Setelah seminggu pertemuanku dengan Boby dan Shani, kini Yona yang sering mengunjungiku. Dalam minggu ini dia sudah dua kali mengajakku untuk sekedar makan bareng atau bercerita seputar asmara. Aku memang belum sepenuhnya terbuka dengan Yona, jadi aku lebih banyak mendangarkan ketimbang bercerita. Hidup Yona lebih bebas dengan dunianya yang luas, sedangkan duniaku hanya Kinan, dan Yona memaksaku untuk menceritakan awal mula hubungan kami. Melihat antusias yona, aku terpaksa menceritakannya sedikit. Yona selalu penasaran dengan sosok Kinan, itu yang ku simpulkan dari pembahasan kami.
Aku ceritakan sedikit tentang Kinan, tentang hubungan kami, dan juga tentangku yang sekarang memakai tongkat penyangga. Yona menatapku iba ketika aku menceritakan kembali kejadian naas yang menimpaku beberapa waktu lalu. Ada gurat wajah yang sulit ku tebak saat aku menyebut nama Kinan, ekspresi Yona berubah-ubah layaknya orang yang mengidap kepribadian majemuk. Dia seperti Boby, sangat misterius.
Di tengah-tengah obrolan kami, Shania datang dan duduk di sampingku. Sepertinya dia mau pergi, entahlah sejak mendengar kabar pertunangan Boby, Shania sering keluar bersama teman-temannya.
"Mau kemana Shan, cantik banget?" Yona terlebih dulu bertanya seolah tau apa yang ingin aku tanyakan.
Dengan singkat Shania menjawabnya tanpa menoleh ke arah suara, tangannya sedang sibuk memakai makeup yang aku rasa dia sudah cukup cantik.
"Mau nyari dress kak."
"Loh, bukannya kita mau nyari bareng?" Protesku pada Shania.
"Kak Ve kan nanti samaan sama kak Kinan warna bajunya, jadi bareng kak Kinan aja nyarinya."
"Emang ada acara apa ya kok pada nyari baju?" Yona menatap ke arahku dan Shania secara bergantian.
"Temanku mau tunangan, Yon." Balasku cepat, sebelum Shania memuntahkan emosinya lewat kata-kata pedasnya. Meskipun Yona tidak tau siapa Shani dan Boby namun aku tau ucapan Shania pasti memancing keributan dan aku tidak ingin Yona melihat Shania sebagai gadis yang kurang ajar.
"Oh, ya ampun kalian ini padahal tunangkan kan bisa pake baju biasa aja. " Pungkas Yona dengan senyum diselingi canda.
"Emang kenapa kalo gue pengen beda? Gue beli baju juga gak pake duit lo." Aku sedikit tersentak mendengar jawaban sinis Shania.
Setelah berucap, Shania bergegas pergi tanpa menghiraukan tatapan tajam dariku. Yona sendiri hanya tersenyum memaklumi, ia bahkan bisa mengontrol emosinya dengan sangat baik saat Shania menghardiknya dengan kata-kata luar biasa menyebalkan.
"Sorry ya, Yon. Shania emang kayak gitu."
"Gak apa-apa, Ve. Santai."
Aku dan Yona sama-sama saling melempar senyum kaku, dan setelah itu melanjutkan kembali obrolan kami yang sempat terhenti karena Shania.
Jika berbicara soal Yona, tak ada yang aneh dengan dirinya. Dia hanya wanita biasa sepertiku, mencintai design dan juga sama kesepiannya denganku. Sepertinya rasa penasarannya terhadap aku dan Kinan sudah mulai hilang. Dan aku tidak berpikir apapun tentang Yona, aku yakin dia orang yang baik.
Sudut rumahku sebagian terpasang CCTV di tempat tersembunyi, aku bisa melihat bagaimana Yona ketika sendirian dirumaku. Ia hanya duduk atau berjalan melihat lukisan yang terpajang disudut rumah. Ia tidak melakukan hal apapun yang membahayakan. Aku pikir kenapa tidak berteman lebih dekat dengannya. Bukan aku menaruh curiga, aku hanya takut kejadian ynag berhubungan dengan Sakti akan terulang kembali.++++
Dua hari menjelang pertunangan, keduanya tampak di sibukkan dengan acara fitting baju. Tempat dan segala macamnya sudah di urus oleh Reyhan dan juga kedua orang tua Shani. Permintaan Reyhan sendiri pertunangan anaknya ingin di laksanakan dengan mewah, namun Boby menolaknya dengan halus. Alhasil acara akan di laksanakan di kediaman Shani saja. Reyhan hanya mengundang kerabat dan teman dekatnya saja, termasuk kolega dan atasannya di kantor yaitu pak Devan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Paralyzed (END)
FanfictionTuhan memberikan sentuhan keajaiban pada sosok gadis bernama Veranda. Dan bagaimana takdir mempermainkan Shania adik dari Veranda yang keduanya mencintai orang yang sama. Lika-liku kehidupan dan hubungan percintaan anak manusia di uji dengan sebuah...