6

1.7K 119 35
                                    

Jomblo gak usah malmingan. Mending dirumah aja baca ini, sambil ngemil. Gue lagi baik nih, update sehari dua kali. Selamat membaca sayang-sayangku.

***

Tidak ada ketenangan di keluarga Edwin dan Viona, terutama kakak beradik yang saat sedang baku hantam di jalanan. Malam ini Veranda dan juga Shania sedang ribut hanya masalah parfum, hingga mobil yang di kendarai Veranda hampir menabrak warung nasi goreng.

"Gila lo ya, kak. Hampir aja gue di penjara kalo sampe nih nasi goreng beserta tukangnya ambruk."

"Gara-gara lo ya gak mau diem. Udah tau gue lagi nyetir. Gue udah bilang, kalo gue gak pernah minta, apalagi pinjem parfum lo. Ngapain lo gledah tas gue segala sih."

Keduanya tidak ada yang mau mengalah hingga Boby dan Shani menghentikan perdebatan mereka. Mata Shania dan juga Veranda mengikuti kedua orang tersebut. Shani yang sedang menggandeng lengan Boby dan Boby yang sedang tertawa mengusap rambut Shani. Mereka berdua baru saja lewat di depan mobil yang di kendarai Veranda juga Shania.

"Kegatelan tuh cewek!" Shania segera melepas seat beltnya lalu bergegas turun namun tangan Veranda terlebih dulu menahannya, menggelengkan kepala tanda tidak boleh ada keributan. Melihat ekspresi Shania, Veranda semakin curiga jika adiknya juga menaruh hati pada pria yang sedang dekat dengannya.

"Ngapain kamu marah? Kamu suka sama Boby?" Veranda bertanya memastikan.

"Iya, aku suka sama Boby. Aku baru tau kalo Boby itu orangnya baik, lembut, penuh kasih sayang. Ah pokoknya dia idaman banget." Jawab Shania lugas. Veranda meremas stir dengan kuat saat Shania tidak henti-hentinya membicarakan Boby. Seperti lelehan lava panas, Veranda di landa api cemburu. Haruskah ia bersaing dengan saudaranya sendiri?

***

Hampir seminggu ini Boby dan Kinan di sibukkan dengan latihan karate. Veranda jadi uring-uringan sendiri karena tidak bisa bertemu hanya sekedar melepas rindu. Baik Kinan maupun Boby keduanya hanya contact sebatas chat atau telepon seperlunya.

"Kak Boby!" Teriakan Shani membuat semua orang menatapnya.

"Pacar lo jemput tuh."

"Wah Boby, punya pacar cantik kok di anggurin."

"Woy Bob, balik sana, pacar lo udah nungguin tuh."

"Hallo Shani, jemput bang Boy ya? Mending sama abang aja."

Beberapa temannya sering kali menggoda Shani, bagi Boby itu sudah biasa karena sejak ia masuk ke gedung ini semua mengira ia dan Shani adalah sepasang kekasih.

"Shani, ada apa?" Boby berlari kecil menghampiri Shani yang berdiri di ambang pintu.

"Pulangnya bareng ya, anter ke toko buku dulu bentar. Please.." Mohon Shani dengan muka yang ia bikin sesedih mungkin. Padahal tanpa memohonpun Boby pasti akan mengantarnya.

"Iya, setengah jam lagi ya. Kamu tunggu di kantin aja." Boby kembali ke tempat latihan, baru saja tubuhnya akan berbalik, Shani sudah manahan  langkahnya.

"Kak Boby, ini minum buat kak Boby. Jangan kecapean ya." Shani memberikan air mineral dan vitamin yang masih utuh terbungkus plastik. Boby tersenyum, lalu mengacak-acak rambut Shani dengan gemas.

"Makasih ya Chani."

Tak ada yang sadar jika Veranda sedang menahan kekesalannya melihat sikap Boby yang terlalu manis terhadap Shani dan di lain tempat Shania sedang mengepalkan tangannya melihat adegan sok romantis di depan matanya. Keduanya sama-sama punya dendam pada orang yang sama yaitu Shani.

Paralyzed (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang