Alisha berlari ke arah bangsal Melati, dia tak menghiraukan bajunya yang basah kuyup. Sekarang di pikirannya hanya ada Bunda.
Ali juga ikut berlari mengejar Alisha, karena laki-laki itu yang mengantarnya ke rumah sakit.
Sesampainya di depan pintu kamar inap Rania, Alisha diam dan mengambil napas sejenak. Sedangkan Ali, berhenti tidak jauh dari Alisha, sorot matanya masih memperhatikan gadis itu dari jauh.
Baru saja Alisha akan memegang gagang pintu, lebih dulu pintu itu terbuka dan menampakkan sosok Syabil dengan raut wajah emosi saat melihat kehadiran Alisha.
"Ka Abil?" ucap Alisha lirih.
Syabil baru pulang dinas dari kota Surabaya, dan mendapat kabar jika sang bunda di larikan di rumah sakit.
Syabil keluar dan kembali menutup pintu berwarna putih itu.
"Puas kamu?" ucap Syabil dengan mata yang memerah. Alisha mundur saat sang kakak terus mendesaknya.
"Dasar anak gak tahu diri!" Syabil menunjuk-nunjuk sang adik.
"Masih untung kamu masih punya Bunda, masih punya Ayah, masih punya keluarga! Tapi tingkah laku kamu kaya anak brandal yang gak pernah di didik!" serang Syabil dengan kata sarkasme. Dan membuat Alisha mengepalkan ke dua tangannya.
"Lihat! Pipi kamu, habis adu jotos sama siapa kamu?! Kamu tuh cewek gak seharusnya brandal kaya gini! Kasihan bunda sama Ayah yang udah didik kamu buat jadi orang benar, tapi kamu malah jadi brandal!"
"GUE BUKAN BRANDAL!" jawab Alisha tegas.
Ali yang melihat kakak beradik itu pun, hanya mampu memperhatikan dari jauh.
"Kalau tadi Bunda sampai kenapa-napa, kakak gak bakal anggap kamu sebagai adik lagi! Adik kakak cuma Reza!"
"Hahahaha..." Alisha tertawa sumbang. "Bukannya dari dulu gitu ya? Bukan cuma lo aja yang gak anggap gue, tapi Bunda dan Ayah juga! Sejak ada Reza, gue itu kaya anak tiri tahu gak?! Lo pasti gak tahu rasa sakit yang gue dapat pas gue selalu di bandingin sama lo dan Reza!" Alisha masih menatap tajam sang kakak.
"Lo selalu jadi anak emasnya Bunda! Sedangkan gue? Prestsi yang gue dapat pun kayak gak penting buat Bunda dan Ayah! Gue babak belur ikut taekwondo sampe tingkat internasional, terus pas balik bawa hadiah juara satu, apa respon Bunda dan lo ? Cuek kan? Gak peduli kan ?!"
Tatapan Syabil sedikit demi sedikit mulai meredup.
"Gue ucapin makasih sama Allah, udah izinin gue lahir dari rahim Bunda, tapi gue juga selalu tanya sama Allah, kenapa gue harus jadi anak Bunda! Gue benci sama hidup gue , gue benci lo! Benci Bunda! Benci Ayah! Dan benar-benar benci Reza!"
Plakk!!!
Tamparan keras mendarat begitu saja di pipi kanan Alisha. Ali membulatkan matanya saat gadis berjilbab hitam itu menampar Alisha dengan sangat keras.
Alisha memegang pipi kanannya yang terasa panas, perih, dan seketika telinganya berdengin.
"Jaga ucapan kamu!" ucap Syabil dengan nada tertahan saking emosinya.
Alisha tersenyum kecut, sambil mengusap sudut bibirnya yang ternyata mengeluarkan darah.
Alisha menatap Sayabil. "Kenapa gak lo bunuh gue aja? Kan gampang, gak usah siksa gue. Butuh pisau gak? Apa golok? Cangkul? Huh? Lo butuh apa buat bunuh gue Kak?"
"Alisha kamu——"
"SYABIL!!" tangan Syabil melayang di udara saat suara Sultan——ayahnya menyambar telinganya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Jodoh
Romance📝 Spiritual-Romance-Humor |Spinoff Kau Tempatku Pulang ⚠️Awas Baper!⚠️ Dear Jodoh Aku sempurnakan kamu Kamu sempurnakan aku, kita sempurnakan agama kita. Tapi sebelum itu, belajarlah untuk melupakan masa lalumu. Karena di sini, aku yang akan menja...