14.Tetes Embun Bunga yang terjatuh

319 70 3
                                    

Senyum kecil menyungging dari mulutnya yang tipis berwarna merah muda, Rabi masih merasa girang setelah kejadian itu. Ia berjalan dengan gontai dengan tangan yang ia taruh di belakang dan ia kaitkan ke lengannya di bawah siku, di belakang Rabi, Zahra melihat aneh Rabi, pikiran Zahra terlintas ketika tadi Rabi melakukan hal aneh yang membuat para Fans Adam tercengang.

"Girang banget kayaknya orang itu..tuh...!"
Sindir Zahra di belakang Rabi

"Iya tuh... Yang udah berhasil memalingkan perhatian Adam, girang bener"
Timpal Umi.

"Apaan sih kalian"
Rabi menoleh ke belakang, ia memperlambat jalannya hingga ia berjalan berdampingan bersama ke-3 sahabatnya.

"Kamu tadi ngapain caperin Adam..?"
Tanya Zahra.

"katanya benci, gak suka, orangnya ngeselin, sekarang malah kegirangan..?"
Tanya Zahra bertubi-tubi.

"Banyak banget nanyanyah"

"Aku juga punya Alasan Ra"

"Alasan Apa Rabi'ah Al-adawiyah...?"

"Iya tadi tuh.. Aku gak suka aja gitu sama Fansnya Adam berisik banget..!"

Sebutan fans Adam hanya mereka berempat yang tau, hanya mereka yang mengutarakannya, padahal para Fans Adam tidak pernah mendeklarasikan komunitasnya sendiri.

"Ya Aku cari Alibi-lah Ra, agar mereka diam, dan aku berhasil"
Dengan senyum merekah di bibirnya.

"Serius ni Bi gak ada alasan lain...?"
Tanya Hafidzah.

"Gak ada Fi..aku serius..!"

"Kayaknya Boong deh"
Timpal Umi dengan halis kanannya terangkat.

"Soalnya....!"

"Soalnya apa Mi..?"
Tanya Rabi penuh selidik

"Umi lupa Bi, Enggak deh Umi bercanda.He..He..He"
Dengan kedua tangan menidakan.

"Ih... Kirain..! Plinplan Umimah"

"Tapi kamu harus ingat lo Bi, bisa-bisa, kamu dapat perlakuan gak baik sama Fansnya Adam"
Hafidzah memberikan penjelasan pada Rabi.

"Iya ada benarnya juga tuh Bi, apalagi cewek yang paling depan tuh, yang pakek jas garis-garis, dia itukan paling susah di bilangin"

Rabi merenungkannya, ia tidak pernah berpikir sejauh itu, dan akibat yang bisa ia peroloeh dari perbuatannya.

Tapi Rabi masih merasa tenang toh dia juga bercanda, dan tidak ada hal yang patut ia takuti.

"Ya jangan gitu dong..! do'ain yang baik-baik kek"

"Pasti dong Bi kami akan mendoakan yang terbaik"
Ucap Zahra.

"Kalaupun dia ngancam, Aku gak takut!, akukan punya sahabat kayak kalian!"

Zahra langsung merangkul Rabi, diikuti Umi dan Hafidzah yang ikut merangkul Rabi.
Hingga mereka saling rangkul satu sama lain.

Persahabatnya membuat Hati Rabi menjadi lebih tentram dan tenang. Aura kebahagiaan menaungi ikatan persahabatannya.

"Udah dianya jelek lagi..so kecantikan banget tau gak.. Aku sebagai sepupu Adam juga gak rela orang jelek nikah sama Adam" Umi yang selalu bicara cuplas-ceplos dengan kesal tersirat di wajahnya.

"Ya Allah, Umi.! gak boleh gitu loh.!" Hafidzah memberikan nasihat.

"Gitu-gitu juga dia hamba Allah" Jelas Hafidzah

"Maaf... Umi keceplosan!"
Sambil tangan kirinya menutupi bibir mungilnya.

"Tapikan Umi jujur"
Umi Sambil nyengir.

Kitab mimpi pesantren [on going] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang