12 - Sisi Lain II

3.2K 690 46
                                    

Petang menjelang, Fauzi ditemani Galih, Arif, Harsya, dan Reno menyempatkan diri bermalam minggu, di sebuah pusat hiburan daerah Blok M, Jakarta Selatan.

Digempur latihan soal ujian sejak pagi tidak menyurutkan semangat mereka mencuci mata dan menyegarkan jiwa. Sambil duduk menunggu Fauzi selesai memesan permintaan Berlian di Chatime, Reno mengajak Galih dan Arif main bareng (mabar) mobile legends, sementara Harsya mensyukuri brown sugar boba milk tea gratis dari hasil patungan oleh Fauzi dan Galih.

Namun... kegiatan itu harus terdistraksi oleh tingkah laku sepasang muda mudi yang tengah memasuki butik Giordano, tepat di hadapan gerai minuman tersebut, sesuai pandangan Harsya.

"Bang, Bang." Harsya menepuk meja heboh. "I-itu bukannya Mas Leon sama Tante Shafira?!"

"Ngantuk kali lu habis minum boba, masa' pasangan alay lu samain bos kita." kata Galih di kala sibuk berjibaku menyerang lawan.

"Serius! Ih, itu makanya lihat!" Tunjuk Harsya tak santai.

"Tante Shafira sama Mas Leon nggak bakal ke sini, Dek. Mereka fokus nugas kuliah." Sahut Reno sabar.

"Kebanyakan mikirin Tante Shafira sih. Ntar Abang beliin gule itik deh, Sya. Mau, nggak?" Tawar Arif.

"Hmm.. nggak usah, Bang."

Kesal tak dihiraukan oleh perilaku saling tos antara Galih, Reno, dan Arif, Harsya bergegas memasuki butik, menepuk bahu familiar itu dari belakang.

"Mas Leon."

"Hah? Harsya?"

Benar, Leon. Balaslah senyum secerah mentari Harsya, maka harimu akan selamat.

"Kamu sama siapa ke sini, Sya?"

Mampus gue.

Leon menatap horor, kala menemukan tangan Harsya mengarah pada sekumpulan siswa tahun senior SMA duduk bercengkrama bersama.

"Udah saya bilang ke mereka kalo Mas sama Tante Shafira di sini, eh.. pada nggak percaya. BTW, mau beli baju baru, ya?" Lanjut Harsya polos. Ia lantas kembali tersenyum begitu Tante Shafira menghampirinya.

"Lho, Harsya kok bisa jalan-jalan sampe ke sini? Kamu nggak belajar? Udah mau ujian, kan?"

Pertama kali, Harsya bersyukur tidak didampingi William, atau pun kawan-kawan di luar sana yang sibuk dengan urusan masing-masing.

Sekali saja, Harsya ingin mengagumi kecantikan Tante Shafira dari dekat agar dinikmati sendiri.

"Saya udah belajar sama abang-abang di rumah Bang Reno, Tante. Terus kita pengen refreshing, eh.. nggak nyangka ketemu Mas sama Tante di sini!"

Bagai adik bungsu, Tante Shafira mengusak rambut Harsya lembut. "Sya, Tante punya something secret to tell you. Wanna go with us?"

"Fir!" Leon memperingati lirih.

"Udah, nggak apa-apa. Mau sampe kapan ngumpet-ngumpet nggak jelas terus?"

"Tapi nggak sama Harsya juga, Fira!"

"Tenang, Mas. Harsya nggak temperamen, kalo pun dia nggak ngerti, yang ada malah dia bisa jagain abang-abangnya!"

Tampak mereka berdua berdiskusi penting, menyebabkan Harsya melipir, melihat-lihat kaus kasual bagus. Kebetulan, ibu membekali uang saku lebih dari cukup ketika tahu Harsya akan pergi belajar ke rumah Reno.

Ngeri si ibu bila Harsya diajak ke tempat hype berharga selangit, jangan sampai berhutang pada mereka berempat.

"Terserah lo aja kalo gitu." Leon mendengus pasrah, menyentuh lengan Harsya. "Ikut Mas sama Tante Shafira yuk, Sya."

AKARSANA ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang