9.Pengadilan Pesantren

364 92 3
                                    

Seperti biasanya, di bawah bangku Adam, selalu ada saja surat-surat cinta dan ungkapan perasaan santri putri. Entah bagaimana mereka menaruhnya di bawah bangku, apa jangan-jangan mereka menyewa jin sebagai pos pengantar surat,
Diantara surat mereka ada puisi ada yang hanya ungkapan perasaan, ada yang secara singkat menulis I LOVE YOU ada juga dengan kata Ana Uhibukkafillah, ada yang begitu niat sekali buatnya ada yang seadanya, diantara mereka ada yang menulis namanya di akhir surat ada yang tidak dan hanya inisial namanya saja, dan mereka tidak ada satupun yang Adam kenal.

Surat-surat itu tidak bisa Adam simpan, kalau ada penggeledahan bisa tercyduk kena hukuman, apa lagi yang ketahuan pacaran, bisa malu kena Taziran, kalau putri biasanya di kenakan kalung bertuliskan
"Abi maafkan Umi yang tidak bisa Mendoakan Abi dengan Istiqomah"
dan putra di kenakan kalung bertuliskan
"Maafkan Abi yang tidak bisa membahagikan umi sampai saat ini", kalau ketahaun ada yang pacaran bisa-bisa malu satu komplek.

Adam membaca setiap bait tulisan yang mereka tulis dari loosleft bergambar animasi, maupun polos, Adam juga tidak terlalu menghiraukan, tapi sebagian kata-kata dan diksi yang mereka pakai bisa membuatnya senyum senyum sendiri.

°°°°°°°°°°

Fadli dan Amir yang mengintip di balik dinding kelas, melihat gerak-gerik Adam yang mencurigakan dan senyum-senyum sendiri.

"Stop... Stop.. Tuh lihat dli..!"

Amir Mencoba memastikan Fadli agar melihat kelakuan Adam.

Fadli yang ikut mengintip Adam yang sedang senyum-senyum sendiri.

"jarang-jarang lo lihat adam kayak gitu" ujar amir.

"mencurigakan"
Fadli, sebelah halisnya terangkat tanda mencurigai.

"Yaudah kita deketin aja"
Mereka mendekati Adam dengan mengendap-ngendap mencoba mengagetkan Adam.

BRUUUUUUUKKKK

Fadli yang menggebrakan meja Adam, sontak Adam kaget dengan prilaku mereka.

"Ayo ngapain kamu Dam, senyum-senyum sendiri"

Amir bertanya penasaran pada Adam.

"Kalian kayak gak tau aja!, nihh.. Lihat!"

Sambil menyodorkan surat-surat kiriman santri putri.

Merekapun mendekatkan kursinya dan duduk di dekat adam.

"kapan ya... gua di kasih surat kayak Adam?"

Fadli yang berkhayal ingin mendapatkan surat seperti adam, dengan kedua tangan menopang dagunya.

"kalau aku sih ada dli..!"

Amir dengan penuh keyakinan

"gak..mungkin!"

Fadli yang tidak percaya dengan ucapan sahabatnya yang satu ini.

"Eh.. lihat.. aja, aku lihatin buktinya, baru bengong kalian"

Mencoba meyakinkan Adam dan Fadli sambil mengutak atik tasnya mencari barang bukti.

Adam yang senyum-senyum dengan prilaku Amir yang begitu gigih ingin meyakinkan Mereka.

"Nah.. Dapat.. Gimana-gimana?
Sambil meyakinkan, Menyodorkan secarik kertas loosleft putih.

Fadli yang terheran-heran membuka lebar matanya.

"Seriusan.. lo.. mir"

Fadli yang melongo melihat surat yang di keluarkan Amir masih tidak percaya si Teddy Bear mendapatkan surat dari kaum Hawa, toh Fadli lebih lebih keren dari Amir.

Kitab mimpi pesantren [on going] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang