23.Porseni 4: Awal Kemenagan

178 16 0
                                    

Setelah meraih kemenangan malam itu Adam dan temannya di hampiri oleh Fatih, dia datang dengan pandangan kekecewaan, kelam melandanya, menatap tim Adam yang di penuhi kebahagiaan.

Dia menatap Fatan di depannya, Fatan memandangi balik, Fatih menggaruk kepala belakangnya yang tak gatal.

Ada sedikit kecanggungan dengan senyum menyeringai ke arah Fatan.

Dia menjulurkan tangannya ke arah Fatan.

“Selamat ya Fat!”

Fatan tersenyum membalas Fatih.

“Thanks juga"
Balas Fatih tersenyum lebar ke arah Fatan.

“Sama-sama”

Sambil saling berjabat tangan kekinian.

Fatan berkacak pinggang melihat Fatih.

“Kita masih bersaingkan?"
Ucap Fatan dengan mengangkat halisnya.

“Pasti"
Balas Fatih.

Ada rasa yang terbendung di hati mereka, di balik persaingan yang selalu bersi tegang ada titik persaudaraan yang meleleh.

Dengan cepat Fatan membuka tangannya lebar juga diikuti Fatih melakukan hal yang sama lalu mereka saling rangkul.

Adam yang hanya bingung melihat mereka, seakan persaingan di atas panggung tadi sirna di mata mereka berdua.

“Tunggu, kalian kok bisa sebegitu akrabnya”

Mendengar itu Fatan tersenyum menatapa Adam.

“Iya Dam Fatih ini sepupu Aku”
Sambil menepuk pundak Fatih.

“Iya gak tih?”
Tanya Fatan ke arah Fatih.

“Iya”
Jawab Fatih singkat.

“Tapi dari kemaren kalian kelihatan musuhan?”
Tanya Adam penasara.

“Bukan hanya dari kemarin Dam, kita itu dari kecil emang suka bersaing, jadi Rival gtu”

“jauh-jauh hari kami selali bersaing dalam Segala hal, bukan hanya ingin menjadi yang terbaik, tapi di balik Fastabiqul Hoirot itu kami punya impian yang mesti kami raih dengan jerih payah”
Fatih mencoba menjelaskan.

Mendenga itu mata Adam berbinar-binar.

Fatan menepuk punggung Fatih seraya memberi sudut simpul di mulutnya.

“Maaf ya Dam, jika kemarin prilaku-ku terlihat sombong"

“Wish kan emang iya!!"
Canda Fatan menimpali ucapan Fatih.

“Woi..!!gue cuman mau gemparin lawan gue aja”
Balas Fatih.

“Tapikan elo kalah"
Timpal Fatan dengan sedikit tertawa.

“lo itu beruntung, lo juga gak bakal menang kalau gak ada Adam”

“Iya gak Dam?”
Balas Fatih seraya melihat ke arah Adam.

“Tapi Aku juga gak bisa sampai sekarang kalau bukan karena Kak Fatan dan Harun”
Balas Adam santai. 

melihat mereka berdua yang selalu menjadi Rival, Pikiran Adam melesat pada seorang Wanita yang juga menjadi Rivalnya.

“Rabi”
ucapnya pelan.

"Bagaimana penampilannya?, apa dia sudah tampil?”
Ada kekhawatiran yang merundung Adam.

Tanpa basa-basi Adam berlari keluara Aula.

kedua sahabatnya dan teman-temannya melihat Adam dengan tergesa-gesa dan berlari menuju keluar.

Kitab mimpi pesantren [on going] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang