Ku mulai dengan dengan asma allah yang maha indah bismillah.
Ku amalkan setiap gerakku karena lillah. Ku harap kata, ada buah-buah berkah. Menemani setiap hidup mimpi indah.
Menelusuri kehidupan susah payah. Walau penuh musibah. Setiap niat ku gerakan untuk ibadah, Agar kelak ku peroleh alhamdulillah.°°°°
Cahaya bersinar seantero dunia, Angin berhembus dari barat, mengalunkan melodi jiwa, ada semerbak ketenangan bathin sang illahi yang di hembuskan pada rongga napas Setiap insan yang mmemasukinya, pancaran cahaya terpancar dari setiap tetesan wudhu membasahi wajah, rekaman seruan Allah setiap hari dikumandangkan, lusinan kitab saksi cinta Allah pada hambanya. Langit bergemuruh ribuan Malaikat sayut terdengar mendoakan langkah jihadnya. Pertama kali menginjakan kaki di dunia yang amat berbeda membuatnya dapat menghirup udara yang begitu sejuk, bukan tempat yang membuatnya risau tapi alam yang menyuguhkan bathin beranjak menujunya.
Tepat ketika dia masuk pesantren, rasa ingin kembali pulang kadang muncul di benaknya, tapi dengan waktu dia mulai bisa memahami impiannya disini.
Hari ini adalah hari ia masuk penjara suci atau pesantren. Pagi hari sekali ratusan orang berkumpul di pesantren Nurul ilmi atau sering di panggil Pesantren Cahaya, pesantren di propinsi Jawa Barat terletak di daerah perbukitan yang asri, aroma pegunungan kerap kali terhembus menyapa tubuh.
°°°
Antusias para orang tua dan wali murid mendaftarkan anak-anaknya memadati area pesantren. Setiap orang tua fastabiqul hoirot, ada cita-cita sang illahi menyertai mereka untuk anak-anaknya. Apalagi kehadiran manusia pertama yang akan menjadi cikal bakal berkembangnya umat Manusia, namanya adalah Adam, Tapi Adamnya beda lagi, tepat namanya adalah Adam Fatahillah, Adam dan Fatah menyatu dalam namanya, bukan arti dia adalah anak pertama atau anak pembuka, Adam adalah anak ke dua dari dua bersaudara.
Adam melihat langit dengan seksama, dia menghirup napas begitu dalam, merasakan dunia baru yang mesti ia hadapi. Keraguan dan tanda tanya kerap kali melundung sanubarinya, ia enggan harus tinggal di dunia yang sepertinya akan membosankan. Mama duduk di sampingnya melihat Adam dengan senyum mengembang. Adam mulai meyakinkan ini adalah pilihan yang terbaik untuk hidupnya.
Para orang tua lilir mudik menuju kelas pendaftaran, Mama masih duduk santai menunggu menemani Adam yang terlihat malas.
"Beneran Mah, serius Aku harus mondok?" tanya Adam dengan ragu-ragu.
"Pasti dong Dam masa Mama bawa jauh-jauh dari kampung cuman mau bercanda!"
Dengan senyum kecil menyungging dari mulutnya."Bukan gitu maksudnya tapi—"
Adam terdiam sesaat.Mama melihat wajah Adam yang kian tidak bersemangat.
"Ingat Dam belajar ilmu agama itu wajib bagi muslim dan muslimat, pengajaran islam dari Mama dan Ustad Ali di kampung juga belum cukup."
Mama mencoba Meyakinkan
Adam."Makannya Bismillah dulu biar alhamdulillah Dam."
"Maksudnya Ma?"
Tanya Adam penasaran."Ingat Dam, setiap prilaku yang baik itu harus kita mulai dengan bismillah, agar amalan tersebut menjadi lebih sempurna dan indah. Alhamdulillah itu rasa syukur kita yang kita peroleh dari Allah, coba kalau kamu sudah dapat ilmu yang bermanfaat, kan jadinya alhamdulilah.” Terang Mama untuk meneguhkan hati Adam, Adam menyimak dengan mata berbinar-binar. Kata-kata Mama memberikan pencerahan kepada Adam, yang tadi mulai plinplan dengan keputusannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kitab mimpi pesantren [on going]
Teen Fiction(Proses Revisi tapi ngalem. 😊) Ketika dia pertama kali masuk pesantren, rasa ingin kembali pulang kadang muncul di benaknya, tapi dengan waktu dia mulai bisa memahami impiannya disini. Kisah ini di mulai di dunia cahaya, yah tepatnya dunia cahaya...