36.Keluarga baru

205 15 0
                                    

Ada 3 mobil bus terparkir di halaman pesantren pagi itu, tentu saja selama Ramadhan ada beberapa siswa dari sekolah luar yang mengikuti kegiatan paskil di pesantren, mereka keluar satu persatu, berbaris di halaman pesantren.

Adam memperhatikan mereka dari kejauhan turun dai bus, ada satu orang yang membuat mata Adam tak mampu berkedip, seseorang yang sempat Adam kenal sesaat. Dan sempat membuat jantungnya berdetak cepat. Sebuah waktu yang selalu teringat di pikirannya, soal rasa yang tak bisa berkata.

Wanita itu keluar dari mobil dan merenggangkan tangannya, dia menghirup nafas begitu dalam dan merasakan segarnya udara pegunungan, tangannya seketika memegang tali ranselnya menuju kerumunan orang yang berbaris.

"Afifah!" Ucap Adam terdiam sesaat menatapnya keluar dari mobil.

"Bukannya dia mesantren ya!"
Pikir Adam penasaran dalam hatinya.

"Lo lihatin siapa?"
Tanya Fadli yang tiba-tiba hadir di sampingnya.

"Tuh!"
Jawab Adam singkat dengan mata memberi arah.

"Jangan coba-coba lo curi pandang, cewek yang suka sama lo udah banyak di pesantren masa yang lain mau lo embat."
Ancam Fadli ke arah Adam, dengan telunjuknya memperingatkan. 

"Enggaklah, kamu pikir aku fakboy apa?" Adam terperanjat seraya menyanggah perkataan Fadli.

"Adanya juga kamu Dli!"

"Kok gue sih. Dam lo ngaca, muka lo cakep, emang gue juga keren sih, cakep juga ia" ucap Fadli agak sombong, seraya susdut bibirnya membentuk senyum, dan tangan menyasar pada dagunya. 

"Makannya orang kayak lo itu Dam! rentan di kejar kaum hawa, gue meringatin lo Dam."
Lanjut Fadli berapi-api.

"Bagus dong!"

"Ih di bilangin," Fadli menatap Adam malas.

Tiba-tiba saja Amir datang tak di jemput, "Aku lapar!" Ucap Amir tak berdosa ke arah mereka.

"Kira-kira dong Mir ini baru jam 8 pagi, sore juga masih lama."
Adam sembari menggelengkan kepalanya pada Amir.

"Tau ni gendut, belum juga tengah hari udah keok aja lo."

"Kalian tidak pernah merasakan penderitaanku." Kata Amir dengan dramatis.

"Lebay."
Ucap Adam dan Fadli kompak ke arah Amir. Fadli menghampiri Amir, "Pak ini udah berapa bulan hamilnya,"
Fadli sembari memegang perut Amir yang gendut, "Alahamdulillah selamanya," balas Amir terekekeh pada Fadli.

Adam yang memperhatikan mereka tertawa terbahak-bahak lelucon receh mereka, dan sudah kebiasaan Adam kalau tertawa pasti akan memukul atau menampar orang di sampingnya.

Fadli yang sudah tau dengan kebiasaa Adam, bergerak reflek menghindari tamparan Adam.

°°°

Tepat di kamar yang Rabi tinggali. Sorang ketua kamar memperkenalkan kehadiran santriah baru yang akan paskil selama bulan Ramadhan. Dan hari itu Rabi sedang tidak berada di kamarnya.

"Hari ini kita kedatangan keluarga baru di kamar ini!"

"Coba kalian perkenalkan nama kalian masing-masing." titah seorang ketua kamar pada 2 orang yang berdiri di sampingnya.

"Asalamualaikum, nama saya Aisah Mu'minah, panggil aja Aish."

"Kok namanya sama kayak Ua tante, ih authornya gak kreatif" Pikir Umi dengan wajah sinis.

"Hai Aish namaku Umi Kulsum."
Ucap Umi bersemangat seraya tangannya melambai ke arah Aisah.

Hafidzah tertawa lucu melihat tingkah Umi Zahra menunduk sembari beberapa kali mengurut keningnya yang tak pusing.

Kitab mimpi pesantren [on going] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang