3.Tak Kenal Maka Taaruf 2

346 17 0
                                    

SelesaiAdam mengenalkan dirinya. Kak Afdal menyuruh wanita yang tadi berbicara maju ke depan.

"Sekarang giliran kamu, yang tadi bicara, ayo kedepan"
Perintah kak Afdal, dia agak kaget mendengar itu, tapi dengan cepat ia menghapus segala macam ketidak beraniannya.

Dengan ini pertanyaan di benak Adam akan terjawab jika wanita itu kedepan.

Adam yang dari tadi selesai berkenalan, meminta izin untuk turun panggung, apalagi sekarang giliran wanita itu berkenalan.

"Kak apa boleh Aku turun panggung"
Izin Adam pada Kak Afdal.

"Nanti dulu, kamu tetap di sini"
Kak Afdal mencoba mencegah Adam agar tidak turun panggung.

Wanita itupun maju ke depan, tanpa ragu, terlihat sekali rasa percaya diri yang tinggi, begitu cepat ia berjalan menuju panggung, tiba-tiba wanita itu berdiri di samping Adam yang berada di tengah panggung, sontak Adam kaget dengan jarak yang amat dekat, Adam merasa canggung.

Ia menoleh ke arah Adam tersenyum Miris, pandangan mereka bertemu, Adam terdiam sejenak, secara tidak langsung, hatinya berdebar-debar, seperti keindahan yang muncul Mencoba merubah hatinya yang bisu dan kaku, benak Adam berhalu pada pangeran yang bertemu cinderrela, tapi kami tak punya banyak waktu untuk menari bersama, ataukah ini pertemuan antara Adam dan Hawa, yang telah di gariskan Allah dalam takdirnya, apakah ini jabbal rahman pertemuan kasih sayang 2 insan, Adam yang telah lama hatinya kosong kini terisi kembali oleh kehadiran tulang rusuknya Hawa.

"Astagfirulloh"

Istigfar Adam menghapus segala halu dalam benaknya, membuatnya tersenyum miris sendiri membaca tutur penulis yang amat sadis.

Wanita itu cantik dengan bibir tipis memoles keindahan wajahnya, dengan sorotan mata yang teduh, bibir mungil tipis merah jambu, lesung pipi mewarnai cantiknya, dan dagu mungil melukis lucunya.

Selayaknya Adam ia bagai bunga nan indah di pinggir jurang yang sulit di gapai, semua orang mengharapkannya tapi ada kerja keras yang mesti mereka tanggung “kenapa kamu lihat-lihat, suka.. yaa"

Ucap wanita itu dengan nada menantang.

"Geer, kamu sendiri ngapain dekat-dekat denganku"
Adam tersenyum miris sambil membuang muka.

Ia geram ingin melabrak mulut Adam di sampingnya, Ia berdecak sebal menatap Adam yang masih bersikap angkuh, warna merah merangkak naik ke permukaan wajahnya yang putih, mendominasi kulitnya, menjawab kesal yang terpendam.

"Aneh"
Gumam Adam.

Karena jarak mereka begitu dekat, lalu kak Afdalpun Memberikan jarak antara Mereka berdua, karena memang ada batasan antara pria dan wanita, seraya memberikan mikrofon pada wanita itu.

"Ayo perkenalkan diri kamu"
Perintah Afdal padanya.

Ia memuatar bola matanya, masih ada kekesalan yang menitik di relung hatinya, mengatur nafasnya yang kurang beraturan, menghembuskannya lewat mulut berkali-kali, mengatur pompa jantung yang berdetak cepat, masih ada rasa sebal pada lelaki yang berdiri di sampingnya.

"Asalamualaikum warohmatullohi wabarakatuh"

"waalaikumsalam warohmatullohi wabarakatuh"

Kitab mimpi pesantren [on going] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang