Ruangan pribadi Tante Shafira lambat laun menyamankan enam sekawan itu. Saat televisi dinyalakan dan menayangkan serial Suara Hati Istri, tampak Reno, Harsya, dan Galih fokus menonton, sementara William bersandar di sofa memainkan PUBG, lalu ada Arif yang tersenyum-senyum sendiri berkirim pesan dengan ibunda di rumah.
Ibuku Caem
Ti ati di tempat orang
Kerja yang bener nak
Pulang jam berapaArif Mendes
Belom tahu nih bu pulangnya kapan
Tolong bantu doa ya buIbuku Caem
Enak nggak temen-temennya?
Kalo kurang ajar
Sabet aja pake sapu lidiArif Mendes
86 nyonya '-')>
Baek semua, tenang aja
Ibu udah makan?
Obat jangan lupa diminum
Udah aku siapin di mejaIbuku Caem
Terbaik emang anak ibu
Sampe ketemu nanti sayang
Jengkol balado udah nungguDi sudut ruangan, terdapat Fauzi asyik menghubungi seseorang.
"Neng, tahu nggak bedanya capung sama Neng Eli?"
"Nggak tuh. Emang apaan, Bang Oji?"
"Kalo capung beterbangan di taman, kalo Neng Eli lari-lari di hati Abang."
Tak sengaja menguping, Harsya menahan tawa kuat-kuat di sela mengemut permen Pendekar Biru.
"Halah, Zi.. Zi. Cheesy-mu itu nggak berubah! Ini lagi istirahat? Kok bisa nelepon?"
"Iya nih, Neng. Abang lagi ngaso di ruangan pribadi bos Abang. Neng udah makan?"
"Fauziii.. udaaahhh.."
"Iya, iya.. maaf. Kamu udah makan? Minum obat? Belajarnya nanti aja. Kamu istirahat dulu."
"Udah, Zi, ini lagi tiduran kok aku. Jangan lupa kamu kerjain PR buat Senin, belajar juga buat ulangan harian."
Terdengar suara adzan dzuhur, Galih lekas mengecilkan volume suara TV.
"Eh, aku shalat dulu ya, sayang, sama anak-anak. Kamu masih haid, kan? Udah nggak sakit perut?"
"I'm really fine, Fauzi. Perutku udah nggak kram kok. Gih shalat sana, nanti aku chat balik, oke? Assalamu'alaikum."
"Wa'alaikumsalam, Li."
Pintu berderit, Tante Shafira tak lagi mendatangi mereka memakai baju tidur seperti pagi tadi, melainkan setelan sleeveless blouse putih berlapis scarf tenun hitam di bagian leher serta rok pensil krem maxi plus belahan selutut di sebelah kanan. Wajah cantik itu dipoles make up natural, cukup pelembab, sunscreen, dan cushion serta lip cream terakota teroles indah di bibir.
Serta merta, Galih menggumam.
"Subhanallah walhamdulillah wa laa ilaha ilallah.. Allahu akbar."
"Habis beberapa di antara kalian selesai shalat, kalian kembali ke sini dan kita bakal makan siang bareng. Yang nggak shalat bisa bantu cuci piring dan peralatan di dapur utama. Sampai sini paham?"
Perintah Tante Shafira bernada suka, mengalun merdu di telinga, sejenak menghipnotiskan pendengaran para remaja penyuka cokelat payung itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
AKARSANA ✔️
FanficArif, Galih, Reno, Fauzi, William, dan Harsya bersekolah di tiga tempat berbeda. Sama-sama membutuhkan pekerjaan tambahan dalam penyelarasan hidup, mereka kompak bekerja di restoran yang menyediakan jasa katering milik Tante Shafira setiap hari Sabt...