3.Tak kenal maka taaruf

617 119 6
                                    


Di subuh hari pertama, ada kebisingian yang membangunkan dari relap tidur malam, para santri senior membangunkan dengan caranya masing-masing, kadang ada orkestra kegaduhan untuk membangunkan para santri.

Tak mau malu Dengan teman-temannya, keadaan membangunkan Adam, dengan sapaan pagi dari air yang teramat dingin lagi sejuk, membuat kelopak mata terbuka seketika, walau kadang udara subuh menghembuskan semboyan tidur lagi.

Adzan subuh seakan memberikan sugesti pada umat muslim, semua beranjak pergi ke masjid, untuk memulai hari dengan atas nama Allah.

Baju koko, sarung, kopiah dan sejadah telah melekat pada tubuh Adam, dia tinggal melangkah dari kamar, langkahnya terhenti oleh manusia bermata empat, yang berdiri menempel sebari bersandar pada lemarinya dengan sarung coklat yang menyelimuti dirinya bagai bunglon berkamuflase pada lemari sandarannya.

Ia sangat hebat pikir Adam, dalam keadaan berdiri setengah sadar,  dia masih nyaman menutup mata.

"Astagfirulloh..!, Amir ayo siap-siap kita ke Masjid"
Ajak Adam sedikit berteriak.

Amir tak hiraukan ajakan orang di depannya, dia masih asik di dunia mimpinya. 

"Mir..!"
Teriak Adam keduakalinya.

Suara Adam terdengar samar di telingan Amir.

"Apa sih Dam"
jawab Amir tak berdosa, dan masih menempel pada lemari dan menggaruk-garuk wajahnya.

Fadli mengahampiri Adam yang mematung di depan Amir, Ia juga sudah siap menuju masjid.

"Ada apa Adam..?"
Tanya Fadli melihat Adam Keheranan.

"Tuhh, lihat aja!"
Jawab Adam jengkel.

"Yaelah masih nempel aja dia, sini biar gue kagetin Dam"
Sanggup Fadli.

Dengan pelan Fadli melangkag dan menyasarkan tangannya menggebarak tubuh gemuk itu.

"AAAMIIIRR.....!"

"Ya allah,,!"
sambil terperanjat kaget

"Kowe(kamu) kebangetan"
Protes Amir pada Fadli, dengn mata yang melotot.

Tapi Fadli tak hiraukan marahnya. 

"Lo lihat jam dong mir.!"
Ucap Fadli memperingati.

"Kalau ada keamanan kesini kamu tau rasa mir, kena siram.!"
Adam berupaya menakuti Amir agar beranjak pergi dari zona nyamannya.

"Iya-iya ok, tungguin"
Amir sambil menguap dan mengucek-ngucek matanya.

"Dari tadi juga udah di tungguin"
Ucap Adam

"iyah siap... siap."
Tangannya meraba-raba ke dalam lemari mencari alat bantu melihatnya, lalu ia kenakan kacamata itu.

Merekapun berangkat bersama menuju Masjid.

°°°

Hari pertama di pesantren, Adam, Amir dan Fadli melaksanakan MOS Sekolah Aliyah.

Awal kegiatan dan perkenalan para Santri Putra dan Putri dilaksanakan di aula pesantren, sedangkan MTs di aula sekolah.

Suasana di aula sangat bising heboh, sebagian bercengkrama satu sama lain, ajang saling mengenal, menambah teman, berbagi cerita, bermimpi bersama atau hanya memilih sendiri dengan pandangan kosong yang masih di liputi rindu dan tak betah.

Kitab mimpi pesantren [on going] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang