BAB 9~Peduli

96 12 0
                                    

"Lo beneran gapapa? "

"Oh shit, lo udah ngomong itu ribuan kali!! Gw ga papa, jadi stop ikutin gw!"

Rahel membalikan badannya, lalu pergi meninggalkan Rafen.

Namun....

Rafen terlebih dahulu mencekal pergelangan tangan Rahel.

"Lo disini aja, temenin gw"ujar Rafen datar.

"Kalo gw ga mau?"tantang Rahel.
"Lo harus mau, disini temenin gw"

Rahel menghembuskan nafas kasar, pria didepannya ini sangatt keras kepala.

Mereka pun duduk disalah satu bangku yang berada di sisi lapangan.

"Pipi lo merah, sini gw obatin "tawar Rafen.

"NO!"teriak Rahel

"Kenapa?"

"Gw paling ga bisa disentuh cowok "tekan Rahel.

Angin berhembus kencang, menerpa rambut Rahel yang lumayan panjang.

Rafen menghirup dalam dalam aroma yang wangi dari rambut Rahel.

Kenapa, saat ada didekatnya Rafen seakan nyaman?

"Ngapain lo"

"Ngeliatin lo, karena lo cantik"

Jleb

Hahaha, kata kata Rafen sungguh membuat Rahel tertawa. Gombalannya terlalu basi!

"Basi"sarkas Rahel.

Rafen tersenyum saat mendapat respon dari Rahel. Dia wanita sempurna. Sangat jahat kalau Rafen mempermainkan hatinya.

Treengg

Suara bel masuk pun terdengar begitu nyaring, membuat Rahel berdiri dari duduknya.

"Bel bunyi, gw masuk"ujar Rahel.
"Tunggu! Pulang sekolah lo bareng gw aja. Gw anter"

"G!"

"Kenapa sih lo ga pernah mau terima tawaran orang "bingung Rafen.

Rahel berjalan lalu berhenti sebentar tanpa membalikan badannya.

"Karena selagi gw mampu, kenapa harus minta tolong orang lain? Itu membuat harga diri gw jatuh"ujarnya lalu pergi meninggalkan Rafen yang sedang mematung.

"Sempurna"

       #^_^#^_^#^_^#^_^#^_^

Bel pulang sekolah pun sudah berbunyi.

Rahel berjalan beriringan dengan Vano berdua menuju gerbang.

"Hel, bareng gw yo kebetulan gw dijemput"tawar Van.

Rahel menoleh kearah Vano lalu menatapnya tajam.

"Lo inget prinsip gw?"sinis Rahel.

Rafen hanya mampu tertawa cengengesan sambil menggaruk tengkuknya yang ga gatal.

Itulah sahabat nya. Ia tak mau menerima tawaran orang lain selain dirinya mampu.

Sampailah mereka digerbang.

Sembari menunggu bis yang biasa lewat pas didepan sekolah.

Brmm

Sebuah motor sport hitam berhenti didepan Rahel, membuat gadis itu mengerutkan dahinya bingung.

Pria itu membuka helmnya dan? Rafen?

"Ayo gw anter"

"G"

"Plies"

"G"

Vano rasanya ingin tertawa melihat perdebatan diantara mereka.

"Woy Rafen lo minta minta sampe lebaran monyet juga ga bakal diterima!"samber Vano.

Rafen menatap tajam Vano, membuat yang ditatap meminta ampun.

"Diem, gw bisa pulang sendiri"tekan Rahel lalu berjalan melewati mereka.

Namun....

Brukk

"RAHELLL"

            >o<>o<>o<>o<>o<

Seorang gadis terkapar lemas diranjang yang bernuasa putih.

Banyak alat alat yang ada didalam sana.

Gadis itu mengerjapkan matanya beberapa kali, kepalanya sangat berat.

"Gue dimana?"

"Lo udah sadar?"

Rahel menoleh, disana terdapat Rafen yang berjalan kearahnya.

"Kenapa gw bisa disini?"

"Tadi lo ketabrak mobil, akhirnya pingsan yaudah gw sama Vano langsung bawa lo kesini"

Rahel mengangguk anggukan kepalanya mengerti.

"Vano mana?"

"Dia udah pulang katanya cape"

Rahel menganggukan kepalanya sekali lagi.

Rahel memegang perutnya yang terasa sangat lapar.

"Gw tau lo lapar, ayo bangun gw suapin "ujar Rafen.

Rahel pun bangun dari tidurnya lalu duduk.

"Itu apa?"

"Bubur"

Rahel begidik geli melihat makanan itu. Sungguh didunia ini makanan yang paling ia benci adalah BUBUR.

"Ish, buang! Gw ga suka bubur"perintah Rahel.

"Lah terus nanti lo makan apa?"

"Gw mau sate"pintanya.

Rafen menghembuskan nafas kasar, untung cewek.

"Yaudah gw beliin dulu, tunggu sini"

Rahel menganggukan kepalanya bak seorang anjing yang diberi perintah!  Anjir perumpamaan nya hehe.

Rafen keluar dari ruangan Rahel menuju tukang sate.

Berasa layanin istri yg lagi sakit. Eh?

             ♥♥♥♥♥♥

Assalamualaikum....

Hehe cie Rafen peduli sama Rahel..

Kapan lagi tuh anak berdua akur haha

Jgn lupa like and voment..

Terima kasih

Give UpTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang