19.Perjalanan Pelajaran

238 47 1
                                    

Setelah subuh semua peserta Porseni antar pesantren berkumpul di dekat pintu gerbang pesantren, menunggu bus jemputan, semuanya telah bersiap menyoren tasnya masing-masing, para santri menggunakan baju koko seragam pesantren yang biasa di gunakan pada acara-acara besar pesantren dan pengajian bulanan, pemandangan seragam warna putih berpadu abu-abu mewarnai sepanjang jalan masuk pesantren.

Para santri putri tepat berdiri di belakang para santri putra, mereka mengenakan gamis anggun yang sama berwarna putih, abu-abu, semua terlihat asik mengobrol ada juga yang mencoba melatih skillnya untuk perlombaan yang akan mereka hadapi.

Adam melamun kosong pandangannya tak menentu, Fadli sibuk menata penampilannya, Amir menyodorkan 2 bungkus roti di tangan kanannya ke arah mereka.

"Nih buat sarapan, nanti laper lagi...!"
Dengan tangan menggengam sepotong roti di tangan kirinya, dan mulut masih di penuhi gumpalan warna putih.

karena jam 06.00 harus berkumpul Pagi ini mereka tidak sempat sarapan padahal seluruh santri harus sarapan lebih dulu sebelum berangkat, tapi karena terburu-buru dan malam mereka ketiduran setelah latihan, jadi mereka belum menyiapkan perlengkapan dan niatnya setelah mereka siap-siap baru sarapan.

°°°

Ke tiga wanita itu berbincang dan bercanda. Tapi tidak ada Rabi dalam kumpulan mereka.

Jam 06.30 bus yang menjemput mereka datang, kak Afdal dan beberap panitia yang ikut, membariskan dan mengabsen mereka satu persatu sebelum masuk, ada 2 bus, bus khusus untuk Rijal dan Nissa.

Ketika nama absenan Nissa di sebut satu persatu oleh salah satu osis wanita, ada kecemasan yang merundung Umi, Zahra, dan Hafidzah bagaimana tidak.!, Rabi masih belum nampak terlihat, ada tanda tanya dalam benak mereka.

Nama mereka bertiga telah di sebut, tapi Rabi belum kunjung datang juga.

"Kenapa kalian belum masuk.."
Tanya kak Osis ke arah mereka.

"Kami nugguin Rabi kak"
Ucap Zahra dengan cemas.

Hingga nama Rabi'ah al-adawiyah di sebut.

"Rabi'ah al-adawiyah"
Tidak ada yang nyaut.

"Rabi'ah al-adawiyah"
Untuk kedua kalinya.

"Loh kemana Rabi..? dia masih belum ke sini..? "
Tanyanya kepada santriah.

"Bentar lagi kesini kok kak, katanya izin dulu, ada yang ketinggalan"
Ucap Umi memberikan penjelasan.

Wanita itu hanya mendengus pelan dan menggelengkan kepalanya.

Selang beberapa saat Rabi datang dengan terengah-engah, ia mengacungkan tangannya.

"Kak.. aku hadir...!"
Dengan napas putus-putus.

Sahabatnya bernafas lega dengan Rabi yang kini telah Hadir di depan mereka.

"Rabi kamu kemana aja..?"
Tanya Zahra penasaran.

"Kamu bikin kami cemas bi"
Ucap Hafidzah dengan halis ke bawah.

"Iya maaf"
Dengan tangan sedekap meminta maaf.

"Kalian cepat masuk..!"
Potong kakak osis itu menyegerakan agar mereka masuk kedalam bis.

"Yaudah nanti aja aku jelasin"

Sebelum berangkat mereka di pandu Do'a oleh kak Fatan.

°°°

Pandangan Adam menelusuri setiap kursi di dalam bus, yang telah di isi oleh para santri, ramai gemuruh di dalam bus, pandangan Adam tertuju pada kursi urutan ke 2 dari depan.

Kitab mimpi pesantren [on going] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang