11.Arti Sahabat.

335 89 1
                                    

Hari ini adalah hari eksekusi santri di hukum, sesuai peraturan yang di lannggarnya, tidak seperti biasanya pagi ini mata para santri di suguhkan oleh orang-orang yang kena hukuman, salah satunya pacaran dan kasus ini juga yang sempat menjerat Adam.

Di perbatasan gerbang Rijal, Nissa yang sering di lalui para santri dan santriah untuk berangkat ke sekolah, berjajar para santri dan santriah berdiri dengan mengenakan kalung yang bertuliskan sindiran sembari memegangi Matan kitab hafalannya masing-masing dan berdiri berpasangan tapi masih di beri jarak, di ujung barisan ada keamanan yang duduk di sebuah kursi memegangi lidi yang telah di rangkai menjadi cambukan dan memebaca mushaf Al-quran di tangannya. Wajahnya amat sangar dingin, dengan sorban putih melilit di lehernya, tapi ketika Adam berjalan bersama sahabatnya, dan menyapanya keramahan mendominasi wajahnya, dia adalah Kang Ayub.

"Assalamualaikum Kang"
Sapa Adam begitu ramah

"waalaikumsalam Dam"
Balasnya juga ramah, dengan senyum kecil menyirat di wajahnya.

"lagi ngejaga ya kang.? "

"Iya biar gak ada yang kabur"

"Emmm gitu ya"
Balas Adam singkat

"Coba kalau kamu benar kedapatan kayak gitu kemaren Dam udah, gabung kamu sama mereka, Tuh kalian lihat..! jangan macam-macam kalau di pondok, kalau gak mau kena Taziran kayak gitu"
Ancam kang Ayub pada mereka, Sambil tangan menunjuk cepat ke arah santri yang di hukum.

"Siap kang..! walau aku banyak penggemar tapi kalau masalah pacara NO WAY Kang"

Ucap amir dengan tangan hormat dan sedikit berlagak sombong padahal bukan Fakta.

"Preeetttttt....!"
Balas Fadli meledek Amir.

"Dam...?"

"Iya kang"

"Akang mau ngomong empat mata sama kamu, sini.!"

Sembari Adam menunduk dan mendekatkan kepalanya pada Kang Ayub yang sedang duduk di sebuah kursi.

"Kamu banyak penggemarnya ya...!"

Ucapnya pelan

Adam kaget dengan Ucapan kang ayub kedua halisnya tertekuk, pertanyaan Aneh yang di lontarkan seorang keamanan.

"Ah enggak juga kok kang"

Adam yang bertingkah sewajarnya, toh semua orang juga udah tau.

"Katanya ngomong empat mata kami jug bisa denger kali kang..!"

Ujar Fadli dingin, di belakang Adam, dengan tangan yang masuk pada celananya.

Sedang amir yang fokus menguping mengarahkan telinganya pada mereka, seketika Amir mendengar ucapan Fadli berhenti melakukan tingkahnya.

"Ya gak papa...! Denger juga"

Balas kang Ayub

"Akang juga tau kok Dam gak usah mengelak"

Sambil tangannya menepuk pundak adam yang dari tadi menunduk.

"ya namanya juga pangeran Pesantren Kang"

Ucap fadli menggoda Adam.

"Ya gitu deh kang, Akang tau sendirikan....!, yaudah Kang aku mau berangkat sekolah"

"Iya silahkan"

"Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam"

Mereka melewati sekumpulan orang yang sedang kena taziran dan di jemur terik matahari. Mereka sengaja di hukum di jam pelajaran pertama sekolah, agar seluruh santri melihat hukuman mereka.

Kitab mimpi pesantren [on going] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang