44. Suara Hati Alisha

4.4K 520 172
                                    

Setiap doa yang  dipanjatkan akan didengar oleh-Nya. Dan diberikan di waktu yang tepat, jadi jangan pernah berpikir jika Dia tak mendengar doamu.

• Dear Jodoh •

🍃 Karya Nadia Pratama 🍃







Ali, Sultan, serta keluarga yang lain tengah menunggu dokter selesai menangani Alisha.

Dzikir, sholawat, seta doa-doa baik, tidak berhenti terlontar dari semua anggota kelurga dan para sahabat Alisha.

Tidak lama kemudian, dokter laki-laki muda itu keluar, Sultan dan Rania langsung menghampiri dokter itu.

"Bagimana kondisi putri kami, dok?" tanya Sultan.

"Alhamdulillah, pasien telah bangun dari komanya. Sekarang pasien sudah selesai kami tangani, namun kami akan tetap memantau kondisinya. Kami permisi, jika terjadi sesuatu pada pasien, Bapak dan Ibu bisa langsung memencet tombol darurat."

"Baik dok, terima kasih," jawab Sultan. Kemudian dokter dan beberapa suster itu pun keluar dari kamar rawat inap Alisha.

Sultan, dan Rania langsung menghampiri Alisha. Dan diikuti juga oleh Reza, Syabil, dan Suaminya. Sedangkan Ali masih berada di luar bersama Akbar, Jojo, dan Manda.

"Alisha?" panggil Rania. Alisha yang sedari tadi menatap ke luar jendela langsung menoleh ke arah sang Bunda.

Dengan derai air mata, Rania memeluk erat Alisha, namun tak ada respon sedikitpun dari sang putri.

"Bunda sangat takut jika harus kehilangan kamu, Bunda gak sanggup jika benar-benar kehilangan kamu saat itu." Rania melepas pelukannya dan menangkupkan ke dua tangannya di wajah Alisha.

"Jangan tinggalin Bunda lagi ya nak, Bunda gak bisa hidup tanpa kamu. Bunda sayang sama Alisha." Rania mencium kening dan ke dua pipi Alisha. Setelah itu giliran Sultan yang menyapa sang Putri.

"Ayah kangen sama Naufal, akhirnya Naufal bangun dari koma." Sultan mencium kening Alisha, sama seperti yang dilakukan sang istri.

"Sekarang, apa yang Naufal rasakan? Masih ada yang sakit? Bilang sama Ayah," lanjut Sultan. Alisha diam, pandangannya juga menatap orang-orang yang tiba-tiba mengelilinginya.

Syabil menatap lekat mata Alisha, pancaran kebingungan tersorot jelas dari mata sang adik.

"Bun? Yah? Kenapa kakak gak jawab?" tanya Reza dengan mata yang berkaca-kaca.

"Kakak gak bisu akibat kecelakaan kan?" lanjut Reza. Reza langsung mendekati Alisha, dan meraih tangan sang Kakak.

"Ka? Kakak ini aku Reza, adik kakak yang selalu kakak bully karena cengeng. Kakak ingat kan? Kenapa kakak diam aja!" Reza sudah tidak bisa membendung air matanya lagi.

Begitupun Syabil dan yang lain. Ali menatap Alisha dari balik jendela.

Ada rasa takut di hatinya, Ali takut jika Alisha tidak dapat mengingat lagi nantinya.

"Sha? Kamu ingat kakak?" sekarang giliran Syabil yang bertanya.

Alisha menatap Syabil dari ujung kaki hingga ujung kepala.

"Maaf, kalian siapa?"

Deg!

"Kakak!" Teriak Reza sambil memeluk Alisha. Dia menangis kencang di sana.

"Jangan hilang ingatan! Kakak gak boleh lupa!" ucap sang adik.

Tangis Rania dan Syabil juga pecah.

"Sha! Ini Bunda sayang! Ini Ayah!" Rania meraih tangan sang suami.

Dear Jodoh Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang