BAB 24~Baru 1 hari

77 8 0
                                        

Lo kemana aja
Saat gue terluka?
Bahkan orang lain yang nolong gue, bukan kekasih gue!

***

Bel istirahat sudah berbunyi sejak 5 menit yang lalu. Para murid berbondong bondong untuk pergi ke kantin. Sekedar mengisi perutnya.

Beda dengan Rahel, ia masih didalam uks, karena tadi rasa pusing menyerangnya secara tiba tiba.

Entah, dirinya merasa jenuh dengan sikap Rafen.

Padahal saat ia jatuh, ia jelas jelas melihat Rafen yang tengah memandangnya.

Tapi kenapa malah Andra yang menolongnya?

"Kenapa disaat gue terluka lo malah ngehindar? Kenapa malah orang lain yang nolongin gue Fen?"gumamnya pelan.

Rahel menoleh saat mendengar decitan pintu terbuka. Disana tertampang jelas wajah tampan Andra yang sedang berjalan ke arahnya.

"Gimana keadaan lo? Udah mendingan belom?"

"Udah"jawab Rahel dengan senyum mengembang dibibirnya.

"Makanya lain kali jangan suka ceroboh"ujar Andra sambil tertawa pelan.

Rahel menatap pria didepannya ini kagum. Wajahnya sangat tampan. Bahkan bisa dibilang melebihi Rafen.

Tubuh tinggi dengan otot yang berisi, kulit putih bersih, mata yang berwarna biru indah, hidung mancung, bulu mata lentik, rahang tegas, bibir tipis berwarna pink muda alami, ketua osis, ketua basket, soleh,pintar. Sungguh pria idaman sekali Andra ini. Dan Andra termasuk salah satu deretan most wanted boy. Mereka berdua sangat terkenal dikalangan siswa siswi SMA. Siapa lagi kalau bukan RAFEN DAN ANDRA.

Back to topic

Andra sengaja membawakan bubur yang sempat ia beli tadi di kantin untuk Rahel.

"Bangun, gue beliin lo bubur tadi"ujarnya sambil membantu Rahel bangun dari tempat tidur.

"Thanks Dra"

Andra tersenyum lalu menyendokan bubur itu ke mulut Rahel.

"Eitss gua bisa sendiri kali hahaha"

Andra menggeleng kearah Rahel, ia ingin menyuapi wanita yang ia cintainya itu.

"No no, gua pengen suapin lo. Sekarang buka mulut lo"ujar Andra lembut.

Rahel tersenyum sangat manis, andai Rafen seperti ini. Pasti ia bahagia. Andai.

Dengan cepat Rahel membuka mulutnya membuat peluang untuk Andra memasukan sedikit bubur itu kedalam mulut Rahel.

Andra tersenyum, melihat wanita yang dicintainya kini mulai merubah sifat dingin nya itu. Sifat yang selalu ada dalam tubuh Rahel.

Bersyukur adalah bagian utama menurut Andra.

***

Bel pulang sekolah sudah berbunyi, membuat seluruh murid siswa siswi berlarian keluar.

Sama halnya dengan Rahel, ia keluar dari kelasnya dengan santai tanpa beban. Beda dengan Vano yang grasak grusuk.

Tadinya ia ingin menumpang dengan Vano, tapi sayangnya lelaki itu ada urusan mendadak.

Nasib Rahel, ia tidak membawa mobil. Kan tadi dijemput oleh Rafen.

Dan inilah akhirnya, harus naik angkot atau ga jalan kaki.

Rahel berjalan dengan santai menuju gerbang sekolah.

Disana banyak teman temanannya yang dijemput oleh orang tua mereka. Entah itu ayah atau ibu.

Gadis itu iri, bahkan sangat iri! Andai ia bisa merasakan hal itu. Pasti dirinya bahagia.

Dimana kedua orang tua nya memeluk tubuh nya. Lalu Rachen menggendongnya.

Ia rindu dengan kaka nya itu. Kaka yang selalu Rahel do'a kan. Tapi kenapa tuhan jahat harus membuat kaka nya seperti itu.

Tapi mungkin tuhan mempunyai cara tersendiri untuk membuat Rahel bahagia.

Gadis cantik itu tersenyum getir dikala melihat teman sekelasnya itu mencium punggung tangan ibunya, lalu ibunya mencium pipi anaknya.

Rahel ingin hal itu terjadi padanya. Rahel ingin memeluk mamahnya. Rahel ingin bercanda gurau dengan kaka nya. Namun, ini sudah takdir yang Rahel rasakan.

Andai mamah tau, aku sangat menyayangi mamah. Andai kalian tau, Rahel sangat merindukan kalian. Gue kangen sama lo ka. Batinnya.

Rahel tersadar saat ada sebuah tangan yang menepuk pundaknya.

Gadis itu menoleh, disana ada Rafen yang tengah menatapnya datar. Disamping Rafen ada seorang wanita yang Rahel yakini adik kelas.

"Belom pulang Hel? "tanya nya dingin.

"Seperti yang lo liat"ujar Rahel tak kalah dingin.

"Oh iya, gue denger denger lo masuk uks ya? Alhamdulillah lo keliatan udah baikan"kata Rafen tenang.

Rahel hanya memandang Rafen dingin, seolah mengisyaratkan kekecewaan.

"O-oh, tadi lo kemana? Kok ga nemuin gue?"tanya Rahel seolah menyindir.

"Tadi gue nemenin Fara belajar di perpus. Kebetulan katanya kelas dia mau ada ulangan, yaudah gue temenin aja dia belajar di perpus "

Deg.

Ucapan Rafen membuat gadis itu diam mematung, haha sepenting itukah adik kelas dari pada Rahel?

"O-oh, lo ga nyamperin gua sebentar gitu?"pancing Rahel.

"Gue ga niat, menurut gua nanti juga lo bakal sembuh"

Rahel menatap Rafen tak percaya. Dia anggap dirinya ini apa? Ya tuhan seburuk inikah nasib Rahel.

Kekasih yang ia harapkan ternyata tidak peduli dengannya.
"Oh iya, gw boleh nebeng ga?"tanya Rahel datar plus dingin.

"Sorry Hel, gw mau anterin Fara. Sekalian nemenin Fara belajar. Lo pulang sendiri aja"

Ya, kali ini yang gadis itu lakukan hanya bersabar. Sabar, sabar dan sabar.

Padahal ia pacaran dengan Rafen baru satu hari, bagaimana kalau udah bertahun tahun. *Tapi emang iya ampe tahunan:v

"Yaudah gue duluan Hel, ayo Far"

Rahel dapat melihat jelas saat Rafen menggenggam telapak tangan wanita yang bernama Fara itu.

Didepan Rahel! Camkan itu.

Apa Rafen tak punya otak buat mikir apa?! Dia anggap dirinya apa? Pelampiasan??

Tak mau ngambil banyak pikiran, Rahel lebih memilih pulang cepat cepat.

Hari ini sangat sial baginya!

              ♥♥♥♥♥♥♥

Assalamualaikum...

Haii semuanya..
Akhir akhir ini aku buat ceritanya lebih panjang wkwk

Dikarenakan aku selalu gabut hehe

Yg penting jgn lupa vote and coment..

Karena agar aku bisa lanjut ke part berikutnya yeyy

Terima kasih....

Give UpTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang