48. Istri Beruntung

5K 524 191
                                    

Istri beruntung
Istri yang paling beruntung adalah dia yang dikaruniai oleh Allah , seorang suami yang penyabar dan juga penyayang, penuh kehangatan dan kelembutan, suka menolong dan berhati tulus. Jika dia pergi istri merindukan, jika dia ada istri ingin berdekatan.

• DR. Abdul Malik Al Qasim•
























Dua bulan kemudian...

Alisha melewati suka duka dalam proses penyembuhan kakinya. Dia pernah hampir menyerah saat kakinya benar-benar tak dapat digerakan, dia merasa semua akan berakhir sia-sia.

Namun betapa beruntungnya Alisha yang memiliki suami seperti Ali.
Suami yang mampu menjadi sahabat dan tempat berkeluh kesah.

Ali tak pernah absen untuk menyemangati sang istri, memberi dukungan dan keyakinan bahwa segala sesuatu yang terjadi akan menemukan titik terangnya dan segala penyakit yang Allah beri pasti ada obatnya.

Dokter juga tidak menyangka jika selama dua bulan ini, Alisha telah mampu kembali berjalan tanpa kursi roda ataupun tongkat penyangga.

Salah satu faktor cepatnya penyembuhan itu karena Alisha selalu mendapat dukungan dari orang-orang terdekatnya, terutama sang suami.

Dokter Hanna juga mengatakan jika Ali memiliki andil besar dalam proses penyembuhan Alisha, perhatian dan kasih sayang dari Ali, mampu menyalurkan energi baik untuk Alisha.

Dan seperti saat ini, Ali tengah mengepang rambut panjang Alisha.

Malam minggu ini mereka habiskan hanya di rumah saja, karena faktor Alisha yang malas bergerak atau mager dan ditambah dengan hujan deras yang mengguyur Ibu Kota sejak sore tadi.

Ali dan Alisha duduk di tengah kasur dengan kesibukan masing-masing. Ali sibuk mengepang rambut Alisha, Alisha sibuk membaca novel romance islami penulis favoritnya.

"Aakk--" Alisha menjerit pelan saat merasakan anak rambutnya tertarik keras.

"Maaf Sha, nyisirnya terlalu kencang ya?" tanya Ali.

"Iya! Lagian kamu bikin berapa kepangan sih? Bisa-bisa rambutku keriting!"

"Hehe... Aku bikin empat. Udah diam aja! Yang nurut hasilnya bakal bagus!" balas Ali.

"Terserah kamu deh! Oh ya Mas Al." Alisha langsung menoleh dan memposisikan dirinya menghadap Ali.

Refleks Ali menghentikan aksi mengepang rambut panjang Alisha.

"Kenapa?"

"Kan besok minggu tuh, aku minta jatah dong," balas Alisha.

"Besok mau apa?" tanya Ali.

"Kita ke toko buku beli novel baru, terus jalan-jalan ke kebun binatang ajak Qilla dan Qaila, habis itu makan bakso di warung yang dekat SMA aku dulu. Gimana?" Alisha tersenyum sambil mengerjapkan matanya beberapa kali.

"Gimana ya?" Ali mengetuk-ngetuk dagunya dengan jari telunjuk. Alisha sedikit cemberut.

"Kan mumpung kamu libur kerja, ya kita jalan-jalan dong! Masa kamu mikir sih?! Gak mungkin gak punya uang kan? Kalau pun iya gak punya kamu jangan lupa loh bahwa istri kamu ini anak Sultan!" jawab Alisha panjang lebar.

Ali langsung mencium pipi kanan Alisha. Alisha mematung seketika.

"Aku punya uang, banyak malah kalau kamu mau tahu!" bisik Ali tepat di telinga kanan Alisha.

"Ya ka--kamu ngapain pakai mikir!" jawab Alisha sedikit gagap.

"Kamu ngapain gagap? Baru dicium di pipi, belum di kening, hidung, alis, dan--" Ali menggantungkan kalimatnya.

Dear Jodoh Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang