26 - Tugas Keempat

2.3K 505 68
                                    

Usai melaksanakan shalat ashar bersama Reno, Harsya memasuki area hot kitchen pusat, menyapa para pegawai di sana seperti biasa. Bagi mereka, Harsya, William, dan anak-anak sekolah itu seakan adik sendiri yang patut dijaga, sehingga tidak ada senioritas berujung bullying di restoran Indonesia fusion ini.

Harsya lalu menata piring, gelas, peralatan makan, serta napkin baru dicuci sesuai letak masing-masing dalam lemari penyimpanan. Sampai akhirnya William menghampiri ABG berkaus hitam lambang Slank itu panik.

"Sya!"

"Hmm."

"Nih, ibunya Bang Arif mau ngomong." William menyerahkan ponselnya, diterima oleh Harsya bingung.

"Lah, ngapain lo kasih ke gue? Bang Arif ke mana emang? HP dia nggak aktif?"

"Ntar gua ceritain. Buruan!"

"H-halo, Tante. Ini Harsya." Diajaknya ibu Arif bicara. "Ada perlu apa ya, Tante?"

"Halo. Kamu lagi sama Arif, nggak, Sya?"

"Nggak, Tante. Saya baru ketemu Bang Reno sama William di restoran hari ini, kita juga baru pulang sekolah."

"Masya Allah, ke mane itu bocah ngelayap? Udah jam segini belom sampe rumah... janjinya jam dua udah kelar.."

"Bang Arif belom pulang ke rumah, Tante? Apa jangan-jangan lagi sama Bang Galih?"

"Nah! Ntuh die masalahnye, tong. Mereka nggak bisa Tante hubungi, Tante juga udah nanya maminye si Galih, eehh.. ternyata sama aje."

"Hmm.. coba saya sama temen-temen bantu cari Bang Arif ya, Tante. Kalo bisa Bang Galih juga. Tante nggak usah khawatir, kalo udah ketemu, nanti salah satu dari kita pasti kabarin kok."

"Bujug dahh.. udah bener anak gue temenan sama lu pade, ye! Minta tolong banget pokoknya, Sya. Makasih."

"Iya, Tante. Sama-sama." Diberikannya ponsel itu kepada pemiliknya, Harsya mengisi ulang saus tomat dan sambal di beberapa tempat yang sudah kosong.

Bersandar di bench, William memperhatikan cara kerja Harsya.

"Kerja, Wil. Bengong aja."

"Gimana gue mau kerja? Otak susah jalan gara-gara ibunya Bang Arif telepon. Kan jadi curiga gue."

"Otak lu mana pernah jalan dah, Wil?"

"Kampang." Sungut William, ditertawakan Harsya puas. "HP Bang Arif sama Bang Galih beneran nggak aktif, Sya. Emang lo nggak khawatir?"

"Mereka pergi main ke rumah temen sekolahnya kali. Siapa tuh.. Bang Hamzah?"

"Bang Hamzah aja tadi ada di depan noh, habis ketemu Tante Shafira sendirian. Gua tanyain, dia bilangnya nggak tahu."

"Lu udah tanya Tante Shafira belom?"

"Ya belom."

"Ya itu namanya otak nggak jalan beneran. Ada narasumber penting malah lu anggurin."

Tadi Reno dibuat kesal oleh William, sekarang berganti kesabaran William diuji kawan karibnya di restoran. Karma oh karma.

Selembar kitchen towel bersih dilempar Harsya, mendarat indah di bahu William.

"Daripada lu diem, mending bantuin gue lap lemari sebelah sono. Ayok!"

Sebentar. Yang dimaksud Harsya itu, lemari penyimpanan aneka tepung dekat gudang alat kebersihan, bukan?

Mendadak langkah William terundur dua langkah, kepalanya menggeleng kaku, menatap Harsya tak percaya.

"Kenapa sih? Itu tempat udah sebulan berdebu. Giliran kita piket bersihin sama inventarisin produk di dalem situ hari ini."

AKARSANA ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang