PROLOG

1.4K 131 17
                                    

Ketika Adam mengenalkan diri
Ada seorang Wanita yang tak setuju dengan perkataan Adam, pikirannya menerawang, halis tertekuk di tengah, dia duduk di barisan depan pojok kanan.

Wanita itu bersiap menimpali ucapan Adam yang barusan, sepertinya dia sudah mempersiapkan jurus ampuh untuk mengalahkan Adam, menurutnya kata-kata Adam adalah salah besar.

Dengan spontan dia berdiri dengan tegap, teman-temannya menatap biasa, "paling ia mau izin ke toilet", pikir teman-temannya yang sedari tadi duduk bersamanya.
tetapi tujuannnya bukan itu dia hanya ingin membenarkan ucapan Adam.

Dia berdiri mengepal tangan, membusungkan dadanya dengan gagah berani bagai seorang patriot revolusi, tetapi gak gitu juga sih.

"Kamu yang salah, harusnya tak kenal maka tak sayang, pepatahnya gak boleh di robah dong" dia berteriak dengan lantang ke arah panggung.

Seketika teman-teman disampingnya terbelalak kaget bukan main, dia terkenal agak sembrono, jadi ada kekhawatiran juga dengan tingkah temannya yang satu ini.

Pandangan Adam teralihkan oleh suara wanita itu, matanya menelusuri asal suara itu.

Adam menemukannya wajahnya samar-samar Sedikit tidak jelas, Adam tidak terlalu fokus memandanginya.

"Sejak kapan tak kenal maka taaruf, jangan sotoy, pepatah juga ada kaidahnya"
Terangnya dengan lantang.

"iya gak, iya gak"
dia meminta pendapat pada santriah yang memandanginya.

Seketika santri putri memberikan tepuk tangan pada wanita itu, seolah-olah telah memberikan sinyal kemenangan.

Adam yang tetap tenang bagai teratai di tengah danau,
Adam menghirup napas begitu dalam, lalu dia memaparkan pernyataanya, di Final Battle ini, yang Akhirnya membuat dia mematung sekejap,dan skakmat

"Makannya jangan di potong penjelasannya belum selesai, sebelum kita kenal seseorang, maka kita harus taaruf yang artinya perkenalan dulu, semakin kita kenal maka rasa sayang itu akan tumbuh dengan sendirinya, tidak mungkin ada orang yang baru kenal langsung sayangkan?"

"Sayang itu perlu ada proses, dia hadir melebihi suka, dan kita harus mengenal dan memilih siapa yang patut kita sayangi.

Lalu semuanya tepuk tangan menyambut penjelasan Adam, akhirnya Adam memenangkan perdebatan dengan wanita itu, Adam menang 2 belah pihak.

Wanita itu hanya mematung menatap Adam dengan sorotan tajam dan benci, dia mengepal tangannya begitu kuat.

Kitab mimpi pesantren [on going] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang