Dulu cintanya bertepuk sebelah tangan. Shani merasakannya bertahun-tahun, sekarang cinta menyambutnya datang. Bahagia miliknya, tak ada lagi tangis tertahan atau cemburu hingga menyesakkan. Yang ada sekarang adalah senyum dan juga rindu dibalas dengan rasa yang sama. Sungguh Shani sangatlah bahagia. Makan bersama dengan tawa tanpa ada dia 'Shania' diantara mereka. Hari-harinya indah dan terasa lengkap dengan adanya Boby.
Cinta itu seindah lembayung senja, secantik mawar, seromantis gerimis di iringi senyuman manis. Cinta itu seperti jam pasir, ketika jatuh cinta hati kita lambat laun terisi penuh, dan pelan-pelan otak kita terasa kosong. Shani ada di fase itu, ia lupa ada perasaan yang tersakiti disana, seseorang yang pernah menemaninya di waktu terpuruk. Sayangnya Shani tak mau tau, ia sedang menikmati bahagianya.
Shani dan Boby sore ini sudah berencana untuk menonton film, makan diluar dan berbelanja layaknya pasangan pada umumnya. Boby si manusia goa yang tidak pernah keluar semenjak malam dimana ia berkelahi dengan Sakti. Mumpung keduanya tidak ada pekerjaan, Shani mengajaknya untuk berjalan-jalan. Sore ini cerah sayang jika dilewatkan begitu saja.
"Kak, buruan. Aku tunggu dibawah ya." Suara Shani hilang bersama langkah kakinya yang semakin manjauh dari pintu. Shani menunggu di parkiran kost dua lantai tersebut, ia sibuk merapikan helaian rambut yang terkena angin.
Tidak selang lama, Boby datang memeluknya hingga Shani hampir saja terjatuh karena pelukan Boby yang tiba-tiba.
"Kenapa ninggalin aku, hmmm?" Boby beralih mencium pucuk rambut gadis itu.
"Buset lu berdua kagak liat tempat banget dah. Hargain dong gue yang jomblo." Salah satu penghuni kost yang baru saja datang langsung menatapnya risih.
Boby hanya tersenyum kaku. Maklum ia tidak begitu dekat dengan siapapun di kostan nya.
"Kak, boleh minta tolong fotoin? Bentar aja, nanti aku beliin martabak deh." Shani meminta tolong untuk mengambil gambar dirinya bersama Boby.
"Sini." Shani mengadahkan tangannya ke hadapan Boby.
"Apa?" Jawab Boby bingung.
"Fotonya pake HP kak Boby aja, HPku kan lowbet."
"Oh, nih." Boby langsung menyerahkan HPnya kepada Shani.
"Ini, kak. Pake Instagram aja biar langsung ke upload." Perintah Shani kepada teman kost Boby.
"Bener loh ini martabak? Kamar no 4 pintu warna coklat ya. Langsung masuk aja"
"Iya kak, tenang aja nanti aku beliin."
"Gak bisa nolak kalo sogokannya begini. Siap ya... bentar, ini kalian foto kayak lagi musuhan. Deketan kek, rangkulan kek, ciuman kek." Perintahnya layaknya seorang photografer.
"Yaudah ulang." Boby bersuara.
"Siap, 1 2 3. Cklek."
Bersamaan dengan shutter kamera, jantung Shani kembali berulah. Pasalnya Boby menciumnya di tempat umum. Di depan orang berlalu lalang.
"Foto yang bagus. Gantian napa aku yang foto sama kamu. Jarang-jarang foto sama orang cantik."
Boby langsung memasang badan, tidak mengizinkannya untuk berfoto dengan gadisnya. Sedangkan Shani sibuk melihat foto yang menurutnya lucu sekali.
"Enak aja gantian, cewek gue gak boleh di pegang-pegang." Boby merangkul bahu Shani seolah melindunginya dari segala bentuk kejahatan.
"Makasih ya, kak. Fotonya bagus."
"Sama-sama cantik."
Shani tersenyum simpul, lalu menggandeng lengan Boby sebelum keributan terjadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Paralyzed (END)
FanfictionTuhan memberikan sentuhan keajaiban pada sosok gadis bernama Veranda. Dan bagaimana takdir mempermainkan Shania adik dari Veranda yang keduanya mencintai orang yang sama. Lika-liku kehidupan dan hubungan percintaan anak manusia di uji dengan sebuah...