32 ❤

2K 280 20
                                    

Hyunjin tidak ingin melepaskan barang sedetik pun kaitan tangannya pada sang istri. Senyumannya pun tidak pernah luntur. Keduanya masuk kedalam rumah disambut oleh ayah dan ibunya yg sedang bermain bersama Jeongin.

"Ibu, ayah"

Hyunjin menarik tangan Seungmin untuk mendekat.

"Halo Jeongin sayang"

Hyunjin membawa Jeongin kedalam pelukannya lalu mencium gemas wajah anaknya itu.

Seungmin tersenyum melihat suami dan anaknya itu. Hyunjin menyikut tangan Seungmin pelan memberi kode pada sang istri.

"Uh itu, ayah ibu. Aku ingin mengatakan sesuatu?"

"Ada apa sayang?"

Tanya nyonya Hwang lembut.

"Aku ingin memberikan ibu dan ayah hadiah"

Seungmin mengulurkan tangannya yg memegang kotak panjang berwarna merah.

"Apa ini?"

Tanya nyonya Hwang penasaran sambil memperhatikan kotak itu.

"Buka saja Bu"

Hyunjin tersenyum sambil memainkan tangan Jeongin.

Nyonya Hwang membuka perlahan kotaknya lalu mengeluarkan benda yg ada didalam kotak itu perlahan.

"Ya ampun Seungmin"

Nyonya Hwang menutup mulutnya dengan salah satu tangannya yg tidak memegang hasil tes Seungmin tadi.

"Sayang coba lihat ini"

Nyonya Hwang menunjukkannya pada sang suami.

"Kamu hamil? Wah rumah kita sebentar lagi akan ramai"

Nyonya Hwang mendekat kearah seungmin mengelus perut yg masih belum membuncit itu.

"Halo calon adiknya Jeongin. Sehat-sehat didalam sana. Nenek, kakek, ibu, ayah dan kakak Jeongin menantimu"

Seungmin tersenyum tangannya digenggam erat oleh hyunjin yg juga tersenyum melihat kebahagiaan semua orang yg ia cintai.

"Apa kamu ingin makan sesuatu? Biar ibu masakkan"

"Tidak Bu tidak usah, aku tidak mengidam makanan"

"Lalu?"

Seungmin mendekatkan wajahnya membisikkan sesuatu pada pada ibu mertuanya.

Raut wajah nyonya hwang berubah. Ia langsung tertawa keras sambil mengelus sayang rambut Seungmin.

"Baiklah, akan ibu turuti kemauan ibu hamil"

Nyonya Hwang mencubit hidung Seungmin gemas.

"Apa yg Seungmin minta bu?"

Tanya hyunjin penasaran menatap curiga pada ibu dan istrinya.

"Rahasia"

Seungmin dan nyonya Hwang langsung berdiri lalu pergi dari sana sambil tersenyum jahil kearah hyunjin.

Hyunjin menghela nafasnya lalu kembali menatap Jeongin.

"Memang orang hamil itu suka bikin sakit kepala. Iya kan sayang?"

Jeongin yg diajak bicara oleh hyunjin hanya tertawa.

"Ibu mu juga begitu. Ngidam yg paling mengerikan yg pernah ada"

Tuan Hwang bergidik ngeri ketika memutar kembali memorinya ketika sang istri sedang ngidam.

"Memangnya ibu minta apa?"

"Ibumu pernah meminta ayah menjambak rambut kakekmu, dia juga pernah meminta ayah untuk menghabiskan sepuluh susu pisang dalam sekali minum dan yg lebih parahnya ibumu pernah menyuruh ayah untuk naik rollercoaster 3 kali putaran"

Hyunjin meneguk ludahnya kasar, apa Seungmin juga akan meminta yg aneh-aneh seperti itu.

"Untung saja ayah itu pria yg kuat dan bertanggung jawab, semua keinginan ibumu ayah turuti"

Tuan Hwang tertawa bangga pada dirinya sendiri lalu membuka koran yg ada disebelahnya.

"Oh iya, apa ibu juga pernah tidak suka bau parfum ayah?"

"Bau parfum? Ibumu dulu malah tidak mau lepas dari pelukan ayah. Dia malah menjadi lebih sensitif. Namanya juga orang hamil, mood mereka berubah-ubah."

Tiba-tiba Seungmin dan nyonya Hwang datang dari membawa alat make up.

"Hyunjin sayang"

Glek siaga satu firasat hyunjin mengatakan bahwa akan ada bahaya sesaat lagi.

"A-ada apa seungminie?"

"Sebenarnya ini permintaan bayi, apa hyunjin mau menuruti nya?"

Hyunjin menganggukkan kepalanya ragu.

"Hyunjin tidak mau ya?"

Mata Seungmin sudah mulai berkaca-kaca. Dengan cepat nyonya Hwang mencubit lengan hyunjin menyuruhnya agar melakukan permintaan Seungmin.

Nyonya Hwang langsung membawa Jeongin dalam gendongannya membawa tangan sang suami untuk meninggalkan Seungmin dan hyunjin diruang tengah.

"Hyunjin mau tidak?"

"Iya sayang iya"

Seungmin langsung tersenyum lebar lalu mengambil peralatan make upnya.

"Ayo kita belajar make up"

Jisung berjalan mendekat kearah Minho yg sedang sibuk dengan berkas-berkas ditangannya. Ini dirumah dan ini hari libur, jisung dan bayinya.

"Kak Minho?"

Minho mengangkat kepalanya membenarkan kacamata nya lalu tersenyum singkat kearah jisung lalu kembali fokus pada berkas yg ada di atas mejanya.

"Kak, dengerin aku ga sih?"

"Kenapa? Aku sibuk. Kamu mau makan sesuatu? Suruh saja bibi park"

"Kak Minho, aku dan bayi butuh perhatian kakak. Kakak belakangan ini sibuk terus. Kakak ngapain sih?"

"Aku sedang sibuk aku harus mengurus surat agar hak asuh jeongin jatuh ketanganku"

Jisung menghela nafasnya lalu berjalan lebih dekat kearah minho.

"Sehari saja"

Minho menatap jisung jengah, ia sekarang sedang fokus untuk memenangkan hak asuh jeongin.

"Jisung dengar, jangan menjadi manja."

"Kak Minho! Aku kan sedang hamil. Ini anak kakak. Seharusnya kakak menuruti semua keinginanku."

Minho menggebrak meja kerjanya lalu berjalan keluar meninggalkan jisung

"Kak Minho!"

Setelah Minho menghilang dibalik pintu ruang kerjanya jisung langsung mengeluarkan ponsel nya.

"Halo pengacara Kim aku ingin meminta bantuanmu. Aku tunggu di cafe C jam 10."

Jisung melempar ponselnya keatas meja. Sambil sesekali mengumpat.

"Tidak akan ku biarkan apa yg selama ini aku rencanakan akan berakhir percuma. Sampai kapanpun aku tidak mau melepaskan kak Minho."








Hae maaf ya ceritanya ga jelas 😂 jangan lupa vote dan komennya.💙

Our storyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang