Alisha menatap Syabil yang tengah menonton tayangan televisi di ruang keluarga, dia baru saja keluar dari dapur sambil membawa segelas susu cokelat dingin kesukaannya.
"Ka?" panggil Alisha. Syabil melirik sang adik, dan kembali fokus pada tontonanya.
"Kenapa?" tanya Syabil.
Alisha berjalan ke arah Syabil dan duduk di samping kakaknya itu. "Gue mau tanya sama lo."
"Bentar nunggu iklan ya." Syabil tertawa ketika melihat tingkah pelawak yang di sugesti oleh lawan mainnya.
Alisha masih setia menunggu sambil menghabiskan susu cokelatnya. Tak lama kemudian, tayangan yang Syabil tonton akhirnya mendapat jatah iklan.
"Tadi mau tanya apa?" Syabil meraih toples berisi kripik kengang yang ada di meja. Alisha memutar gelasnya pelan.
"Perasaan lo ke Om Ali," jawab Alisha dengan detak jantung yang tidak karuan.
Syabil terdiam sejenak sambil menikmati kripik kentang yang baru saja masuk ke dalam mulutnya.
"Kalau lo masih ada perasaan ke dia, gue bakal batalin semuanya. Mumpung baru tunangan juga, dan gue minta maaf sama lo karena gue nerima lamaran Om Ali." pandangan Alisha lurus pada layar televisi. Diam-diam, genggaman tangannya pada gelas yang dia pegang, menjadi semakin erat.
Syabil menatap adiknya. "Emang kalau kakak suruh kamu buat batalin khitbah dari Ali, kamu bakal lakukan?"
Alisha tersenyum namun tak menoleh ke arah Syabil. "Iya, dari pada gue harus nyakitin perasaan kakak gue sendiri. Gue bakal batalin semuanya, tenang aja." Alisha beranjak dari duduknya dan pergi ke arah dapur.
Syabil masih terdiam menatap Alisha yang semakin jauh dari pandangannya.
Alisha menaruh gelas bekas susu cokelat itu di meja makan, dia mengambil napas panjang lalu menghembuskannya pelan.
"Entahlah! Gue rasa oksigen dalam bumi menipis." Alisha tesenyum tipis sambil menatap cicin pemberian Ali saat khitbah beberapa hari lalu.
"Gue baru akan mulai semuanya, belajar suka sama Om Ali, belajar lepasin Jojo, belajar memaafkan Jojo dan Manda. Tapi kayaknya semua akan berakhir dengan sia-sia. Kalau gue tahu endingnya bakal kaya gini, gue gak bakal terima Om Ali dan tetep stay di Jakarta.
Harusnya emang gue pergi, gak ada gunanya juga gue di sini. Gue salah ambil langkah." Alisha memejamkan matanya sejenak. Lagi dan lagi, dia harus mampu berkorban untuk orang yang di sayang.
Dia tak peduli akan hatinya yang sebenarnya kembali terluka, dia hanya memperdulikan hati orang lain hingga hatinya mengalami radang patah hati hingga kronis dan sebentar lagi akan mati rasa.
"Kakak gak bakal nyuruh kamu buat batalin semuanya!" Alisha menoleh dan menatap sosok Syabil yang sudah berdiri di depannya.
"Kakak hanya ingin tahu tentang perasaan kamu, dan akhirnya kakak tahu." Syabil tersenyum.
Alisha mengerutkan dahinya. "Maksud lo?"
"Dengan jawaban kamu yang seperti tadi, dengan ucapannya yang barusan kakak dengar. Kakak yakin, hatimu sedang berusaha bangkit dari masa lalu, bangkit dari luka lamamu." Syabil mengelus puncak kepala Alisha. "Kakak sudah ikhlaskan Ali untuk perempuan pilihannya, dan ternyata itu kamu, dan ya memang melupakan itu adalah suatu hal yang sulit, tapi Sha." jeda sekian detik.
"Kakak berhasil melewatinya dengan bantuan Mas Alvaro, dia datang di waktu yang tepat saat hati kakak kalut dalam rasa sakit. Awalnya kakak pikir akan sulit untuk menerima Mas Alvaro, tapi dia adalah laki-laki yang memiliki kegigihan luar biasa untuk mendapatkan hati kakak." Syabil kembali tersenyum saat wajah Aldi melintas di benaknya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Jodoh
Romance📝 Spiritual-Romance-Humor |Spinoff Kau Tempatku Pulang ⚠️Awas Baper!⚠️ Dear Jodoh Aku sempurnakan kamu Kamu sempurnakan aku, kita sempurnakan agama kita. Tapi sebelum itu, belajarlah untuk melupakan masa lalumu. Karena di sini, aku yang akan menja...