35. Tegar

3.8K 447 107
                                    

Alisha duduk termangu di kursi meja belajarnya, sejak kejadian kemarin malam Ali tak kunjung mengabarinya.

Pemesanan undangan pun dia tak andil. Alisha marah, namun dia tak mampu untuk murka, hatinya terlanjur kecewa tapi lagi-lagi, dia berusaha tegar.

Alisha sadar jika cinta tidak dapat di paksakan, dan dia tak mau memaksa agar Ali juga merasakan apa yang telah dia rasakan.

Bagi Alisha, Ali adalah sosok yang begitu berarti dalam melupakan Jojo. Alisha juga tidak pernah menyangka jika dia bisa melupakan rasanya pada Jojo secepat ini dan memberi semua rasa cinta itu pada calon suaminya.

"Allah, gue percaya pilihan-Mu adalah yang terbaik. Gue bakal tetap nerima Om Ali apa adanya meski nantinya akan ada rasa sakit yang dia goreskan atas cerita cinta masa lalunya," ucap Alisha seorang diri.

"Sha?" Alisha menoleh ke arah pintu kamarnya yang kebetulan tidak di tutup.

"Iya Bun?"

"Itu kakak kamu mau ngajak ke butik buat fitting baju pengantin, " ucap Rania yang masih berdiri di ambang pintu.

"Yang mau fitting baju kakak sama calon suaminya kan Bun? Kok ngajak Alisha, yang ada Alisha jadi obat nyamuk."

"Kan kamu juga mau nikah, jadi kamu sekalian fitting sama nak Ali. Itu nak Ali juga sudah nunggu."

"HAH?" Alisha langsung beranjak dari duduknya.

"Cepat sana kamu siap-siap udah pada nunggu." setelah itu Rania menutup pintu Alisha.

Alisha menghembuskan napasnya kasar. Tidak dia tidak siap untuk bertemu Ali, entah kejadian kemarin membuat nyalinya ciut untuk sekedar tegur sapa.

Mata Alisha kembali berkaca-kaca. "Ka Asma cantik banget, kalem, anggun, ramah, putih bening,  murah senyum, sholehah, istri idaman banget hiks...hiks... Gue sih apa? Kek remahan rengginang di toples kongguan hiks...hiks..."

Alisha mengelap air matanya lalu masuk ke dalam kamar mandi. Sungguh! Anak itu sedang dalam mode tidak percaya diri hanya karena Ali dan Asma.

Perlu di ingat untukmu Alisha , Allah subahhanahu wata'ala telah menciptakan para  makhluknya dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing. Tak ada yang sempurna di muka bumi ini, bukan hanya di bumi di semua galaksi ciptaan'Nya, tidak ada yang sempurna, karena kesempurnaan itu hannyalah milik Allah Subahhanahu wata'ala.

Jadi jangan pernah merasa minder dan stop bandingin diri kamu dengan orang lain. 

🍃🍃🍃

Alisha menuruni anak tangga dengan wajah di tekuk. Rasanya lelah jika harus membahas pernikahan.

"Ayo Sha!" ucap Syabil. Alisha mengangguk.

Di lihatnya sudah ada Alvaro dan Ali, mereka juga tampak akrab, Alisha sempat melirik Ali, laki-laki itu tak meliriknya juga dan dia terlihat  baik-baik saja seperti tidak ada masalah.

Padahal Alisha ingin jika Ali minta maaf padanya, hanya itu saja.

"Kita naik mobil sendiri-sendiri ya, Mas sama Bang Ali, Adek sama Alisha ya," ucap Alvaro dengan di akhiri senyum.

Mas? Adek? Ini gue yang baper ya allah , kapan gue sama Om Ali aku begitu? --- Alisha menghela napas pelan.

"Oke," jawab Syabil dengan di akhiri senyuman.

Mereka berempat berjalan menuju halaman depan rumah orang tua Alisha.

"Kamu yang nyetir ya Sha." Syabil menyodorkan kunci mobilnya pada Alisha. Alisha pun menerimanya.

Dear Jodoh Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang