Kucing persia berwarna bulu campuran cokelat susu dan putih itu nyaman sekali di atas pangkuan bernama panggilan Reno, sementara si penyayang tengah dikelilingi oleh kedua orang tuanya, terlibat dalam pembicaraan penuh angkara murka.
Bagaimana tidak? Anak kedua kebanggaan keluarga, sering juara kelas, pandai berbahasa Inggris dan mandarin, tertangkap basah sedang merokok di area parkir sekolah oleh wali kelas, yang mendapat laporan dari pihak security dan dibuktikan lewat rekaman CCTV.
Telinga Reno memanas mendengar papanya tak henti berkoar, pusing akibat kelakuan Reno yang menurut beliau semakin hari semakin di luar batas.
Seminggu lalu, salah satu putra pengusaha properti di Shanghai itu ditemukan di klub malam. Meski tidak mabuk dan hanya menghabiskan minuman bersoda, sebuah tamparan melesat di pipi kiri Reno dari sang papa, setelah ajudan anaknya berhasil menjemput Reno di tengah teman-temannya yang setengah sadar.
Tiga hari yang lalu, Reno mendapat nilai rendah pada try out untuk International Baccalaureate test di mata pelajaran advance math, bisnis manajemen, dan P.E. atau physical education.
Sekarang, pemuda berambut cepak dan bermata penuh binar itu harus rela dipukul bahunya sekali lagi karena berani membeli sekotak Dunhill menthol dari uang saku pemberian orang tuanya, yang biasa ia terima di tabungan debitnya setiap bulan.
Tak habis pikir, papa Reno menghela napas. Kakak perempuan Reno baru saja menyelesaikan kuliah arsitektur wisata di Tiongkok dan membanggakan nama keluarga dengan bekerja di Denver sejak dua bulan lalu, kini beliau harus dihadapkan pada sifat remaja Reno yang bisa dibilang mulai labil.
Mama sendiri adalah wanita yang diandalkan Reno saat ini, syukurlah mau menengahi sikap keras suaminya dan membela Reno, walau Reno bersikeras menyembunyikan air mata sambil mengelus-elus kucing kesayangannya.
"Kurang sayang apa Papa sama mama? Kamu minta mobil baru, kita kasih, asal nilai-nilaimu di atas 85. Kamu mau kuliah di luar negeri, Papa usahakan cari tempat kuliah yang pas buat kamu. Nikah muda? Tinggal Papa kirim CV kamu buat ta'aruf sama kembang di komplek sebelah. Tapi kali ini, Papa bener-bener kecewa sama kamu, Ren!"
"Contohlah si Irene, kakakmu itu! Dia nggak pernah bikin masalah di sekolah! Nilai dia selalu bagus, aktif di OSIS, hidup mandiri, nggak menyusahkan kayak kamu sekarang!" Hardik papa, hampir melayangkan tamparan lagi bila tangan mama tidak segera datang mencegah.
"Sekali lagi kamu kasar sama Reno, kamu bakal kupukul balik, Mas!" Mama tak kalah tegas. "Ren, masuk kamar sekarang."
"Ma.." ingin Reno melawan, ia masih membutuhkan Choco, kucing betina lucu itu.
"Masuk, dan bawa Choco ke kamarmu."
Baiklah, Reno menurut, menggendong Choco, kemudian membalikkan tubuh dan memberanikan diri menatap balik wajah cemas mama dan papa yang kaku.
"Reno minta maaf, Pa, Ma. Apapun hukuman yang mau Papa sama Mama kasih, Reno terima asal bisa bikin Reno jera. Cuma tolong, jangan bandingin Reno sama Kak Irene. Gimana pun kita beda, Pa. Kak Irene cewek, Reno cowok, masalah yang kita hadapi pun beda penyelesaiannya. Tapi kalo emang Papa sama Mama kecewa sama Reno, meski itu cara terbaik Reno di umur segini untuk tahu jati diri Reno yang sebenernya, Reno bener-bener minta maaf."
"Ren..."
Suara langkah kaki menghentak menaiki tangga ke lantai dua, membingungkan sepasang suami istri itu kala mendengar suara pintu kamar dibanting.
Di dalam kamar, Reno meletakkan Choco di atas ranjang, menangis sambil mengirim sebuah voice note berdurasi satu menit kepada kakaknya yang entah kapan akan dibalas pada pukul sembilan malam waktu Jakarta.
KAMU SEDANG MEMBACA
AKARSANA ✔️
FanfictionArif, Galih, Reno, Fauzi, William, dan Harsya bersekolah di tiga tempat berbeda. Sama-sama membutuhkan pekerjaan tambahan dalam penyelarasan hidup, mereka kompak bekerja di restoran yang menyediakan jasa katering milik Tante Shafira setiap hari Sabt...