36. Kenangan

3.9K 456 81
                                    

Love never asking to look forward to. He took the opportunity or allowed.

-
-
-

cinta tidak pernah meminta untuk menanti, karena cinta hanya mengambil kesempatan atau tentang mempersilahkan.

•Ali bin Abi Thalib•











Bruk...

“Aduh!” pekik Asma saat kepalanya menabrak dada bidang  seseorang.

“Maaf enggak sengaja,” Asma masih duduk di atas lantai lobi sekolah.

“Kamu enggak apa-apa?” suara bariton itu menyambar telinga Asma.

Asma mendongakkan kepalanya, menatap sang pemilik suara khas itu.

Satu detik, dua detik, tiga detik dan...

“Astagfirullah!!!” Asma langsung merundukkan pandangannya.

“Bisa bangun?” tanyanya.
Asma tidak menjawab, lantas ia langsung bangkit.

“Maaf Ka Ali,  tadi enggak sengaja. Buru-buru soalnya,” ucap Asma sambil tetap merundukkan pandangannya.

“Enggak masalah. Yang penting, aku gak buat anak orang luka kan?” tanyanya dengan diakhiri senyum.

Asma melirik laki-laki yang bernama Ali itu dari sudut matanya.

“Enggak.”

“Kamu telat kan?” tanya Ali yang tidak lain adalah ketua OSIS dari SMA N 25 Jakarta. Asma mengangguk pelan.

“Ikut aku ke lapangan!” titahnya sambil berjalan melewati Asma begitu saja. Asma berbalik dan menatap punggung Ali.

Ali tersenyum kala dia berhasil menghukum Asma saat itu. Menghukum gadis yang sudah menggangguk pikirannya sejak pertama kali bertemu saat masa orientasi sekolah.

Ketika dia menginjakkan kaki di SMA N 25 Jakarta ini, kenangannya bersama Asma juga ikut kembali terputar.

Namun itu semua hanyalah tinggal kenangan, Ali telah berjanji pada Alisha bahwa dia akan melupakan semua masa lalunya, semua perasaannya untuk Asma yang kini telah hidup bahagia dengan Rafi.

Akhirnya, kurang delapan hari lagi, dia dan Alisha akan resmi menjadi sepasang suami istri.

Ali tertawa kecil saat membayangkan bagaimana hebohnya kehidupan rumah tangga mereka kelak.

Dan saat menatap undangan yang dia pegang sekarang, Ali menjadi semakin tidak sabar.

"Sudah lah! Kita bagikan undangan ini, lalu pergi ke acara wisuda Alisha." Ali bergegas masuk ke dalam ruang guru dan membagikan undangan pada guru-guru di sana.

Semua guru yang menerima undangan dari Ali tampak bahagia, ada pula yang terkejut karena Ali baru menikah, ada pula guru yang tidak dapat Ali temui karena sudah pensiun.

"Kenapa baru nikah?" tanya Pak Witno---guru bahasa Inggris yang mengajarnya dulu.

"Hilalnya baru datang, Pak," jawab Ali diakhiri tawa kecil. Pak Witno pun ikut tertawa mendengar jawaban Ali.

"Tadinya Ibu mau jodohkan kamu dengan anak Ibu loh, Li. Habisnya lihat postingan di instagram kamu, kamu selalu sendirian," sambung Bu Harti---mantan wali kelas Ali. Ali hanya tersenyum.

"Semoga pernikahannya lancar Ya nak Ali, selalu berada dalam lindungan Allah," sambung Bu Harti.

"Aamiin, terima kasih doanya Bu, Pak."

Dear Jodoh Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang