siswa kelas dua belas tengah sibuk mempersiapkan fisik, mental, dan materi untuk menjawab soal-soal nanti.

Sebelum mengadakan ujan, SMA Pelita Bangsa, mengadakan sebuah seminar untuk anak kelas dua belas dengan tema ringan, yang mengangkat kegalauan siswa antara Kulaih atau Bekerja.

Dan pengisi Seminar itu adalah, Ali Khairi Rasyid. CEO muda yang telah sukses menekuni bisnisnya sejak ia lulus dari bangku perkuliahan.

Sudah tiga puluh menit Ali berdiri dan memberi arahan tentang dunia yang sebenarnya. Dunia yang tak lagi buka hanya meminta uang saku dan bersenang-senang.

Dan tiga puluh menit juga Alisha tertidur pulas di bahu Manda.

"Saya akan mengajuka sesi tanya jawab sebelum kita rehat sejenak untuk sholat duhur," ucap Ali.

Alisha dan Manda memang duduk di barisan siswi kelas IPS, mereka ada di deretan tengah, lurus dengan garis tempat berdirinya Ali.

Maka dari itu, Ali mudah untuk menangkap sosok gadis yang tengah pulas tertidur di bahu temannya.

Dasar pelor!--- ucap Ali dalam hati saat menatap ke arah Alisha.

"Ya! Kita akan membuka tiga pertanyaan pertama," ucap Agra siswa kelas dua belas IPA 1 sekaligus sang pembawa acara.

"Sha?" panggil Manda pelan sambil menggoyangkan tubuh Alisha.

"Sha! Bangun!"

"Hmm---" Alisha justru tersungkur di pangkuan Manda.

"Astagfirullah!!!" desis Manda. Mau tidak mau, Manda mengangkat tubuh Alisha dan di dudukannya dengan benar, meski mata Alisha masih terpejam.

"MELEK SHA!" ucap Manda pelan namun penuh penekanan di telinga Alisha.

"Iya... Iya.... Hoaaaa---" Alisha meregangkan otot-ototnya, dan refleks ke dua tangannya mengangkat.

"Ya! Dari barisan siswi IPS. Baris tengah," ucap Agra.

Seluruh mata tertuju pada Alisha, Alisha yang baru saja membuka ke dua matanya sontak terkejut.

Alisha menatap ke arah Agra dengan bingung. Sedangkan Ali, mati-matian menahan tawanya, karena laki-laki itu sedari tadi memperhatikan Alisha.

"Man? Kok pada liatin gue?" bisik Alisha.

"Alisha silakan berdiri, itu microfonnya di pegang." intruksi Agra.

"Apaan sih? Kok pegang mic? Gue gak mau nyumbang lagu Gra!" jawab Alisha.

Sontak membuat seluruh siswa siswi yang ada di ruang aula tertawa menatap wajah bantal Alisha.

Dear Jodoh Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang